Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sedapnya, