Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pantai Kadidiri Mutiara di Teluk Tomini

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Cagar Biosfer Togean, Sulawesi Tengah. (Unesco)
Cagar Biosfer Togean, Sulawesi Tengah. (Unesco)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Kadidiri dengan pantai pasir putihnya masih samar-samar di telinga dunia. Para petualang wisata minat khusus hanya tahu dari mulut ke mulut. Pulau terpencil di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean ini, hanya salah satu mutiara di Teluk Tomini yang mengkilap. 

“Karang dan ikannya menakjubkan," kata Sidsel Filipsen dan Adam Feng, kekasihnya, wisatawan asal Denmark yang pernah bertandang ke Pantai Kadidiri pada 2013.

Seperti umumnya turis Eropa yang datang ke Kadidiri, Sidsel dan Adam tahu tentang Kepulauan Togean hanya dari informasi satu halaman yang dimuat buku saku Lonely Planet—panduan jalan-jalan ke tempat-tempat terpencil di penjuru dunia.

Meskipun kini ada Instagram, Pantai kadidiri belum terumbar popularitasnya. Beruntung keindahannya yang sunyi tetap perawan dari kedatangan wisatawan yang massal belum mengubah Kadidiri. Artinya, biota laut di dalamnya juga terjaga.

Pulau Kadidiri adalah bagian dari 66 pulau kecil di perairan Taman Nasional Togean. Dari beberapa yang menyediakan penginapan, Kadidiri paling terkenal. Di sini ada tiga cottage: Black Marlin, Pondok Lestari, dan Kadidiri Paradise. Jarak paling dekat dari Wakai, pelabuhan di tengah teluk tempat singgah kapal rute Gorontalo-Ampana.

Pulau ini juga paling mudah untuk mencapai titik-titik menyelam atau sekadar snorkeling. Pulau kecil yang tersebar di sekitarnya menahan laju angin dari laut lepas sehingga pantainya aman direnangi.

Meski Kadidiri sudah dikembangkan sebagai daerah wisata sejak 1995, tak banyak orang Indonesia yang tahu tentang pulau ini. "Tamu saya kebanyakan dari Eropa," ujar Yani Tahir, pemilik Black Marlin. Resor Black Marlin dipenuhi pelancong dari Belanda, Prancis, Jerman, Hungaria, Denmark, dan Inggris.

Perempuan 60 tahun asal Gorontalo itu membangun penginapan dengan belasan kamar itu, setelah para turis selalu bertanya kepada menantunya yang mengelola resor Blue Marlin di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tentang laut lain yang bagus untuk diselami tapi masih sepi.

Pertanyaan serupa didengar Yani di hotelnya di Wakai. Jadilah ia dan suaminya melirik Kadidiri yang masih hutan lebat itu. Sejak itu, Togean—atau Togian dalam lafal orang lokal—mulai terkenal. Crispin Gibbs, menantu Yani asal Inggris, menyebarkan informasi tentang Togean yang masih perawan ke para turis yang berkunjung ke Lombok atau Bali.

Tapi cara mencapainya yang ribet membuat pelancong jiper berpelesir ke Togean. Dari Jakarta setidaknya butuh dua hari untuk sampai di Kadidiri. Bandar udara terdekat hanya di Poso. Itu pun tak ada penerbangan langsung dari Ibu Kota, tapi transit melalui Makassar.

Dari Poso, satu-satunya cara menempuhnya adalah jalan darat yang meliuk-liuk dan rusak selama lima jam ke Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Baru pada 2015 kabupaten ini bakal punya bandar udara sendiri.

Dari Ampana, kita masih harus naik feri selama lima jam ke Pelabuhan Wakai, dengan kapal yang tak selalu ada setiap hari. Para pemilik cottage menyediakan kapal motor di Wakai untuk mengangkut turis ke penginapan dengan waktu tempuh 15 menit.

Karena itu, bila berkunjung ke Kadidiri atau penginapan di pulau lain di Togean, pelancong mesti memesan kamar agar dijemput. Jika datang ujug-ujug, selain berisiko tak kebagian tempat tidur, turis bisa bengong di Wakai.

Tak ada sinyal telepon di pulau seluas Singapura yang tak berpenghuni ini, kecuali di satu tiang yang diberi penguat frekuensi. Itu pun kembang-kempis. Listrik di penginapan bersumber pada mesin diesel yang bahan bakarnya diangkut dari Wakai. Begitu pula air bersih.

Yani menghabiskan Rp 20 juta sebulan untuk ongkos mengangkut air dan solar. Ini cara paling masuk akal karena menyedot air dengan mengebor bukit karang di belakang penginapan perlu teknologi mahal.

Maka lengkaplah Kadidiri: pantainya sunyi; lautnya jernih dan kaya biota; tak ada sinyal, juga setrum, dan anasir modern lain. Para turis asing menyebut pulau-pulau di lidah Sulawesi itu sebagai destinasi yang cocok untuk berbulan madu.

Keindahan perairan Pulau Kadidiri bisa dinikmati hanya dengan snorkeling. Laut sebening kaca dan perairan tak berombak membuat snorkeling sangat nyaman. TEMPO/Ratih Purnama

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Terkini Mengguncang dari Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Ini Data BMKG

6 April 2023

Peta pusat gempa di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah, Kamis pagi 6 April 2023. Twitter
Gempa Terkini Mengguncang dari Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Ini Data BMKG

Intensitas gempa dirasakan dari Ampana sampai Poso. Ada gempa susulan. Bagaimana dengan tsunami?


Gempa Mengguncang Sebagian Sulawesi Utara, Ini Keterangan BMKG

14 Juli 2022

Lokasi pusat gempa di Bolaanguki, Sulawesi Utara, Kamis pagi, 14 Juli 2022. Foto : Twitter
Gempa Mengguncang Sebagian Sulawesi Utara, Ini Keterangan BMKG

Gempa disebut berpusat di laut, di Teluk Tomini.


Jokowi Tetapkan 3 Perpres Baru Zonasi Laut Jawa, Sulawesi, Teluk Tomini

11 Februari 2022

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kanan) bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. Rapat membahas implementasi tol laut. TEMPO/Subekti.
Jokowi Tetapkan 3 Perpres Baru Zonasi Laut Jawa, Sulawesi, Teluk Tomini

Presiden Jokowi menerbitkan tiga perpres baru mengatur rencana zonasi kawasan antarwilayah di Laut Jawa, Laut Sulawesi, dan Teluk Tomini di Sulawesi.