Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Geopark Maros Pangkep Layak Jadi Taman Bumi UNESCO

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Wisatawan melihat pemandangan indah yang disajikan di kawasan Batu Karst Rammang-rammang Bontoa di Maros, Sulawesi Selatan, 26 Agustus 2014. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan memperbaiki kondisi fisik kawasan tersebut. TEMPO/Fahmi Ali
Wisatawan melihat pemandangan indah yang disajikan di kawasan Batu Karst Rammang-rammang Bontoa di Maros, Sulawesi Selatan, 26 Agustus 2014. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan memperbaiki kondisi fisik kawasan tersebut. TEMPO/Fahmi Ali
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Geopark Maros Pangkep tersebar di daratan Kabupaten Maros hingga Pangkep. Bahkan membentang sampai kepulauan Spermonde. Luas kawasan karst di sana mencapai 43 ribu hektare.

Di hamparan daratan hingga laut itu, terdapat bebatuan purba yang menyimpan kekayaan geologi, terdiri dari batu gamping koral, batu gamping bioklastik, dan kalkarenit. Di saja juga terdapat banyak gua dengan jejak kehidupan manusia prasejarah. Di Gua Sumpangbita, Kabupaten Pangkep, misalnya, ada cap tangan yang diduga dari manusia purba.

"Harta karun" pariwisata Sulawesi Selatan itu menjadi perhatian Gubernur HM Nurdin Abdullah. Ia mendukung penuh Geopark Maros Pangkep di daftarkan dalam taman bumi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). 

Menurut Nurdin Abdullah di Makassar, Geopark Maros Pangkep sudah memenuhi standar untuk masuk UNESCO, tetapi harus dibarengi dengan konsistensi dari masyarakat dan pemerintah untuk tetap menjaga keasliannya.

"Iya (memenuhi standar), makanya saya bilang harus kami jaga. Jangan sampai kami mengubah fungsinya. Silakan membangun infrastruktur apa saja tapi itu (jangan mengubah keasliannya)," kata Nurdin Abdullah. 

Ia menjelaskan pembangunan infrastruktur bisa dilakukan secara berkesinambungan namun tetap memperhatikan dan menjaga keaslian situs budaya tersebut sebagai bagian dari kearifan lokalnya.

"Geopark Maros Pangkep ini memiliki banyak destinasi wisata. Makanya saya bilang ini harus betul-betul dijaga keaslian dan kearifan lokalnya. Jangan sampai karena kita membangun kawasan wisata tapi merubah fungsi," tegasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, langkah yang tepat untuk menjaga hal tersebut yakni menyayangi alam dengan segala upaya. Selanjutnya, yang terpenting, Geopark Maros Pangkep dapat mendorong kesejahteraan masyarakat setempat.

"Makanya saya sering mengatakan bahwa kalau mau disayangi oleh alam kita harus lebih menyayangi alam itu, makanya alam ini kita harus muliakan," ujarnya.

Sementara itu, General Manager Geopark Maros Pangkep, Dedi Irfan mengemukakan bahwa arahan Gubernur Sulsel sangat bermanfaat dan menjadi motivasi bagi badan pengelola Geopark Maros Pangkep, untuk mengajukannya sebagai situs budaya UNESCO.

Peserta lomba dayung perahu tradisional memacu perahunya di sekitar sungai pute kars Rammang-rammang, desa Salenrang, Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan, 1 Juni 2016. Lomba dayung tersebut dalam rangka penutupan TNI Manunggal Menbangun Desa (TMMD). TEMPO/Sakti Karuru

Dedi berharap, Geopark Maros Pangkep ini bisa segera menjadi pariwisata dunia. "Saya kira target kami adalah bagaimana kemudian Geopark Maros Pangkep ini bisa diterima sebagai bagian dari geopark global. Mudah-mudahan tahun depan akan ada prosas asesmen," harapnya.

Sebelum didaftarkan ke dalam situs Geopark UNESCO, pengelola akan membangun infrastruktur pariwisata di Geopark Maros Pangkep, untuk mendukung sebagai kawasan wisata dunia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

1 jam lalu

Sehat Jamu ditetapkan sebagai warisan budaya Takbenda/WBTB oleh UNESCO. Sumber: dokumen KBRI Pretoria
Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Budaya Sehat Jamu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi 12 elemen budaya lainnya.


Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Resmi UNESCO

3 jam lalu

Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Resmi UNESCO

Pemerintah Republik Indonesia mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada Sidang Umum (General Conference) UNESCO


4 Ekspedisi Wisata dengan Kapal Pinisi di Indonesia

4 jam lalu

Pemandangan dari dek kapal pinisi (Sumber: Shutterstock)
4 Ekspedisi Wisata dengan Kapal Pinisi di Indonesia

Sejarah, makna penamaan, dan rekomendasi wisata kapal Pinisi di Indonesia


Akhirnya Tema Kebudayaan Masuk dalam Debat Capres-Cawapres pada Pilpres 2024, Ini Respons Budayawan

10 jam lalu

Tiga bakal calon presiden yang akan bertarung pada Pemilu 2024: Prabowo Subianto (kiri), Anies Baswedan (tengah), dan Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers usai makan siang bersama Presiden Jokowi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 30 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Akhirnya Tema Kebudayaan Masuk dalam Debat Capres-Cawapres pada Pilpres 2024, Ini Respons Budayawan

Setelah sebelumnya tak tercantum dalam tema debat capres-cawapres pada Pilpres 2024, akhirnya tema kebudayaan ditetapkan menjadi topik debat.


Ini Alasan Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

15 jam lalu

Seorang pedagang menyiapkan jamu tradisional pesanan pelanggannya di Pasar Kemiri, Jakarta, 15 November 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi QRIS di DKI Jakarta tumbuh sebesar 89,64 persen (YoY) yaitu mencapai Rp18,33 triliun. TEMPO/Fajar Januarta
Ini Alasan Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Jamu ditetapkan menjadi WBTb dari Indonesia dalam daftar UNESCO. Dengan ini, total ada 13 WBTb dari Indonesia yang diakui oleh UNESCO.


Hari Lahir AA Navis Sastrawan Asal Padang Panjang Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

1 hari lalu

Sastrawan Ali Akbar (AA) Navis, 1991. Dok/[TEMPO/Hidayat SG
Hari Lahir AA Navis Sastrawan Asal Padang Panjang Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

Hari lahir sastrawan AA Navis asal Padang Panjang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Hari Perayaan Internasional. Berikut profil dan karya-karyanya.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

2 hari lalu

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Mengenal Apa itu Noken: Filosofi dan Fungsinya

3 hari lalu

Penggagas noken sebagai warisan budaya UNESCO, Titus Pekey bersama peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto. Dokuman Pribadi
Mengenal Apa itu Noken: Filosofi dan Fungsinya

Salah satu hasil kerajinan Papua yang mendunia adalah Noken. Bahkan Noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.


Kilas Balik Penetapan Noken Papua Sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

3 hari lalu

Noken anggrek emas atau toya agiya buatan Suku Mee di Kabupaten Dogiyai, Papua. Dok. Hari Suroto
Kilas Balik Penetapan Noken Papua Sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

Noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO sejak 2012.


Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

3 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

Generasi muda antar negara berkumpul merembukkan permasalahan iklim.