TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis perhotelan terancam gulung tikar setelah wabah corona menyerang. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Krishnadi mengatakan, tingkat okupansi hotel dan tempat penginapan sudah merosot hingga di bawah 9 persen sejak Januari 2020.
Menurut Krishnadi, lebih dari 30 pengelola hotel di Jakarta telah mengibarkan bendera putih. Mereka tak sanggup lagi untuk bertahan karena arus kas selama tiga bulan terakhir tidak bisa menutupi biaya operasional. Mereka akhirnya memilih tidak beroperasi sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Meski begitu, Krishnadi melanjutkan, ada sebagian kecil hotel yang bisa bertahan dengan membuat program-program khusus. "Yang bertahan ini, mereka menawarkan promo khusus atau ikut dalam program pemerintah dengan menyewakan kamar bagi tenaga medis," kata Krishnadi.
Berdasarkan data PHRI, setidaknya sudah 698 hotel di Indonesia yang memilih untuk menutup semua kegiatan operasionalnya. Sebagian besar berada di Jakarta, Bali, dan Manado. Bahkan, tidak sedikit yang terpaksa memberhentikan pegawai-pegawainya.
Hotel-hotel yang memberi penawaran khusus untuk isolasi atau karantina mandiri sejauh ini belum menunjukan peningkatan dari segi okupansi. Begitu juga dengan hotel yang bergabung dengan program pemerintah. Bahkan, mereka berpeluang kehilangan pelanggan. Sebab, keberadaan petugas medis yang menangani pasien COVID-19 di tempat itu dapat membuat konsumen khawatir tertular. "Situasi saat ini memang cukup berat, PHRI menyerahkan semua keputusan kepada pengelola hotel," kata dia.
Pemprov DKI Jakarta tercatat menggandeng Perusahaan Daerah Jakarta Tourisindo untuk menyediakan empat hotelnya bagi lebih dari 600 tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di Ibu Kota. Adapun Kementerian Pariwisata menggandeng Accor Hotels Group yang memiliki empat aset, yaitu Novotel Cikini, Mercure Cikini, Ibis Styles Sunter, dan Ibis Cikini. "Untuk membantu penanganan wabah corona di Ibu Kota. Tenaga medis perlu mendapat dukungan,” kata Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo, Novita Dewi.
Adapun hotel di Ibu Kota yang menawarkan promo khusus di masa Covid-19 antara lain Swissbel-Hotel dan Hotel Aryaduta Jakarta. Swissbell-Hotel Jakarta dan Bali dalam laman resminya memiliki tiga promo khusus bagi konsumen yang ingin menyewa kamar dengan tarif murah selama masa penanganan pandemi corona, yaitu Quarantine Package, Stay Longer Package, dan Stay Relax Package.
Sementara Hotel Aryaduta meluncurkan promo penyewaan kamar untuk konsumen yang ingin melakukan isolasi mandiri. Paket dengan nama Comfort In Self-Isolation tersebut dibanderol dengan harga Rp 850 ribu per hari. Menurut Presiden Aryaduta Hotel Group, Greg Allan, promo ini ditujukan bagi konsumen yang ingin menjadikan kamar hotel sebagai tempat karantina mandiri.
Kata dia, paket ini menjamin konsumen tak akan berinteraksi dengan tamu dan pegawai hotel. Konsumen tetap mendapatkan makanan tiga kali sehari dan tinggal di ruangan yang telah dibersihkan secara khusus. "Hanya untuk orang yang isolasi mandiri selama 14 hari," ujar Greg.