Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gara-Gara Ponsel, Jualan Wisata Seni Batu Badui Kian Mudah

image-gnews
Gurun Wadi Rum di selatan Amman, Yirdania, situs warisan budaya UNESCO yang menyimpan seni pahatan batu. Jeremy Horner/Lightrocket/Getty Images
Gurun Wadi Rum di selatan Amman, Yirdania, situs warisan budaya UNESCO yang menyimpan seni pahatan batu. Jeremy Horner/Lightrocket/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film epik macam Star Wars dan The Mars berterima kasih kepada Gurun Wadi Rum. Semesta gurun ini membuat gambaran galaksi mendekati kenyataan. Tanahnya yang memerah sangat mirip dengan Planet Mars. Sementara perbukitan dan tebingnya seperti visual planet di galaksi antah berantah.

Namun pesona sesungguhnya gurun itu, tak sebatas lanskap yang indah. Di sela-sela bebatuan yang tersembunyi tersimpan pahatan dari masa ribuan tahun silam. Gurun yang dijuluki Lembah Bulan atau Valley of The Moon, itu harus mempertahankan seni ukir batu cadasnya dari erosi akibat cuaca ekstrem, vandalism, penjarahan, dan bahkan wisatawan.

Repotnya, belum ada upaya besar untuk mendokumentasikan seni ini dengan benar. Dengan begitu artefak-artefak yang kaya sejarah ini perlahan-lahan memudar dan hilang dari memori rakyat Yordania.

Namun kini kolaborasi antara non-government organization dan warga Suku Badui mulai membuahkan hasil. Saat para pemuda Badui itu menjelajahi Wadi Rum dan menemukan seni pahat batu, mereka akan segera memotretnya. Menandai lokasinya dengan bantuan Global Position System (GPS). Lalu menandainya dengan geotag. Dengan begitu semua happy. Penemu senang, peneliti mendapat pasokan baru, dan wisatawan gembira.

Ahli geografi dari Arizona State University, Kaelin Groom, menjelaskan bahwa beberapa seni cadas di Wadi Rum berusia hingga 5.000 tahun. Dok. USAID

Aplikasi untuk menjaja objek wisata ini memang sangat membantu. Terutama, orang-orang Badui memiliki alat untuk membuat atlas digital dari kisah leluhur mereka, memberdayakan mereka untuk mencegah warisan budaya mereka menghilang ke ditelan pasir.

Ahli geografi dari Arizona State University, Kaelin Groom, menjelaskan bahwa beberapa seni cadas di Wadi Rum berusia hingga 5.000 tahun. Serta memuat uraian-uraian kaum Thamudik —  istilah yang diberikan pada teks-teks di wilayah kuno yang kurang dipahami — ukiran-ukiran ini sering menggambarkan fauna yang tidak lagi hidup di Yordania, termasuk burung unta, singa, oryx, ibex, dan hyena.

Bahkan, guratan-guratan yang jadi objek wisata itu diceritakan dengan keliru oleh pemandu wisata dari Suku Badui. Mereka hanya bermodal dari cerita turun temurun yang menghibur. Groom mencatat bahwa pekerjaan arkeologis pernah dilakukan di daerah itu sebelumnya, namun tak mendapat sambutan yang baik dari penduduk setempat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 2005, Niccole Cerveny , seorang profesor geografi di Mesa Community College di Arizona, selama studi penelitiannya di Gurun Wadi Rum, menciptakan Indeks Stabilitas Seni Batu (RASI).  Aplikasi itu membantu  masyarakat setempat untuk memahami apa yang perlu dilindungi.

Cara kerjanya begini: saat warga Suku Badui menemukan seni pahat cadas, ia membuat sketsa atau memotretnya. Kemudian mencatat koordinat GPS-nya. Lalu mulai mengisi seperti angka 0 untuk tidak ada kerusakan dan angka 3 bila ada kerusakan. Agar makin sahih penilaian tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang menilai kualitas pahatan itu. Lalu computer menganalisisnya seberapa bagus atau rusak suatu pahatan. 

RASI dapat digunakan oleh siapa saja dengan pelatihan dasar dan tanpa keahlian khusus yang diperlukan sebelumnya.  "Itulah mengapa sangat efektif," kata Groom. Menurut Groom, inilah kegunaan ekowisata, yang melibatkan komunitas untuk melestarikan alam dan budaya.

Warga Badui sedang memperoleh pelatihan untuk memasukkan data pahatan batu ke dalam RASI. Foto: Kaelin Groom/Atlas Obscura

RASI datag pada saat yang tepat. Secara kebetulan, pada tahun 2015, orang-orang Badui mulai memiliki ponsel cerdas.  Mereka mulanya menolak ponsel itu, dengan alasan ponsel Nokia mereka memiliki ketahanan baterai yang luar biasa. Namun, ponsel mampu membuat mereka mengakses media sosial, dan tentu saja membuat pekerjaan mereka menawarkan pariwisata menjadi lebih mudah. Apalagi ponsel juga memiliki GPS dan kamera, dengan begitu RASI bisa bekerja dengan baik tanpa menggunakan banyak alat.   

