Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bermain Air di Bawah Tanah Lombok Timur

image-gnews
Persawahan di Desa Wisata Kembang Kuning jadi daya wisatawan. Lokasinya berada di Lombok Timur di kaki Gunung Rinjani. TEMPO/Supriyanto Khafid
Persawahan di Desa Wisata Kembang Kuning jadi daya wisatawan. Lokasinya berada di Lombok Timur di kaki Gunung Rinjani. TEMPO/Supriyanto Khafid
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lombok Timur kembali menawarkan desa wisata sebagai destinasi liburan. Desa Wisata Kembang Kuning, diresmikan pada Minggu (22/9). Lalu apa daya tariknya?

Desa Kembang Kuning memiliki air terjun yang mengucur masuk ke bawah  tanah. Walhasil, menciptakan pemandangan seperti air terjun dalam gua. Sementara lorong bawah tanah -- tempat aliran air terjun mengalir -- memanjang hingga 100 meter. 

Air yang mengalir di sepanjang lorong itu, setinggi mata kaki hingga di bawah lutut. Untuk memasuki lorong tersebut, wisatawan harus melewati undak-undakan batu dan papan yang terbuat dari kulit kayu. Kulit kayu itu ditata di atas bambu petung. 

Wisatawan asing yang mengunjungi air terjun di lokasi itu menyebutnya sebagai extreme waterfallkarena kondisi untuk mencapai air terjun itu tidak rata. Orang setempat menyebutnya Pengempel Burung atau tempat berkumpulnya burung walet.

Menurut Kepala Desa Kembang Kuning Haji Lalu Sujian, 49 tahun, yang sudah tiga periode menjabat, di daerah itu semula akan dibangun cek dam untuk keperluan irigasi sawah. ''Akhirnya dijadikan tempat wisata Air Terjun Sarang Walet,'' katanya, Ahad 22 September 2019 siang.

Jalan masuk dari jalan desa sekitar 450 meter. Baru saja selesai dirabat menuju lokasi air terjun tersebut. Hamparan sawah menghijau di kiri dan kanan jalan melengkapi suasana pedesaan yanga asri.

Daya tarik Desa Wisata Kembang Kuning, berupa air terjun yang mengalir di bawah permukaan tanah. TEMPO/Supriyantho Khafid

Saat mengunjungi desa itu, pada Sabtu (21/9), Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah mengukuhkan Kembang Kuning sebagai desa wisata pertama. Rencananya pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan membangun 99 desa wisata. 

Desa Kembang Kuning berada di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur ini terletak di kaki gunung Rinjani. Udaranya sejuk. Suhu udaranya di pagi hari sekitar 18 derajat. Desa ini berada di kawasan Tetebatu yang lebih dahulu populer di kalangan wisatawan mancanegara. Kawasan Tetebatu membentang di kawasan Loyok, Kemang Kuning, dan Kota Raja.  

Penduduk Kembang Kuning terdiri dari 567 kepala keluarga atau 2.300-an jiwa, meliputi enam dusun. Luas wilayahnya mencapai 258 hektar, dan hanya  47 hektar yang jadi wilayah permukiman. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Modal Desa Kembang Kuning untuk jadi desa wisata antara lain: air terjun, keindahan alam, hasil pertanian, keramahan masyarakat, kekompakan pemuda, jalur bersepeda, serta aktivitas masyarakat yang masih tradisional. Selain itu, di desa ini memiliki kesenian yang dimanfaatkan untuk menyambut para tamu.

Pengembangan desa wisata ini sebenarnya dimulai tahun 1996 ketika Bupati Lombok Timur Abdul Kadir dibantu Kepala Desa Lalu Muhur - orang tua Lalu Sujian, merintis kunjungan wisatawan ke Kembang Kuning.  

Lalu Sujian menyebutkan wisatawan yang datang ke Kembang Kuning bisa berwisata alam dan budaya lokal, seperti kesenian rebana dan Kelentang Nunggal yang menggemakan tetabuhan gamelan. Di bidang pertanian, wisatawan bisa menyaksikan budaya menanam padi, membajak sawah dengan ternak sapi, dan panen begabah. Dan terakhir bersantai di air terjun di lokasi kampung Dusun Kembang Kuning.

Setiap harinya, ada 50 orang wisatawan mancanegara yang datang dan menginap di 40 homestay di Kembang Kuning. Rata-rata mereka menginap dua hari namun tergantung pemandu wisata yang mendampingi selama di Kembang Kuning. Seperti dikatakan oleh Musanip dari MU Homestay, ada tamunya yang datang bermalam hingga empat hari.

Musanip yang memiliki dua kamar penginapan memasang tarif menginapnya Rp 300 ribu dan Rp 450 ribu. Sedangkan biaya pendampingan wisata lokal Rp 350 ribu mengendarai sepeda motor.

