Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bakar Tongkang, Merawat Riwayat Marga Ang di Bagansiapiapi

image-gnews
Ribuan etnis tionghoa menyaksikan pembakaran tongkang diatas tumpukan kertas sembahyang (Kim Chua) di Bagan Siapiapi, Riau, 14 Mei 2014. Ritual ini menjadi momen bagi para perantau Tionghoa asal Bagan Siapiapi untuk pulang kampung berkumpul dengan karib kerabat. TEMPO/Riyan Nofitra
Ribuan etnis tionghoa menyaksikan pembakaran tongkang diatas tumpukan kertas sembahyang (Kim Chua) di Bagan Siapiapi, Riau, 14 Mei 2014. Ritual ini menjadi momen bagi para perantau Tionghoa asal Bagan Siapiapi untuk pulang kampung berkumpul dengan karib kerabat. TEMPO/Riyan Nofitra
Iklan

Pagi-pagi betul, belum juga matahari muncul, halaman kelenteng sudah riuh. Meja panjang berderet dari muka pintu sampai kira-kira 300 meter menuju jalan raya. Para perantau berdatangan dari kota-kota tetangga. Ce Ani, yang kala itu datang dari Medan, dan tiba di Bagan sehari sebelumnya, turut menggelar persembahan. “Karena ini seperti lebaran bagi kami, jadi harus datang dan ikut ritualnya,” ucapnya. Ce Ani membawa persembahan berupa kue, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

Baca juga: Masyarakat Bagansiapiapi Siap Gelar Perayaan Bakar Tongkang

Di samping meja perempuan paruh baya itu, ada keluarga yang menghaturkan seekor babi mentah utuh. Secara bersamaan, asap pembakaran membubung memenuhi langit Bagan. Bau anyir darah bercampur wangi menyekat dari dupa menjadi aroma yang lekat menyapu penciuman seketika itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wewangian yang nano-nano sedikit teralihkan dengan pemandangan yang asing ditemui di Indonesia: orang-orang berbicara dengan logat Hokkian, pun mereka berucap satu sama lain dengan intonasi yang tak lazim didengar di kuping. Di hampir semua titik, masyarakat melakoni sembahyang. Muaranya di dalam kelenteng.

Sedangkan di sisi kanan, tongkang berdiam kukuh. Kepalanya sudah tak lagi tertutup kain. Di depannya, orang-orang mengantukkan dupa sembari mengucap satu-dua kalimat. Mereka memohon berkat untuk usia, rezeki, keselamatan, dan kesejahteraan. Juga meminta supaya dijauhkan dari beragam persoalan dan halangan.
Perahu tongkang dibakar tepat dipinggir bekas dermaga di Bagan Siapiapi, Riau, 14 Juni 2014. Ritual bakar tongkang diikuti sedikitnya 40 ribu warga etnis Tionghoa baik dari dalam maupun luar negeri. TEMPO/Riyan Nofitra
Matahari meninggi. Kota Bagan berangsur terik. Lagu-lagu berbahasa Mandarin diputar keras-keras di hampir semua sudut di kota yang dulunya pernah berjuluk Ville Lumiere atau Kota Cahaya ini. Tabuhan simbal, gong, dan tambur turut menjadi-jadi. Barisan orang berseragam warna-warni seliweran menuju kelenteng. Persembahan serupa gunungan dipanggul empat hingga enam orang.

Area sekitar meja altar sesak dijejali manusia. Terlebih sewaktu para tang ki datang satu per satu, unjuk diri dengan gerakan-gerakan supernatural. Mulutnya mengucapkan kata-kata yang tak bisa diartikan secara harfiah. Badannya bergetar hebat dan kepalanya menengok acak. Kadang-kadang mengerang lirih, membikin suasana menjadi mistis. Dalam keadaan demikian, sang dewa sedang bekerja di dalam raga tang ki.

Pemandangan ini berlangsung hingga pukul tiga sore. Setelahnya, tongkang diarak menuju arena pembakaran. Seperti karnaval, banjar paling muka diawali dengan barisan replika para dewa yang dipanggul bak gunungan persembahan. Berturut-turut setelahnya, para ahli gaib dan rombongan tim dari masing-masing kelenteng mengiringi. Barulah tongkang mendiami bagian buntut. Keberadaannya seolah menjadi gong sebuah parade.

Lokasi pembakaran berjarak tak kurang satu kilometer dari Klenteng Ing Hok Kiong. Arena ini berupa lapangan luas yang dulu dikabarkan menjadi lokasi pertama datangnya para leluhur di tanah itu. Sepanjang pawai, di tepi-tepi jalan, orang-orang menunggui di depan rumah. Masing-masing menggenggam dupa merah, minimal tiga batang. Jalur itu mendadak padat oleh manusia. Saat tongkang lewat, mereka mengelu-elukan dupa sembari mengucapkan satu-dua kalimat harapan.

Dua pilar layar kapal langsung dipasang sejurus setelah tongkang tiba di lokasi pembakaran. Para warga berkerumun mengelilingi. Tiang inilah yang menjadi intisari ritual. Kala simbol hikayat dibakar, ke mana jatuhnya tiang, entah menuju darat atau laut, arah itulah yang selanjutnya dipercaya sebagai sumber rezeki mereka. Kalau tiang jatuh ke arah laut, berarti rezeki mereka tahun ini muasalnya dari kekayaan yang didapatkan dari lembah bahari. Namun, kalau jatuhnya ke darat, peruntungan bakal bersumber dari kekayaan yang terdapat di tanah.