Dengan aplikasi RASI, warga Badui bisa menunjukkan spot-spot terunik atauun terbaru bagi wisatawan. Mereka pun mampu menceritakan detailnya, dengan pemahaman arkeologis yang didapatkan dari para ahli purbakala. Inilah yang membuat Wadi Rum kian menarik, bukan hanya embel-embel lokasi syuting. Tapi jauh di gurun tebihm celah batu, terdapat peninggalan sejarah yang harus dilestarikan. 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Lokasi Syuting Dune: Part Two yang Menarik Dikunjungi

54 hari lalu

Dune: Part Two. Foto: Instagram/@dunemovie
4 Lokasi Syuting Dune: Part Two yang Menarik Dikunjungi

Dune: Part Two, sekuel dinanti-nantikan, menampilkan aksi dan narasi fiksi ilmiah dengan 4 lokasi syuting di negara berbeda.


Dua Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Kondisinya Parah dan Dirujuk ke RSUD Banten

8 Februari 2024

Warga menggotong pasien gigitan ular berbisa yang kondisinya parah di kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak untuk dirujuk ke RSUD Banten.ANTARA/Mansur
Dua Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Kondisinya Parah dan Dirujuk ke RSUD Banten

Dua warga Badui korban gigitan ular berbisa ini sudah sepekan dengan kondisi cukup parah. Bagian tangan menghitam dan membusuk.


Berburu Durian di Perkampungan Badui Lebak sambil Menikmati Panorama Alam

21 November 2023

Wisatawan menikmati buah durian di kawasan permukiman Badui di Kabupaten Lebak, Banten dengan harga rata-rata Rp30 ribu per buah, Minggu (19/11/2023). ANTARA/Mansyur
Berburu Durian di Perkampungan Badui Lebak sambil Menikmati Panorama Alam

Pada musim buah durian, hampir semua rumah di permukiman Badui berdagang buah tersebut. Diperkirakan musim durian berlangsung sampai Januari 2024.


Badui Dalam Banyak Dikunjungi Pelajar selama Libur Sekolah

17 Juli 2023

Akses Badui Dalam melintasi hutan perbukitan dengan jalan setapak berbatu, Ahad, 7 Juli 2019. TEMPO | Anwar Siswadi
Badui Dalam Banyak Dikunjungi Pelajar selama Libur Sekolah

Meski melelahkan, para pelajar itu dapat memuaskan rasa penasaran mereka terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Badui Dalam.


Sejumlah Warga Badui Menjadi Korban Gigitan Ular Berbisa

6 Februari 2023

Penggemar ular dari komunitas DPO mencoba menghindari gigitan seekor ular berbisa di Cibeunying Park, Bandung, Jawa Barat, 16 November 2014. Atraksi ini menjadi hiburan sekaligus edukasi tentang penanganan terhadap ular berbisa. TEMPO/Prima Mulia
Sejumlah Warga Badui Menjadi Korban Gigitan Ular Berbisa

Sahabat Relawan Indonesia mencatat jumlah warga Badui korban gigitan ular berbisa melonjak selama satu bulan terakhir.


Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

22 November 2022

Ai Dewi, guru keliling Suku Badui. Foto: dok. Istimewa
Perjuangan Dewi Mengajar Suku Badui, dari Diusir hingga Jalan Kaki Puluhan Kilometer

Dewi, guru madrasah rela menempuh jarak puluhan kilometer untuk mengajar anak-anak suku Badui.


Musim Panen Durian di Badui, Pedagang Bisa Raup Keuntungan hingga Rp5 Juta

21 September 2022

Seorang bocah Badui memanggul durian dari pemukiman Baduy untuk mengantarkan durian wisatawan untuk dibawa ke kendaraan yang diparkirkan di Terminal Ciboleger. ANTARA/Mansur
Musim Panen Durian di Badui, Pedagang Bisa Raup Keuntungan hingga Rp5 Juta

Pedagang durian setiap akhir pekan bisa meraup keuntungan antara Rp1 juta sampai Rp1, 5 juta, namun hari-hari biasanya Rp500 ribu.


Sebulan, Sedikitnya 7 Warga Badui Meninggal Diduga Karena Campak

21 September 2022

Seorang balita di Kampung Cisadane, permukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mengalami demam dan bintik-bintik merah saat dilakukan pelacakan kasus campak. ANTARA/Mansur
Sebulan, Sedikitnya 7 Warga Badui Meninggal Diduga Karena Campak

Tracing kontak erat kasus positif campak belum mencapai seluruh kampung di Badui.


Tradisi Seba, Suku Badui Dalam Jalan Kaki Ratusan Kilometer Temui Gub Banten

7 Mei 2022

Masyarakat Badui Dalam melaksanakan tradisi Seba dengan Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi dan pejabat lainnya, Jumat, 6 Mei 2022. Foto: Antara/Mansur
Tradisi Seba, Suku Badui Dalam Jalan Kaki Ratusan Kilometer Temui Gub Banten

Masyarakat Badui Dalam berjalan kaki sejauh 160 kilometer untuk silaturahmi dengan Gubernur Banten Wahidin Halim dan pejabat lain dalam tradisi Seba


Cara Unik Sapaan di Belahan Dunia: Angkat Alis, Gosok Hidung, Remas Jempol

17 November 2021

Pangeran Harry bersalaman 'hongi' ala suku Maori saat bertemu Ngati Ranana Maori dalam penerimaan Tim Selandia Baru Invictus di kedutaan Selandia Baru di London, Inggris, 8 September 2014. (Chris Jackson/Getty Images)
Cara Unik Sapaan di Belahan Dunia: Angkat Alis, Gosok Hidung, Remas Jempol

Bentuk sapaan di tiap negara bisa berbeda dan tampak unik, mulai angkat alis, menggosok hidung, julur lidah dan meremas jempol.