Di Desa Kembang Kuning wisatawan bisa belajar mengenai proses pembuatan kopi lokal, dari proses roasting di atas wajan tanah liat dan menumbuknya di lesung, yang dilakukan bersama para warga. TEMPO/Supriyantho Khafid

Misalnya, Anouk Pollaert dan Filin asal Belgia saat ditemui di halaman MU Homestay, sedang dipandu dalam kegiatan menggoreng kopi dan kemudian menumbuknya. Di Kembang Kuning, ada 20 hektar kebun kopi yang bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk melihat proses pembuatan kopi lokal.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal mengatakan pasar wisatawan yang belibur ke Kembang Kuning berasal dari Eropa. ''Mereka di sini sudah punya paket rapi, tata kelola, dan okupansi bagus, '' ucapnya.

SUPRIYANTHO KHAFID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Delapan Hari Dicari, Pendaki Gunung Rinjani Asal Jakarta Ditemukan Meninggal Dunia

3 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
Delapan Hari Dicari, Pendaki Gunung Rinjani Asal Jakarta Ditemukan Meninggal Dunia

Jasad pendaki berhasil dideteksi oleh drone thermal pada Selasa (8/10) sekitar pukul 10.30 Wita di kedalaman ratusan meter dari lokasi kejadian.


Cerita Tim ITB Bantu Pengembangan Desa Wisata di Merauke

11 hari lalu

Desa Nggayu, distrik Ulilin, Merauke, Papua Selatan. (itb.ac.id)
Cerita Tim ITB Bantu Pengembangan Desa Wisata di Merauke

Tim ITB dan pengurus Kampung Nggayu berharap kerja sama ini dapat berlanjut agar dapat menjadi desa wisata unggul di timur Indonesia.


8 Tempat Trekking di Sukabumi, Ada Rute Pendek untuk Pemula

14 hari lalu

Trekking di Sukabumi. Foto: Canva
8 Tempat Trekking di Sukabumi, Ada Rute Pendek untuk Pemula

Selain Puncak, Anda bisa menjadikan Sukabumi opsi untuk berpetualang saat weekend. Ini tempat trekking di Sukabumi yang bisa jadi referensi.


Healing Asik di OKU Selatan, Mandi di Air Terjun Niagara hingga Menikmati Jeram Sungai Selabung

19 hari lalu

Air terjun Niagara di desa Rantau Nipis, OKU Selatan menjadi salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi. Tempat ini berjarak kurang dari 10 menit perjalanan dari Danau Ranau. TEMPO/Parliza Hendrawan
Healing Asik di OKU Selatan, Mandi di Air Terjun Niagara hingga Menikmati Jeram Sungai Selabung

Kabupaten OKU Selatan ternyata menyimpan cukup banyak objek wisata alam, termasuk arung jeram dan air terjun niagara


Ekowisata Hutan Mangrove Purba Jerowaru Lombok Timur Kerek Ekonomi Masyarakat

21 hari lalu

Hutan mangrove Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dok. PLN NTB
Ekowisata Hutan Mangrove Purba Jerowaru Lombok Timur Kerek Ekonomi Masyarakat

Kawasan hutan mangrove Jerowaru yang berusia ratusan tahun menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pelancong Lombok Timur.


Desa Wisata di Bantul Ini Ajak Pengunjung Menjajal jadi Petani dan Peternak

22 hari lalu

Desa Wisata Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Desa Wisata di Bantul Ini Ajak Pengunjung Menjajal jadi Petani dan Peternak

Potensi wisata alam di desa wisata ini tersebar di beberapa titik, menawarkan keindahan alam sambil menjajal jadi petani dan peternak.


Jalan-jalan ke Desa Wisata di Borobudur, Cicipi Renyahnya Rengginang Bu Yatin di Wanurejo

31 hari lalu

Pengunjung mencoba membuat rengginang di Pawon Simbok, UMKM Rengginang Bu Yatin di Desa Wisata Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 28 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Jalan-jalan ke Desa Wisata di Borobudur, Cicipi Renyahnya Rengginang Bu Yatin di Wanurejo

Pengunjung tak hanya membeli oleh-oleh, tetapi juga mencoba membuat rengginang bersama para pekerja.


Sukses Kelola Potensi Keindahan Alam Jadi Pariwisata Unggulan, Desa Keciput Belitung Raih ADWI 2024

36 hari lalu

Menparekraf Sandiaga Uno menyerahkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 untuk Desa Keciput di Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, Kamis, 5 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Sukses Kelola Potensi Keindahan Alam Jadi Pariwisata Unggulan, Desa Keciput Belitung Raih ADWI 2024

Desa Keciput Belitung dulu dikenal dengan wisata bahari, kini menunjukkan perkembangan yang baik


Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

40 hari lalu

Journey of the Stone, perjalanan menyusuri Sungai Progo di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 28 Agustus 2024. Wisata ini menjadi bagian dari Borobudur Trail of Civilization atau BToC. (Dok. BToC)
Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

Wisata ini merupakan bagian dari Journey of the Stone, salah satu paket wisata BToC yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur.


Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

40 hari lalu

Seorang wisatawan mencoba membuat jala di Desa Wisata Sambeng, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. TEMPO/Mila Novita
Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

Di Desa Sambeng, pengunjung diajak membuat jala dan menebarnya di Sungai Progo. Ini merupakan bagian dari wisata Borobudur Trail of Civilization.