Sambil menunggu api melahap tongkang, jutaan lembar kertas kim atau kim cua ditabur di sekelilingnya. Lapangan berubah menjadi lautan berwarna kuning kemerahan. Tatkala bara dinyalakan, lidah-lidah api seketika melumat seluruh bagian kapal dan kertas-kertas yang bertebaran di sekitarnya.

Warga terus berteriak “huata” dan berpawai mengelilingi bara raksasa sembari menunggu tiang roboh. Bersamaan dengan angin yang menggulung api, tiang pertama, lantas kedua, ambruk. Keduanya tunduk di haluan laut. Sorak-sorai santer terdengar. “Rezeki kita dari laut,” kata masyarakat Bagansiapiapi itu hampir bersamaan.

Baca juga: 69 Ribu Wisatawan Rayakan Ritual Bakar Tongkang di Riau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vihara Dharma Bhakti Rutin Berikan Takjil Buka Puasa Gratis, Berikut Profilnya Klenteng Tertua di Jakarta Ini

27 hari lalu

Warga mengantre untuk mengambil makanan berbuka puasa yang disediakan oleh panitia di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023. Vihara Dharma Bakti menyediakan ratusan menu makanan buka puasa Ramadan 1444 H bagi umat muslim di sekitar vihara yang berlangsung hingga 18 April 2023. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Vihara Dharma Bhakti Rutin Berikan Takjil Buka Puasa Gratis, Berikut Profilnya Klenteng Tertua di Jakarta Ini

Berikut profil Vihara Dharma Bhakti tiap tahun menyediakan menu takjil buka puasa gratis bagi umat Muslim di sekitar klenteng tertua di Jakarta itu.


Seorang Ibu dari Empat Orang yang Melompat dari Lantai 21 Apartemen Menyempatkan Berdoa di Klenteng

52 hari lalu

A Kong, penjaga Klenteng yang bertemu keluarga empat orang yang jatuh dari gedung Topaz di Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Ahad, 10 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun.
Seorang Ibu dari Empat Orang yang Melompat dari Lantai 21 Apartemen Menyempatkan Berdoa di Klenteng

Seorang ibu dari empat orang yang jatuh dari apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara, sempat berdoa di Klenteng.


Kesaksian Penjaga Klenteng tentang Peristiwa Empat Orang Melompat dari Rooftop Apartemen

52 hari lalu

A Kong, penjaga Klenteng yang bertemu keluarga empat orang yang jatuh dari gedung Topaz di Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Ahad, 10 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun.
Kesaksian Penjaga Klenteng tentang Peristiwa Empat Orang Melompat dari Rooftop Apartemen

Penjaga klenteng sempat melihat salah satu dari empat orang yang melompat dari lantai rooftop apartemen itu berdoa di klenteng.


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

56 hari lalu

Kemeriahan perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.


Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Sejumlah booth kuliner di Festival Pecinan Banyuwangi yang digelar selama tiga hari selama akhir pekan. Acara festival dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek itu berakhir pada Ahad kemarin, 25 Februari 2024. (Diskominfo Banyuwangi)
Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.


Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

24 Februari 2024

Ilustrasi perayaan Cap Go Meh. Shutterstock
Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

Di Indonesia Cap Go Meh salah satu festival terbesar yang digelar di beberapa daerah. Masing-masing memiliki cara khas dalam memeriahkan Cap Go Meh.


Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

23 Februari 2024

Wedang Ronde Spesial Campur di Kedai Wedang Warna-Warni, Jalan Gardujati No. 52, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika Ramdani
Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

Di zaman Dinasti Han, seorang koki istana diberi libur untuk bertemu keluarganya saat Cap Go Meh setelah menyajikan ronde kepada kaisar


4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

20 Februari 2024

Seorang pria berjalan dengan menutupi telinganya saat melintasi kabut asap saat para pemilik toko menyalakan petasan dan kembang api di depan tokonya, di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Cina, 23 Februari 2018. Setelah liburan Festival Musim Semi, para pemilik toko di Cina akan berdoa dengan menyalakan petasan dan kembang api untuk kelancaran bisnis mereka.  REUTERS/Stringer
4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

Ada sejumlah larangan saat Cap Go Meh. Sebaiknya tidak dilakukan.


Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

19 Februari 2024

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

Pelemahan nilai rupiah di perdagangan sore ini disebabkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.


Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

16 Februari 2024

Warga menggunakan transportasi umum LRT Jabodebek, Jakarta, Selasa 30 Januari 2024. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menetapkan LRT Jabodebek sebagai bagian dari objek vital nasional (obvitnas) Perkeretaapian. Sebagai sistem transportasi perkeretaapian dengan kemudi otomatis pertama di Indonesia, maka diperlukan pengamanan terhadap stasiun, bangunan kantor dan depo, jalur, serta fasilitas operasi lainnya agar LRT Jabodebek dapat beroperasi dengan baik. TEMPO/Subekti
Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

LRT Jabodebek mulai menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian terutama pada moment libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek.