TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah di berbagai negara yang terimbas Covid-19, memastikan warganya yang pelesiran ke mancanegara tak terpapar virus corona. Kebijakan yang diambil adalah warga mengkarantina dirinya sendiri selama 14 hari di rumah, dengan pantauan para medis.
Nah, saat karantina, kebosanan bisa saja terjadi. Beberapa museum membuka layanan kunjungan virtual. Ini bisa dimanfaatkan warga dunia yang sedang menjalani karantina diri. Berikut adalah museum yang membuka layanan virtual sebagaimana dinukil dari Atlas Obscura. Anda cukup bersantai di sofa, lalu nikmati koleksinya.
Museo Galileo
Museum Italia ini berada di Florence, yang dipenuhi dengan alat-alat, besar dan kecil hasil karya Galileo. Koleksinya merupakan sumbangan atau dibeli dari keluarga-keluarga kaya Italia, yang telah menyikut penyelidikan ilmiah. Jelajahi dan lihat astrolab yang elegan, mikroskop senyawa yang indah, dan banyak lagi.
Menurut situs Museum in Florence, Museo Gailileo pernah mengalami renovasi, kini koleksinya berupa instrumen ilmiah yang sangat akurat dan penting. Museo Galileo merupakan bukti Kota Florence memiliki minat terhadap sains dan seni sama besarnya. Koleksi tertua berasal dari keluarga Medici dan Lorraine, umumnya dalam ilmu alam, fisika dan matematika. Keluarga itu mendukung riset-riset besar pada abad-17 yang terinspirasi dari Galileo.
Seorang wisatawan memandangi sistem tata surya rekaan Galileo Galilei. Foto: @klattalyst
Tur Museum Mesir Rosicrucian
Museum Mesir Rosicrucian menyediakan tur galeri 360 derajat. Museum yang berlokasi di San Jose, California itu, memiliki berbagai koleksi yang bertutur mengenai kehidupan setelah kematian, alkimia, dan banyak lagi lainnya.
Dinukil dari situs Expedia, Rosicrucian Egyptian Museum memiliki koleksi terlengkap barang-barang antik dari Mesir Kuno di Amerika. Museum ini berada di bangunan bergaya Mesir yang dibangun secara khusus, dengan replika taman dan arsitektur Mesir kuno.
Koleksi awalnya hanya satu patung, sebuah artefak milik H. Spencer Lewis, yang mendirikan ordo Rosikrusian. Ordo Rosikrusian mempelajari hikmat dan ajaran yang diturunkan dari peradaban-peradaban, seperti Mesir Kuno. Lewis membuka koleksi umum artefak Mesir pada tahun 1927 dan museum ini sekarang memiliki lebih dari 4.000 benda koleksi.
Museum Cam Fatberg London
Museum ini memajang berbagai hal yang kotor menganai manusia. Koleksi adalah berbagai barang yang berkaitan dengan limbah, sampah, bahkan kotoran yang dihasilkan dari kehidupan manusia. Dinukil dari The Guardian, Museum Cam Fatberg menampilkan feses, lemak, minyak, tisu basah, dan produk sanitasi yang menjijikkan.
Namun, Anda bisa melihatnya dari jauh dengan visual 360 derajat. Jadi, Anda tak perlu melihat jamur atau spora yang tumbuh pada kotoran-kotaran itu. Dan mungkin juga mengelak dari imajinasi mengenai aromanya.
Wisatawan melihat karya seni yang dipajang di The Frick Museum. Foto: @frickcollection
Tur Garden Court The Frick
The Frick Museum, sebuah rumah mewah yang berubah menjadi museum di New York City. Koleksinya berupa lukisan dan seni dekoratif. The Frick Museum juga merupakan tanah lapang berhias taman yang damai, diapit oleh tanaman berdaun dan bermandikan cahaya. Kini, Anda bisa berada di tengah lapangan itu maupun di dalam museum.
Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan Universitas Oxford
Menurut Sun Education Group, Universitas Oxford merupakan pusat pembelajaran, pengajaran, serta penelitian terkemuka dan merupakan universitas berbahasa Inggris tertua di dunia. Terletak di kota Oxford Inggris, universitas ini sudah berdiri paling tidak sejak abad ke-11.
Universitas Oxford memiliki beberapa museum yang memamerkan benda-benda berharga, langka, unik, serta bersejarah. Museum Universitas Oxford memiliki bagian-bagian berupa Ashmolean Museum, Museum of Natural History, History of Science Museum, Pitt Rivers Museum, dan Bate Collection of Musical Instruments. Bertandang ke museum ini di alam nyata tidak dipungut biaya sama sekali. Kini, Anda yang di luar Inggris juga bisa mengunjunginya.
Google Arts & Culture Tours
Google Arts & Culture Tours menawarkan tur museum secara virtual. Google bekerja sama dengan pengelola museum, menyediakan layanan kunjungan virtual gratis, selama mewabahnya virus corona. Dari situs artsandculture.google.com, wisatawan bisa mengunjungi Galeri Uffizi di Florence, British Museum, Museum Nasional di New Delhi, Museum Guggenheim di New York, dan banyak lagi.
Google Arts & Culture Tours menampilkan museum dalam dan luar ruangan, juga berbagai destinasi taman nasional dan situs bersejarah. Foto: @google.tours
Bahkan Google Arts & Culture Tours menawarkan visual 3D pemandian Suriah abad ke-12 dan Katedral Metropolitan Mexico City. Untuk lebih banyak tur digital, Atlas Obscura menyarankan ikuti tagar #MuseumFromHome di Twitter.