TEMPO.CO, Jakarta - Singapura telah membuka kembali wilayahnya bagi warga negara asing yang datang dari 19 negara dengan kasus Covid-19 rendah, termasuk Indonesia. Negeri Singa memang tengah membuka secara bertahap negaranya yang dimulai dari Brunei Darussalam dan Jerman.
"Mengapa, karena Brunei kasusnya relatif sangat rendah, kemudian jumlah penduduknya sedikit, vaksinasi tinggi, negaranya mampu memberi vaksin seluruh warganya. Jerman adalah contoh negara di Eropa yang paling disiplin, karena itu mereka melihat sebagai prototipe pada Jerman," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo, Selasa, 16 November 2021.
Setelah dua negara itu, Suryopratomo mengatakam Singapura menambah daftar negara menjadi 14 negara. Hingga akhirnya kini menjadi 19 negara, termasuk Indonesia.
Saat ini, tingkat penularan kasus Covid-19 di Indonesia dinilai rendah. Pemerintah mencatat kasus Covid-19 di Indonesia selalu di bawah angka 1.000 atau berkisar antara 400 hingga 700 kasus sejak 15 Oktober 2021 sehingga dinilai berpotensi rendah menularkan kasus jika masuk Singapura.
Pembukaan pintu Singapura untuk pelancong asal Indonesia rencananya dimulai pada 29 November mendatang. Wisatawan yang datang bisa masuk dengan skema Vaccinated Travel Lanes (VTL).
Suryopratomo mengatakan Singapura sangat ketat dalam memilah penduduk negara yang boleh masuk ke wilayahnya. Mereka pun masih membatasi WNA yang boleh masuk, yaitu sebanyak 300 sampai 400 orang setiap harinya dan setiap WNA yang masuk harus sudah divaksin.
Jumlah tersebut juga disesuaikan dengan petugas yang melakukan tes PCR di bandara serta ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sebagai antisipasi perawatan sakit karena Covid-19.
Syarat lain WNA boleh datang ke Singapura adalah dengan menggunakan pesawat direct flight atau tujuan langsung tanpa transit. Pesawat yang digunakan juga hanya pesawat yang mengangkut awak dan penumpang yang sudah divaksinasi.
Dengan kebijakan pintu masuk yang sangat ketat tersebut, kata Suryopratomo, angka kejadian Covid-19 dari luar negeri di Singapura sangat rendah. "Kalau boleh dikatakan 1.000 banding 1. Jadi, kalau ada 1.000 orang datang, itu kasus yang positif hanya satu orang," ujarnya.
Baca juga: 6 Pilihan Tur Unik di Singapura, Belajar Tanaman Hingga Menjadi Detektif
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.