TEMPO.CO, Batam - Membawa oleh-oleh setelah berlibur sudah menjadi tradisi bagi siapa saja. Wisatawan umumnya mencari hasil kerajinan tangan atau kuliner khas di tempat yang mereka kunjungi.
Jika berkunjung ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, simak apa saja buah tangan yang bisa kamu bawa dari sana. Pulau Natuna terletak paling utara di Selat Karimata. Pulau ini kerap dikunjungi oleh wisatawan domestik dan wisatawan dan mancanegara.
Pulau Natuna memiliki laut yang indah dan pesisir pantai yang berbatu. Pulau yang berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja ini juga memiliki puluhan jenis oleh-oleh. Sebagian besar terbuat dari kekayaan alam Natuna.
Toko oleh-oleh Kembang Jadi di Natuna. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Salah satu tempat membeli oleh-oleh adalah Toko Kembang Jadi di Jalan Datu Kaya, Ranai, Natuna. Untuk diketahui, toko oleh-oleh memang jarang dijumpai di Natuna. Salah satu yang terbesar adalah Toko Kembang Jadi ini. Wisatawan bisa memilih beragam cenderamata di toko tersebut.
Pemilik Toko Kembang Jadi, Linda Lestari mengatakan beberapa oleh-oleh khas Natuna. Di antaranya madu yang diambil langsung dari hutan Natuna oleh masyarakat setempat. Setelah itu, madu dititipkan ke toko oleh-oleh. "Satu botol madu khas Natuna seharga Rp 50 ribu," kata Linda kepada Tempo.
Pemilik Toko Kembang Jadi, Linda Lestari menunjukkan oleh-oleh khas Natuna bernama pedek yang terbuat dari fermentasi ikan teri. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Bagi yang ingin membawa buah tangan berupa hasil laut, bisa memilih olahan ikan, udang, cumi-cumi, dan sebagainya. Misalkan kerupuk atom yang terbuat dari ikan, kerupuk cumi hitam, kembang jadi bilis kering, pedek ikan teri yang difermentasi, udang kecil untuk nasi goreng, dan lainnya. "Kerupuk atom dan kerupuk cumi adalah favorit wisatawan," kata Linda.
Dia menjelaskan, tiada bagian ikan yang terbuang saat diolah menjadi oleh-oleh. Daging ikan sebagai bahan utama kerupuk atom dan tulang ikan menjadi kerupuk tulang ikan. Tak hanya buah tangan dari hasil laut, ada pula jenis kue khas Natuna. Wisatawan dapat memilih kue bangkit yang terbuat dari gula merah, santan kelapa, dan tepung. Bentuknya bulat dan padat seperti roti pada umumnya.
Lumpuk durian oleh-oleh khas Natuna. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Pilihan lainnya adalah shogun ubi, bubur pedas zainab, terasi asli natuna, dan segainya. "Natuna bukan cuma punya oleh-oleh kernas dan tabel mando saja," kata Linda.
Sebelum pandemi Covid-19, omzet Toko Kembang Jadi bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. Namun saat pandemi melanda, pendapatan otomatis turun karena jumlah wisatawa yang datang juga jauh berkurang.
Wisatawan yang berburu oleh-oleh adalah wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura. "Sebagian besar pengunjung berasal dari Batam, Tanjungpinang, dan Medan," kata dia. Sebagian oleh-oleh di Toko Kembang Jadi, menurut Linda, dibuat sendiri oleh karyawannya dan ada pula yang dipasok oleh penduduk sekitar.
Kerupuk asin cumi-cumi adalah salah satu oleh-oleh khas Natuna. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Seorang wisatawan Natuna, Dani mengatakan hanya mengenal kernas dan tebel mando sebagai oleh-oleh khas Natuna. "Ternyata ada banyak macamnya dan unik-unik," kata Dani. "Rasanya saya ingin mencoba semuanya."
Baca juga:
Bawa Oleh-oleh Travelling, Pilih Makanan atau Suvenir?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.