Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pantai Kadidiri Mutiara di Teluk Tomini

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Cagar Biosfer Togean, Sulawesi Tengah. (Unesco)
Cagar Biosfer Togean, Sulawesi Tengah. (Unesco)
Iklan
Terumbu Karang Endemik

Selain pantai, banyak tempat untuk dikunjungi di sekitarnya. Kepulauan Togean berada di zona garis Wallace dan Weber—batas wilayah hewan Asia dan Australasia—yang membuat isi laut dan hutannya paling beragam di dunia. Lautnya adalah wilayah segitiga terumbu karang yang memanjang dari Australia, Laut Jawa, hingga perairan Filipina di Pasifik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertemuan gunung-gunung bawah laut itu membuat Togean menyimpan empat jenis karang yang tak terdapat di laut mana pun di dunia: atol, karang benteng, karang tepi, dan karang tompok. Karang-karang beraneka bentuk dan warna itu menjadi rumah berbagai jenis ikan yang hidup di laut tropis dan subtropis. Di Batu Lemboto, ada gugusan karang yang terlihat seperti penyu raksasa sedang berenang di dasar laut.

Dua jam naik perahu motor dari Kadidiri, di Malenge ada atol warna-warni di kedalaman sepuluh meter yang masih bisa terlihat dari atas perahu. Karang-karang itu terlingkung oleh karang cincin yang pucuk-pucuknya menyembul di permukaan laut jika air surut. Nelayan Suku Bajo yang hidup di pulau-pulau sekitarnya mendirikan saung-saung untuk singgah berteduh dari hujan dan badai.

Tak jauh dari Malenge, ada atol lain yang hanya terpisahkan oleh dinding karang setebal satu meter dari laut induknya. Di Danau Mariona yang asin ini, hidup ubur-ubur cokelat, putih, merah, dan biru. Kita bisa berenang bersama mereka tanpa takut tersengat.

Seperti di Pulau Derawan, Kalimantan Timur, ubur-ubur di Malenge tak punya racun yang mematikan. Bedanya, di laut Derawan hanya hidup ubur-ubur merah. "Di dalam danau jumlahnya banyak sekali," kata Max Berger, turis Jerman.

Dinding karang bawah laut Malenge memisahkan perairan dangkal dan dalam sehingga biru-hijau air lautnya terlihat kentara dari udara. Ombak di sini lumayan besar ketika hari beranjak malam. 

"Arus bawahnya deras sekali," ujar Zulkifli Labano, nelayan Wakai yang mengantar kami ke sana. Hanya nelayan Bajo yang terlatih melaut sejak lahir yang bisa mengarungi gelombangnya. Maka Max Berger beruntung karena ia bisa melihat hiu kepala martil sebesar paha di perbatasan atol itu.

Permukiman Suku Bajo

Orang-orang Suku Bajo tinggal di pulau-pulau kecil di laut Togean. Mereka membangun rumah kayu bertiang tinggi di atas air. Anak-anak menjadikan laut sebagai halaman rumah untuk bermain. Bocah dua tahun dengan ringan melompat dari teras rumah mereka ke laut sedalam tiga meter yang di dasarnya hidup pelbagai jenis anemon, ular, dan bulu babi.

Di beberapa pulau, orang-orang Bajo tinggal bercampur dengan suku lain: Bugis, Makassar, dan Wakai. Hanya di Pulau Kabalutan mereka tinggal sendiri. Orang Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan yang hidup nomaden di laut. Pelayaran sejak ratusan tahun silam itu membawa mereka ke perairan Sulawesi hingga Lombok dengan mendirikan kampung besar bernama Labuan Bajo.

Hanya sedikit orang Bajo yang paham asal-usul mereka, bahkan penduduk paling tua sekalipun. Biasanya generasi sekarang hanya tahu ayah-ibu mereka berasal dari kampung Bajo lain di pulau lain sekitar Sulawesi dan Maluku. Tak satu pun menyebut Sulu. "Yang saya tahu, nenek moyang kami dari Pulau Banggai di dekat Luwuk," kata Tinur Munggong, laki-laki 60 tahun yang tinggal di Pulau Salaka.

Atraksi orang Bajo menjala ikan dengan menebarkan jaring lalu menepuk laut secara beramai-ramai adalah tontonan yang mengasyikkan. Juga pemancing gurita yang hanya bertelekan sampan, sementara separuh badan dan kepalanya menyelam di air. Pemanah ikan adalah cerita paling eksotis dari orang Bajo. Mereka bisa menyelam lima-sepuluh menit, bahkan berjalan di dasar laut hanya memakai kacamata, lalu membokong barakuda, ikan ganas dan trengginas, di kedalaman 30 meter.

Di Pulau Papan, yang dihuni 162 keluarga suku Bajo, ada jembatan kayu yang meliuk sepanjang satu kilometer menjadi penghubung ke Pulau Malenge, yang menjadi pusat kelurahan. Suku Bajo yang sudah kawin-mawin dengan orang lokal mulai hidup di darat dengan bersekolah dan berbelanja di pasar. Bahkan mereka sudah mengenal politik. Semua kampung Bajo kotor oleh poster calon anggota legislatif yang memajang foto narsisistik dan bujukan untuk dipilih di hari pemilihan pada 2014. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Terkini Mengguncang dari Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Ini Data BMKG

6 April 2023

Peta pusat gempa di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah, Kamis pagi 6 April 2023. Twitter
Gempa Terkini Mengguncang dari Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Ini Data BMKG

Intensitas gempa dirasakan dari Ampana sampai Poso. Ada gempa susulan. Bagaimana dengan tsunami?


Gempa Mengguncang Sebagian Sulawesi Utara, Ini Keterangan BMKG

14 Juli 2022

Lokasi pusat gempa di Bolaanguki, Sulawesi Utara, Kamis pagi, 14 Juli 2022. Foto : Twitter
Gempa Mengguncang Sebagian Sulawesi Utara, Ini Keterangan BMKG

Gempa disebut berpusat di laut, di Teluk Tomini.


Jokowi Tetapkan 3 Perpres Baru Zonasi Laut Jawa, Sulawesi, Teluk Tomini

11 Februari 2022

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kanan) bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. Rapat membahas implementasi tol laut. TEMPO/Subekti.
Jokowi Tetapkan 3 Perpres Baru Zonasi Laut Jawa, Sulawesi, Teluk Tomini

Presiden Jokowi menerbitkan tiga perpres baru mengatur rencana zonasi kawasan antarwilayah di Laut Jawa, Laut Sulawesi, dan Teluk Tomini di Sulawesi.