TEMPO.CO, Mataram - Sejumlah Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis di Nusa Tenggara Barat membentuk asosiasi untuk saling bekerjasama mempromosikan dan mengembangkan pariwisata di NTB pada Rabu, 28 Juli 2021. Pembentukan asosiasi ini dilakukan secara hybrid, yaitu ada yang hadir langsung dan melalui daring.
Lalu Sapta Setiawan yang terpilih sebagai Ketua Asosiasi Pokdarwis NTB itu mengatakan kehadiran asosiasi ini sebagai rumah bersama bagi seluruh Pokdarwis yang ada di NTB. “Harapannya ke depan ini bisa menjadi rumah kita bersama, teman-teman Pokdarwis,” kata dia, Kamis, 29 Juli 2021.
Sejumlah pokdarwis yang hadir antara lain dari pokdarwis Marente Sumbawa, Sekotong Lombok Barat, Labuan Kertasari Sumbawa Barat, Kembang Kuning Lombok Timur, Intan Bulaeng dan Masbagik Utara Lombok Timur.
Sapta mengatakan bersama asosiasi pokdarwis, ia ingin membangun pariwisata NTB yang lebih variatif, inovatif dan bisa bersaing dengan daerah lain. “Kita bisa membangun pariwisata NTB yang lebih variatif, lebih inovatif, dan dapat bersaing secara sehat dengan daerah-daerah lain,” ujarnya.
Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Lombok Tengah Lalu Sandika Irwan mengatakan semakin banyaknya komunitas masyarakat pariwisata desa ini bisa semakin menguatkan tata kelola desa wisata dengan beragam daya tarik. ''Yang akan membuat wisatawan berlomba datang ke NTB ini,'' kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi mengapresiasi terbentuknya asosiasi pokdarwis itu. ''Dalam hal ini tentu saja pokdarwis punya peran penting bagi kemajuan wisata kita,'' ujarnya.
Ia berharap pokdarwis yang selama ini turut berada di garda depan penerapan sapta pesona wisata bisa makin menguatkan peran pokdarwis mengawal kemajuan destinasi maupun desa wisata yang ada di NTB. "Desa wisata juga banyak dikelola oleh pokdarwis sehingga mudah-mudahan terbentuknya asosiasi ini menguatkan sinergi pentahelix antara pemerintah dengan asosiasi maupun antar unsur pentahelix lainnya," ujarnya. Ia juga berharap asosiasi ini bisa mendorong kebangkitan pariwisata di NTB usai pandemi.
Baca juga: 3 Kategori Desa Wisata dan Contoh Terbaik, Kepala Desa dan Pordarwis Wajib Tahu