Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Kopi Gambut yang Istimewa dari Meranti, Riau

image-gnews
Kebun kopi gambut liberika di desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Domumentasi: Dinas Pariwisata Provinsi Riau
Kebun kopi gambut liberika di desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Domumentasi: Dinas Pariwisata Provinsi Riau
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Solahuddin sudah berada di kebun kopi tua milik keluarga saban pagi. tunas pohon yang menjulang ia pangkas, menebas rimbun ilalang yang tumbuh disela pohon kopi. Merambah tumbuhan liar sudah menjadi rutinitas warga Desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti itu saat berada di kebun.

Wajar saja, kebun kopi milik keluarganya itu berada di atas lahan gambut, mudah bagi ilalang tumbuh dan menyebar. Ilalang, rumput liar yang sudah ditarah bersamaan dengan daun-daun pohon kopi yang gugur itu dibiarkan menumpuk sampai membusuk. "Biar sekalian jadi pupuk," kata pria yang akrab disapa Soleh itu, kepada Tempo beberapa waktu lalu. 

Kebun kopi milik keluarga Soleh sudah berusia lebih dari 40 tahun. Namun masih mampu menghasilkan buah kopi segar sebanyak 2 ton dalam satu bulan. Hasil panen sebanyak itu cukup memuaskan untuk seukuran kebun tua. Namun sebenarnya hasil sebanyak itu baru dirasakan Soleh sejak dua tahun belakangan ini. Setelah masyarakat tahu bahwa kopi yang tumbuh di atas lahan gambut bukan kopi biasa.

Menurut Soleh, tanaman kopi sebenarnya sudah dikembangkan masyarakat daerah itu sejak tahun 1942. Namun tidak begitu diperhatikan lantaran hanya dijadikan sebagai tanaman sela bersamaan dengan kelapa dan pinang. Hasil buah kopi tidak begitu diharapkan lantaran jumlahnya sedikit. Masyarakat lebih menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan lain seperti sagu, pinang dan kelapa. "Saat itu kopi kalah dari hasil panen pinang dan kelapa.”Biji kopi hasil Kebun kopi gambut liberika di desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Domumentasi: Dinas Pariwisata Provinsi Riau

Masyarakat tidak mengetahui jenis kopi yang mereka tanam. Pada tahun 1980, kopi daerah itu mulai dilirik para tengkulak yang menampung kopi masyarakat dari rumah ke rumah. Masyarakat menjual hasil kopinya kepada tengkulak yang datang dengan harga yang cukup murah. Padahal, kopi tersebut dibawa para tengkulak ke Malaysia.

Biji kopi milik masyarakat sangat diminati di Malaysia. Selama 37 tahun kopi masyarakat Kepulauan Meranti itu memenuhi permintaan pasar Malaysia. Namun para tengkulak membeli kopi dari tangan petani dengan harga yang sangat murah. Tidak cukup membantu perekonomian masyarakat pada masa itu.

Namun pada akhirnya masyarakat tersadar dari ketidakpahamannya selama berpuluh tahun setelah balai penelitian tanaman industri dan penyegar (Balitrri) Bogor melakukan penelitian kopi masyarakat kecamatan Rangsang barat pada 2010 lalu. Balitrri mengidentifikasi bahwa kopi yang tumbuh di lahan gambut itu berjenis liberoid atau Liberika. Jenis kopi yang berasal dari Negara Liberia di Afrika Barat, merupakan jenis kopi terbaik bahkan kwalitasnya disebut lebih baik dari arabika dan robusta.

Hasil penelitian Balitrri membuka asa petani kopi di Kepulauan Meranti. Tidak lama setelah hasil penelitian itu disampaikan, kopi liberika khas Kepulauan Meranti mulai naik daun. Masyarakat yang dulunya menjual kopi dengan harga murah karena ketidakpahamannya kini bisa bernegosiasi menyesuaikan dengan harga pasar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

20 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.


Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

26 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

28 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

33 hari lalu

Ilustrasi kopi. Foto: Pixabay/Clayton Majona
Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.


Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

39 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Engin Akyurt
Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.


Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

41 hari lalu

Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

Selain mudik gratis, peserta juga mendapatkan asuransi perjalanan dan fasilitas lainnya.


Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

43 hari lalu

Tangkapan layar video hasil investigasi PETA di peternakan luwak di Bali. TEMPO/Irsyan
Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.


7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

49 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

Tidak hanya menyajikan kenikmatan, kopi hitam tanpa gula memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang menarik. Apa saja?


Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

49 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

Meskipun kopi hitam memberikan sejumlah manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.


Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

56 hari lalu

Workshop Ngopi Lucu: Cold Cream Sensation Djournal Coffee di Pacific Place, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. (Dok. Ismaya Group)
Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

Perpaduan kopi pahit dengan susu yang manis, ditambah dengan krim gurih yang lembut, memberikan sensasi yang berbeda.