TEMPO.CO, Jakarta - Tidak jauh berbeda dengan di daerah lainnya, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat atau NTB, menjadi salah satu tujuan alternatif para wisatawan. Pulau yang dikenal dengan Sunda Kecil ini ternyata menyimpan keindahan alam yang belum banyak dikenal , khususnya di kalangan wisatawan mancanegara.
Baca juga: Bilelando, Wisata Bahari Baru di Lombok Tengah
Salah satunya, keindahan alam yang kini dikelola UPT dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, yakni kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa. Kawasan tahura yang sudah dikukuhkan sejak 2013 itu berada di Dusun Kumbi, daerah pedalaman dari Desa Pakuan, Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Dengan konsep bentangan alam yang mempertahankan fungsi hutannya, destinasi wisata ini cocok menjadi tujuan alternatif bagi wisatawan. Lebih khususnya bagi wisatawan yang gemar dengan kegiatan "outdoor adventure".
"Untuk yang hobi hiking, berkemah, itu cocok di sini. Areal perkemahan dan rute untuk hiking juga sudah ada," kata seorang pemandu wisata yang berasal dari Desa Pakuan, Eka.
Kemudian bagaimana akses untuk menuju destinasi wisata yang satu ini, Eka mengatakannya tidak sulit untuk ditempuh dengan berkendara. "Jalannya ke sini sudah lumayan bagus, akses untuk mobil sudah bisa," ujarnya.
Dengan berkendara sekitar setengah jam dari Kota Mataram, wisatawan sudah bisa bertemu dengan gerbang Tahura Nuraksa. Jika, mengenal kawasan wisata Hutan Sesaot, jalur ke Tahura Nuraksa dapat ditempuh dengan berkendara sekitar sepuluh menit ke arah Timur.
Melewati perkampungan warga pesisir hutan, akses jalan untuk kendaraan roda empat terbuka lebar hingga masuk ke halaman lapang yang ada di kawasan Tahura Nuraksa.
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
-
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
-
Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani
-
Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun
-
Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun
-
Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
1 jam lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani
5 jam lalu
Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.
Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah
5 jam lalu
Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun
7 jam lalu
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.
Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun
9 jam lalu
Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.
Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil
11 jam lalu
Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
1 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024
2 hari lalu
Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.
Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional
2 hari lalu
Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.
Iuran Wisata untuk Siapa
3 hari lalu
Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?