TEMPO.CO, Jakarta - Qantas Airways akan segera melayani kembali penerbangan internasional ke Amerika Serikat, Inggris dan Jepang pada akhir tahun. Maskapai penerbangan Australia itu mengumumkan pada Kamis, 26 Agustus lalu bahwa mereka telah memulai persiapan menyusul rencana pembukaan kembali perbatasan internasional Australia secara bertahap.
Meski begitu, keputusan tersebut tetap bergantung pada pelaksanaan vaksin Australia sepanjang sisa tahun ini. Pemerintah menargetkan pada akhir tahun setidaknya 80 persen populasi telah divaksinasi Covid-19 penuh yang juga menjadi syarat pembukaan perbatasan. Saat ini, sekitar 30 persen dari populasi telah divaksinasi lengkap.
"Kami dapat menyesuaikan rencana kami jika keadaan berubah, yang telah kami lakukan beberapa kali selama pandemi ini," kata CEO Qantas Group Alan Joyce dalam sebuah pernyataan. "Beberapa orang mungkin mengatakan kami terlalu optimis, tetapi berdasarkan kecepatan peluncuran vaksin, ini dalam jangkauan dan kami ingin memastikan kami siap."
Destinasi terbesar yang akan menjadi fokus Qantas pertama adalah Amerika Utara, Inggris, Singapura dan Jepang. Destinasi tersebut adalah destinasi dengan permintaan tinggi dan risiko Covid-19 rendah.
Pada pertengahan 2022, Qantas berharap memiliki lima pesawat A380 untuk operasional rute dari Australia ke Los Angeles dan London. "Ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, termasuk pelatihan untuk orang-orang kami dan dengan hati-hati membawa pesawat kembali ke layanan," kata Joyce.
Ia juga mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan tiket perjalanan IATA ke dalam sistem mereka untuk membantu pelanggan membuktikan status vaksin dan lintas batas.
Qantas menutup operasi internasional pada Maret 2020 dan pesawatnya tidak meninggalkan Australia sejak itu. Melihat lebih jauh ke depan, Qantas dapat melanjutkan penerbangan ke tujuan internasional lainnya seperti Bali, Jakarta, Manila, Bangkok, Phuket, Kota Ho Chi Minh, dan Johannesburg pada April 2022.
TRAVEL AND LEISURE
Baca juga: 20 Maskapai Penerbangan Paling Aman dan Taat Protokol Covid-19