Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terpikat Eksotisnya Kerbau Rawa Sumatera

image-gnews
Kerbau rawa mencari makan di Tanjung Senang, Ogan Ilir. Kerbau ini diternak untuk daging dan susunya. TEMPO/Parliza Hendrawan
Kerbau rawa mencari makan di Tanjung Senang, Ogan Ilir. Kerbau ini diternak untuk daging dan susunya. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan
Sekitar lima menit kemudian, giliran kerbau anakan lainnya yang menghisap puting betina berumur lebih dari 15 tahun. Hasil perahannya sekitar 4 liter puan segar, ia tampung di dalam ember plastik.

Setelah itu mereka pun dikeluarkan dari kandang untuk menuju rawa. Suara gaduh dan riuh menyertai kepergian mereka ke hamparan rumput. Dan uniknya lagi, seekor betina dewasa berlari meninggalkan kandang sembari menyusui anaknya.

Di rawa,  para kerbau seharian menghabiskan waktunya dengan berenang, berlarian, hingga memakan rumput sembari menyelami air rawa. Tugas Uju belum selesai, ia masih harus membersihkan kandang dari kotoran dan melakukan sedikit perbaikkan bila ada yang kurang beres dengan kandang yang ia rintis sejah awal tahun 1980-an itu.

Pagi itu, matahari makin berani menampakkan sinarnya. Uju dan sebagaimana peternak lainnya kembali ke rumah untuk sarapan, istirahat dan melakukan aktifitas produktif lainnya termasuk memasak susu. Lagi-lagi, tugasnya belum selesai karena sore hari harus kembali ke kandang untuk menyambut kepulangan hewan yang konon berasal dari India itu.

Menjelang sore selepas salat Ashar, peternak menghidupkan api untuk menghangatkan tubuh kerbau setelah seharian beremdan di air. Perapian difungsikan juga untuk mengusir nyamuk dan binatang yang menempel pada kulit hitam gelap mereka.

Landscape bak Padang Savana Afrika

Selesai mengintip proses pemerahan susu kerbau, saya bersama dengan salah seorang kerabat melajutkan petualangan kecil ini, dengan mengelingi sungai dan rawa-rawa yang ada di sekitar desa Bangsal. Desa ini berbatasan dengan desa Kuro sebelah barat, di utara desa Manggaris serta ke arah timur dan selatan ke arah desa Pulau Betung. Sepanjang mata memandang, penglihatan ini dimanjakan oleh hamparan “padang savana” yang terdiri atas rawa kering, rawa berumput maupun rawa yang masih dipenuhi air.

Dari atas perahu ketek, pisau lensa berhasil menangkap aktivitas pagi warga desa seperti mandi, mencuci di sungai yang ujungnya bisa membawa siapapun hingga ke kota Palembang. Mereka beraktivitas itu di antara jejeran keramba ikan yang terbuat dari bambu. Bahkan tidak jarang perahu yang ditumpangi berpapasan dengan perahu lainnya, yang sedang mengangkut barang dagangan untuk menuju pasar kecamatan di Pampangan.

Gulo puan atau gula susu, merupakan hasil olahan susu segar kerbau rawa. Inilah makanan para raja Palembang dari Desa Bangsal, Ogan Komering Ilir. TEMPO/Parliza Hendrawan

Sementara di bibir sungai yang mengarah ke jalan desa, terdapat ratusan rumah-rumah kayu maupun semi permanen yang berbaris rapi membelakangi saya yang ada di atas ketek. Tiang-tiang rumah tertanam di rawa. Hanya tangga kayu yang menjadi penghubung rumah dan sungai. Pesona ini kian menambah keelokan desa yang di dalamnya terdapat juga Pondok Pesanteren Ibnul Fallaah serta sebuah sekolah dasar negeri.

Rutenya dan Tarif

Untuk menuju ke desa Bangsal tidak terlalu sulit baik itu dari arah Kayu Agung maupun kota Palembang. Dengan ongkos Bus Rp25.000-30.000, pelancong dapat tiba di tujuan dengan selamat. Setidaknya ada tiga pilihan jalan darat yang bisa ditempuh bila anda dari Palembang.

Rute pertama dimulai dari Jakabaring dengan melewati beberapa desa diantaranya: Sungai Pinang-Rambutan-SP Padang-Pampangan. Rute ini bisa juga dilalui meskipun sedang musim hujan karena merupakan jalan utama.

Sedangkan dua rute berikut ini hanya direkomendasikan untuk musim kemarau saja karena jalanan banyak berlubang bahkan dipenuhi lumpur. Rute tersebut dari Jakabaring, melewati desa Sungai Pinang-Rambutan-Simpang Semudim-Pulau Layang dan desa Bangsal. Alternatif ke tiga dari Jakabaring, kendaraan akan melintas di antaranya di desa Sungai Pinang-Rambutan-Tanjung Kerang-Siju-Jermun dan Pampangan.

Sementara itu Kasubbag Media dan Komunikasi Publik Setda OKI, Adi Yanto menjelaskan desa Bangsal juga bisa ditempuh dari kota Kayu Agung dengan melewati SP. Padang-Pampangan. Dengan ongkos Rp25.000 dan lama tempuh sekitar 2 jam. Ia menjamin para pelancong bisa sampai di ibu kota kecamatan. Selanjutnya dengan menumpang ojek dengan tarif sekitar Rp20.000, tamu akan diantar ke desa Bangsal. “Menginap di Kayuagung banyak pilihannya, kalau di Bangsal biasanya di homestay milik warga setempat,” kata Adi Yanto.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebijakan Satu Peta Kurangi 9 Persen Tumpang Tindih Lahan, Setara 29,5 Juta Hektare

30 hari lalu

Presiden Jokowi saat peluncuran geoportal kebijakan satu peta dan buku kemajuan infrastruktur nasional tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melaporkan 83 dari total 85 peta tematik dari 19 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di 34 provinsi, telah selesai dilakukan kompilasi dan integrasi. TEMPO/Subekti.
Kebijakan Satu Peta Kurangi 9 Persen Tumpang Tindih Lahan, Setara 29,5 Juta Hektare

Kebijakan Satu Peta 2019-2023 mampu mengurangi 9 persen tumpang tindih lahan di Indonesia. Tahun ini diprediksi mengurangi 8,6 persen.


