Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Pentas Ketoprak Peringati Hari Toleransi di Yogyakarta

image-gnews
Salah satu fragmen pada pertunjukan kelompok ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya asal Yogyakarta saat pentas di desa Blimbing, Kalirejo, Boyolali, Jawa Tengah, 4 Desember 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Salah satu fragmen pada pertunjukan kelompok ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya asal Yogyakarta saat pentas di desa Blimbing, Kalirejo, Boyolali, Jawa Tengah, 4 Desember 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta, Peringatan Hari Toleransi se dunia di Yogya kali ini bakal diramaikan salah satunya dengan pentas Ketoprak Koalisi Tiga Negeri yang digelar di Sendangagung Minggir Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Sabtu 17 November 2018 jam 19.00 WIB.

Dalam pementasan ketoprak itu ada sederet pemain kawakan ikut meriahkan pentas antara lain Yu Beruk, Rio Srundeng, Dalijo, Novi Kalur, Rini Widyastuti, Bayu Saptomo, Suradali, Panut, Slamet HS, Tuminten, Oky Suryo, Ketel Mardiyanto, hingga Bagong Trisgunanto.

Ketua Pelaksana Kegiatan Widihasto Wasana Putra menuturkan pentas ini digelar dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, dan marginalisasi di banyak negara.

"Padahal, keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis dunia kita bukanlah dalih untuk konflik, tapi sebagai pelengkap yang memperkaya kita semua," ujarnya. Hasto menambahkan tema utama yang diangkat dalam pentas ini "Memperkokoh Persatuan Dengan Toleransi Dalam kebhinekaan".

Baca: Nostalgia, Ini 4 Jajanan Pasar Legi Kota Gede, Jogja

Pentas ketoprak besutan sutradara Nano Asmorodono itu mengisahkan tentang awal kegusaran Sang Prabu Suryo Bawono atas mimpi yang aneh. Melalui bantuan sebuah kaca benggala milik seorang Bedande Proyadek di Pulau Dewata Bali terlihat bahwa akan meletus huru hara di negeri Bantalaharjo yang menelan banyak korban nyawa serta harta benda.

Namun semua itu bisa diatasi apabila Sang Prabu dapat menemukan Gelatik Kuning. Di dalam kaca benggala terlihat Glatik Kuning adalah jejaka yang tampan rupawan.

Ketut Wayan, putri Bedande Proyadek melihat ketampanan Glatik kuning hatinya tersengat ingin memilikinya. Lalu dengan cara diam-diam menyuruh Ketut dan Made untuk mencari Glatik Kuning tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di dalam kraton Bantalaharjo sendiri sedang heboh hilangnya Putri Maharani. Putri semata wayang Sang Prabu Suryo Bawono. Singkat cerita Glatik Kuning jenaka dari padepokan dapat ditemukan dan dibawa ke pulau Bali. Tapi Bedande Proyadek menolak keinginan putrinya menjadi pendamping hidup Glatik kuning alias Joko Pamungkas karena berbeda suku dan keyakinan.

Baca Juga:  PT KAI Luncurkan Komuter Jateng-DIY, Berwisata Kian Mudah

Dalam pentas yang menggandeng Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Kemkominfo RI serta Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia DPD RI itu, Hasto berharap bisa makin menularkan nilai-nilai positif toleransi pada khalayak di era digitial yang kian cepat arus informasinya ini.

Adapun anggota DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas menuturkan ia mengapresiasi digelarnya ketoprak yang mengusung dan menyebarkan nilai toleransi itu. "Pentas seni tradisi ketoprak selain sarana hiburan bagi masyarakat juga metode efektif untuk mengedukasi masyarakat mengenai arti penting menjaga persatuan dengan mengedepankan sikap toleransi dengan sesama umat manusia," ujarnya.

Terlebih, ujar Hemas, bangsa Indonesia terdiri dari beragam aneka suku, etnis, budaya dan adat istiadat. "Melalui pentas diharapkan kesadaran publik untuk terus menjaga sikap hormat menghormati dalam perbedaan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

3 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

7 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

9 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

9 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

14 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

27 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

33 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

42 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

49 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.