TEMPO.CO, Malang — Kabupaten Tulungagung di Provinsi Jawa Timur mempunyai satu gunung ikonik. Gunung Budheg atau Gunung Cikrak, namanya.
Gunung Budheg berada di sisi selatan kota Tulungagung, tepatnya di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Gunung Budheg populer di Tulungagung, tapi tidak di Jawa Timur.
Dengan tinggi cuma 585 meter di atas permukaan laut, tentu saja tinggi Gunung Budheg tidak sepadan untuk dibandingkan dengan gunung-gunung yang lebih populer dan tersohor di Jawa Timur, seperti Gunung Arjuno, Gunung Penanggungan, Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
Ketidakpopuleran Gunung Budheg menantang sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mengikuti Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Kelompok 70 Gelombang 13 di Desa Tanggung selama sebulan pada Maret lalu untuk mempopulerkannya.
Tim PPM UMM itu beranggotakan Galuh Kusuma Wardhani (koordinator), Dheayu Risma Setiawan, Laysha Nurraihan Purwanto, Kelvin Yoanda Nurfajri dan Putra Eka Rizky.
Galuh mengatakan timnya melihat potensi yang bisa dikembangkan dari desa yang mereka tempati, yaitu lokasi Desa Tanggung yang berseberangan dan berdekatan dengan Gunung Budheg. “Lokasi desanya bisa menguntungkan perekonomian masyarakat desa jika dikelola dengan baik dan tepat,” kata Galuh yang dihubungi Tempo pada Sabtu sore, 17 April 2021.
Mahasiswa Program Ilmu Komunikasi FISIP UMM itu mengaku rancangan Desa Wisata Tanggung baru akan digarap serius pada awal 2022. Namun dia dan kawan-kawan sudah mengajukan desain desa wisata kepada pemerintah desa setempat.
Desain tersebut disambut baik oleh perangkat desa dan masyarakat. Partisipasi masyarakat penting dilibatkan, makanya sesekali mereka juga memberi revisi sampai akhirnya desain desa wisata rampung dibuat.
Walau baru tahap desain dan baru awal tahun depan dilaksanakan, Galuh dan kawan-kawan sudah menyiapkan beberapa langkah konkret. Salah satunya menjalin kerja sama dengan pemerintah desa setempat untuk membangun sarana dan prasarana seperti tempat parkir dan jamban. Mereka juga aktif memantau pembangunan desa wisata yang telah dicanangkan.
“Semoga bisa jadi ikon wisata baru di Tulungagung. Kami ingin berkontribusi pada peningkatan perekonomian masyarakat dan utamanya membuka lowongan kerja bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Galuh.
Sembari mengembangkan desain desa wisata Gunung Budheg, Galuh dan kawan-kawan menebar manfaat lain selama sebulan melaksanakan PPM. Mereka turut berkontribusi membuat tanam dan kebun penanaman bibit buah. Mereka banyak menanam banyak bibit mangga dan kelengkeng.
Baca juga: Tren Wisata 2021: Wisata Minat Khusus dan Kelompok Kecil Homogen