TEMPO.CO, Jakarta - Aman Kyoto merupakan resor dan menjadi properti ketiga dari Aman di Jepang. Resor ini disebut sebagai penginapan di tengah taman rahasia, pasalnya, lokasinya di tengah hutan kecil yang terpencil seluas 32 hektare.
Aman Kyoto akan dibuka pada 1 November 2019. Resor ini adalah tempat peristirahatan yang terpencil. Suasana hutan yang tenang dan nyaman itu, berhias kicau burung dan gemericik suara air sungai. Selain hutan kecil di sudut Kyoto, Aman Kyoto tak begitu jauh dari situs warisan dunia UNESCO yang ikonik, Kuil Kinkaku-ji.
Alam memang memanjakan Aman Kyoto, resor ini memiliki taman dengan sungai kecil, dan di sisi lain terdapat bukit berhutan. Meskipun tak begitu luas untuk ukuran hutan, di dalamnya terdapat pohon cedar, cemara, camelia dan pohon maple Jepang. Pepohonan itu berubah warna sepanjang tahun, membuat setiap musim kian berwarna di Aman Kyoto.
Kesan megah dalam seni minimalis modern yang menawan, rupanya diperoleh dari pembatalan sebuah proyek besar. Bangunan yang digunakan oleh Aman Kyoto, mulanya akan digunakan sebagai museum tekstil. Pemiliknya adalah kolektor obi yang paling dihormati di Jepang. Obi merupakan selempang hiasan untuk kimono Jepang tradisional. Ketenangan dan seni desain museum inilah yang membuat Aman Kyoto terlihat elegan.
Sementara untuk taman, suasana dibuat natural. Bebatuan disusun sedemikian rupa, sebagian lagi dijadikan tangga untuk melewati taman bagian atas. Seluruh taman dan bebatuan di dalamnya, dirancang untuk mengumpulkan air hujan melalui gua-gua dan terowongan air, yang digunakan untuk keperluan hotel dan estetika lainnya.
Ruang makan resto The Living Pavilion yang terletak di luar ruangan, menjanjikan suasana bersantap di tengah hutan yang mewah. Dok. Aman Kyoto
Desain
Resor ini adalah mahakarya arsitektur yang diciptakan oleh Kerry Hill Architects, yang merancang Aman Tokyo dan Amanemu. Sesuai dengan estetika Aman, yang sangat terinspirasi oleh Jepang, bangunan-bangunan Aman Kyoto dirancang selaras dengan alam.
Kamar-kamarnya memiliki jendela setinggi lantai hingga langit-langit kamar. Bukan hanya berfungsi sebagai sirkulasi udara, namun jendela-jendela itu juga membingkai pemandangan indah hutan Kyoto. Setiap kamar memiliki tikar tatami yang menutupi lantai, dan tokonoma - ruang di dinding untuk menyimpan hiasan.
Interior yang luas dan tata cahaya dibuat untuk menciptakan rasa damai, relaksasi, dan kontemplasi. Semua furnitur, termasuk lentera tradisional Jepang, telah dirancang khusus dan eksklusif untuk Aman Kyoto. Artefak yang dipilih dengan cermat, baik vas, karya seni atau barang antik, telah dipilih secara individual untuk setiap ruang. Ruang-ruang itu untuk merayakan nilai estetika Jepang.
Kamar Tamu
Aman Kyoto memiliki enam Paviliun Guest yang menampung 26 kamar tamu. Paviliunnya didesain mirip dengan penginapan ryokan tradisional Jepang, minimalis, dan masing-masing memiliki jendela besar. Semua akomodasi di Aman Kyoto menawarkan suasana kesendirian dengan pemandangan taman, dan privasi tertinggi.
Paviliun Washigamine dan Takagamine diberi nama sesuai dengan dua gunung di taman nasional Kyoto. Lokasinya di titik tertinggi dan paling terpencil dari properti. Menawarkan pemandangan luas ke lanskap hutan di sekitarnya, setiap paviliun, memiliki dua kamar tidur en-suite, ruang tamu dan ruang makan yang terpisah, dapur, dan ruang tatami.
Paviliun Susuki, Nara, Kaede dan Hotaru semuanya mencakup kamar seluas 60 meter persegi, dengan jendela setinggi langit-langit yang membingkai pemandangan taman dan hutan yang indah. Bak mandi ofuro besar di setiap kamar tamu dibuat dari kayu cypress hinoki, asli dari Jepang tengah.
