TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona COVID-19 yang merebak di Italia memunculkan aturan pembatasan perjalanan. Setelah pemerintah Italia mengunci seluruh wilayah Lombardia, Milan, serta Venesia dan banyak bagian wilayah utara, termasuk lereng ski di Piemonte.
Keputusan itu menyebabkan 16 juta orang dikarantina, pada Minggu, 8 Maret 2020, kini langkah baru diterapkan.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengimbau 60 juta orang warga Italia untuk tetap tinggal di rumah. Pembatasan berlaku untuk semua perjalanan pribadi, yang bukan urusan penting.
"Kebiasaan harus diubah sekarang," kata Conte, dikutip dari USA Today. Ia meminta untuk seluruh warga untuk bisa menerima aturan baru itu.
Pembatasan itu berlaku dimulai pada Selasa, 10 Maret hingga 3 April. Aturan itu juga terkait penutupan kegiatan sekolah dan perguruan tinggi. Sedangkan pub, restoran, kafe, harus sudah tutup sebelum waktu malam.
Ketika pemerintah menetapkan pembatasan, berbagai jalan di Milan dan Lombardia mulai sunyi, seperti dilaporkan USA Today. Posko pemeriksaan disediakan di stasiun kereta untuk mendeteksi pelancong.
Di Stasiun Pusat Milan, orang-orang diminta menandatangani formulir polisi. Hal itu terkait keterangan menyatakan alasan bepergian.
Seorang pelancong, Patrizia Peluso tiba di stasiun Milan, Senin, 9 Maret. Ia baru saja pulang dari liburan lima hari dengan dua anaknya di Laplandia, Finlandia. Peluso harus mengubah rute penerbangan kembali mereka melalui Roma, setelah maskapai membatalkan penerbangan ke Milan.
Ia bersama anak-anaknya, kemudian menggunakan rute kereta Napoli-Turin. Pemilihan rute itu, karena menghubungkan dua kota yang bukan kawasan karantina. Peluso melewati gerbang penjagaan, petugas mengonfirmasi tempat tinggal di Milan, sekaligus menanyakan alasan mereka bepergian.
“Saya menjelaskan bahwa kami pergi berlibur, dan saya harus kembali bekerja. Jika tidak, saya tidak akan kembali sama sekali,” kata Peluso.
Ketika pemerintah menetapkan aturan pembatasan, semua pertemuan publik mesti ditunda. Kegiatan itu antara lain, termasuk pesta pernikahan dan acara olahraga. Adapun bioskop, pusat kebugaran, resor ski, disko, juga ditutup, seperti dilaporkan Vox.
Suasana sepi di sebuah kereta menuju wilayah utara di tengah penyebaran virus Corona di Roma, Italia, 6 Maret 2020. Xinhua/Alberto Lingria
Pekan lalu, pemerintah Italia telah menutup semua sekolah sampai 15 Maret. Menurut Perdana Menteri Giuseppe Conte, ia berharap masyarakat bisa mengambil tanggung jawab pribadi dalam mematuhi pembatasan yang diterapkan.
Beberapa tokoh menggunakan tagar #iostoacasa, yang berarti "Aku Tetap di Rumah" di Twitter. Cara itu untuk mendorong orang mematuhi aturan baru itu. "Ini adalah momen tanggung jawab diri sendiri," kata Conte.
USA TODAY | VOX