Harga kopi pun melambung tinggi. Sebelumnya masyarakat menjual buah kopi segar kepada tengkulak dengan harga Rp 2000 perkilogram, kini harga buah kopi segar ditawari Rp 3000 hingga Rp 3500 perkilogram.
Para petani mulai sadar tanaman kopi mampu memberikan nilai tambah untuk perekonomian rumah tangga. Kebun kopi yang berusia tua saat ini perlahan dirawat dengan baik. Petani Kopi lainnya Al Amin menyebutkan, tidak ada perlakuan khusus untuk perawatan kopi liberika dibanding dengan kopi lainnya.
Kebun kopi sebaiknya dibersihkan setiap saat dengan membersihkan lahan dari gangguan ilalang dan rumput liar. “Jangan biarkan kebun dipenuhi semak,” katanya.
Tunas kopi juga harus dipangkas setiap saat apabila mulai meninggi agar sari-sari makanan pada tumbuhan tidak banyak diserap oleh tunas, dengan demikian buah kopi akan banyak bermunculan di batang.
“Tunas dan cabang-cabang yang banyak itu dibuang,” katanya.
Menurutnya, pohon kopi sebaiknya dijauhkan dengan pohon lainnya yang memiliki buah tingkat keasaman tinggi. Karena kata dia, pohon kopi liberika yang ada di Meranti dipercaya bisa menyerap sari-sari makanan pohon yang ada disekitarnya. Hal ini akan mempengaruhi rasa dari kopi itu sendiri.
Keunikan pohon itu pula yang membuat kopi liberika Meranti mempunyai cita rasa yang khas dari kopi lainnya. Kopi liberika Meranti memiliki banyak rasa yang tidak dimiliki jenis kopi lain. Terkadang kopi terasa manis, saat diseduh tidak butuh gula yang banyak. Kopi liberika Meranti juga memiliki rasa nangka dan coklat.
“Bagi penikmat kopi mereka akan tahu bahwa kopi kita itu ada rasa-rasa cokelat dan nangka,” katanya.
RIYAN NOFITRA (Pekanbaru)