Bersama Menjaga Lahan Gambut

8 Januari 2024

Bersama Menjaga Lahan Gambut

Semua desa yang wilayahnya menjadi target restorasi BRGM, difasilitasi dengan Desa Mandiri Peduli Gambut


Tiga Titik Panas Kebakaran Lahan Gambut Ditemukan di Pesisir Selatan

6 Oktober 2023

Warga menggunakan masker saat beraktivitas di Padang yang diselimuti kabut asap, Sumatera Barat, Jumat, 13 Sepetember 2019. Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang mencatat, terjadi peningkatan titik panas di Sumatera sepekan terakhir, kemudian angin bergerak dari timur mengarah ke Sumatera Barat, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas udara akibat kabut asap kiriman di Kota Padang dan sekitarnya. ANTARA
Tiga Titik Panas Kebakaran Lahan Gambut Ditemukan di Pesisir Selatan

Kebakaran lahan gambut di Pesisir Selatan sudah terjadi sejak satu minggu yang lalu.


5 Kebakaran Hutan Terparah di Indonesia, Paling Sering di Kalimantan

6 September 2023

Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin 2 Januari 2023.. Berdasarkan data BPBD Kotawaringan Barat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di desa tersebut mencapai 20 hektare dengan tiga titik lokasi api dan sebanyak lima hektare lahan diantaranya berhasil dipadamkan oleh tim gabungan BPBD, Damkar, PMI serta para relawan. ANTARA FOTO/Ario Tanoto
5 Kebakaran Hutan Terparah di Indonesia, Paling Sering di Kalimantan

Kebakaran hutan di Indonesia menjadi salah satu bencana yang kerap melanda, terutama saat musim kemarau. Biasanya, kebakaran hutan lebih sering terjadi di daerah Kalimantan.


Malaysia Minta Perusahaan Negerinya yang Beroperasi di Indonesia Tak Bakar Lahan

30 Agustus 2023

Ilustrasi - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda kawasan Gunung Ile Mandiri di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, NTT, pada November 2019. (ANTARA/HO-Roland Tuanaen)
Malaysia Minta Perusahaan Negerinya yang Beroperasi di Indonesia Tak Bakar Lahan

Menteri Lingkungan Malaysia minta perusahaan perkebunan Malaysia yang beroperasi di Indonesia menghentikan pembakaran lahan.


Seluas 67,98 Ha Lahan Terbakar, BPBD Palangka Raya Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla

16 Agustus 2023

Petugas dari BPBD Kota Palangka Raya memadamkan kebakaran yang terjadi di salah satu kelurahan yang ada di kota setempat, Selasa, 15 Agustus 2023. (ANTARA/Adi Wibowo)
Seluas 67,98 Ha Lahan Terbakar, BPBD Palangka Raya Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla

BPBD Kota Palangka Raya menggandeng sejumlah pihak terkait dalam upaya antisipasi dan menangani kebakaran hutan dan lahan.


Asal Usul Kopi Liberika, Kopi Tahan Penyakit dari Liberia

19 Mei 2023

Biji kopi hasil Kebun kopi gambut liberika di desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Domumentasi: Dinas Pariwisata Provinsi Riau
Asal Usul Kopi Liberika, Kopi Tahan Penyakit dari Liberia

Kopi bernama ilmiah coffea liberica var ini diketahui pertama kali tumbuh di daratan Benua Afrika. Kopi liberika berasal Liberia, Afrika Barat, yang kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan tumbuh di Indonesia serta Filipina.


Perubahan Iklim di Riau, Perkumpulan Elang: Pentingnya Menekan Emisi Gas Rumah Kaca

15 April 2023

Perkumpulan Elang selenggarakan diskusi
Perubahan Iklim di Riau, Perkumpulan Elang: Pentingnya Menekan Emisi Gas Rumah Kaca

Persoalan perubahan iklim kini menjadi masalah besar di Riau. Perkumpulan Elang lakukan diskusi seberapa pentingnya menekan emisi gas rumah kaca.


Wisata Kerbau Rawa di Kalsel, Melihat Kerbau Berenang di Tengah Sunset

26 Maret 2023

Kerbau-kerbau berendam di rawa Pemokou, desa Cakat, Tulang Bawang, Lampung, (28/02). Di rawa, ruang gerak  kerbau liar lebih terbatas, sehingga dapat dikendalikan dan digiring oleh warga. TEMPO/Amston Probel
Wisata Kerbau Rawa di Kalsel, Melihat Kerbau Berenang di Tengah Sunset

Habitat kerbau rawa di Kalsel seringkali dikunjungi oleh wisatawan.


Belantara Paparkan Program Agroforestri Lahan Gambut di COP27 UNFCCC

15 November 2022

Belantara Foundation menjelaskan program restorasi gambut di lahan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan pola agroforestri pada acara COP ke-27, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), yang digelar 6-18 November 2022. (Belantara)
Belantara Paparkan Program Agroforestri Lahan Gambut di COP27 UNFCCC

Keberadaan lahan gambut sangat penting bagi upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.