Setiap kamar didesain menghadap taman dan hutan, dengan jendela dari lantai hingga langit-langit. Dok. Aman Kyoto
Spa dan Kebugaran
Hutan permanen seluas 29 hektar dan tiga hektar taman indah di sekitar Aman Kyoto berfungsi sebagai tempat yang tenang untuk Aman Spa. Bahkan untuk kolam beredam air hangat, didesain agar para tamu seperti berendam di sebuah mata air di tengah hutan.
Fasilitas mandi onsen tradisional, menggunakan air dari mata air lokal, memberikan relaksasi dan penyembuhan, sementara berbagai perawatan memanfaatkan apotek alami Jepang, termasuk teh hijau Kyoto, tamba kuromame (kacang hitam), saké lokal, dan minyak tsubaki (camellia).
The Living Pavilion resto dengan pilihan makan di luar dan di dalam ruangan dengan suasana asri. Dok. Aman Kyoto
Bersantap
The Living Pavilion dan Taka-an merupakan resto untuk sarapan, makan siang, teh sore dan makan malam, baik untuk tamu resor dan non-tamu (dengan pemesanan terlebih dahulu). Semua hidangan di Living Pavilion ditangani Executive Chef, Kentaro Torii. Ia menyajikan masakan khas Kyoto dan hidangan internasional yang inovatif.
Chef Kentaro hanya menggunakan bahan-bahan lokal dan sebagian besar bersumber dari kebun hotel sendiri, memberikan para tamu pengalaman menyatu dengan alam dengan masakannya.
Sementara lidah dimanja dengan hidangan khas Kyoto, mata para tamu dimanjakan dengan interior yang dihiasi karya-karya seniman Honami Koetsu (1558-1637), yang membantu membentuk budaya dan kehidupan kreatif Takagamine, daerah di mana Aman Kyoto berada, dengan menciptakan koloni seniman di sana.
Honami Koetsu dianggap sebagai harta nasional pada masanya dan merupakan pengrajin, pembuat tembikar, pernis, dan ahli kaligrafi dan yang karyanya dianggap telah mengilhami pendirian sekolah lukisan Rinpa.
Taka-an menyajikan hidangan khas Kyoto dari chef terkemuka. Dok. Aman Kyoto
Pengalaman Wisata Budaya
Taman-taman tersembunyi Aman Kyoto berfungsi sebagai batu loncatan untuk menjelajahi rahasia ibu kota Kekaisaran kuno Jepang. Aman Kyoto dikelilingi oleh 17 situs Warisan Dunia UNESCO yang menakjubkan, semuanya mudah dijangkau. Dengan akses istimewa ke banyak kuil dan perhelatan budaya yang jarang wisatawan ketahui.
Para tamu dapat menjelajahi kehidupan ahli kaligrafi abad ke-16, pengrajin dan seniman Honami Koetsu di Kuil Koetsuji di dekatnya, dan mengagumi taman-taman dan arsitektur Kinkakuji, "Paviliun Emas" yang indah, hanya berjarak 20 menit berjalan kaki dari Aman Kyoto. Kunjungan dapat diatur ke ladang teh Uji, salah satu daerah penghasil teh terbesar di Jepang, selama musim panen untuk menemukan tradisi kuno seputar penanaman, panen, pembuatan bir, dan berbagai ritual meminum teh ataupun sake.
Dengan undangan pribadi, para tamu Aman Kyoto dapat mengunjungi ochaya (kedai teh) tradisional dan menghabiskan waktu dengan geiko (istilah Kyoto untuk geisha) atau magang maiko, bermain ozashiki, minum teh dan menikmati pertunjukan tari dan makan malam di Distrik Kamishichiken, yang tertua dari hanamachi Kyoto - 'kota bunga' dari geiko dan maiko.
Taman dan hutan ini merupakan pijakan untuk menuju situs-situs kuno yang masuk dalam warisan budaya UNESCO. Dok. Aman Kyoto
Bagi mereka yang mencari pengalaman religi, para tamu dapat belajar dan berlatih prinsip-prinsip meditasi Zen dari seorang biksu setempat. Meditasi dilakukan di aula kuno yang menghadap ke taman yang indah. Para tamu juga diundang untuk menghabiskan waktu bersama seorang ahli ikebana, mengubah bunga musiman menjadi kerajinan yang indah.
Lokasi Aman Kyoto tidak jauh dari tempat-tempat paling penting di Kyoto. Jaraknya hanya 1 jam berkendara dari Bandara Internasional Osaka (ITM), 2 jam berkendara dari Bandara Internasional Kansai (KIX), dan 30 menit berkendara dari Stasiun Kyoto.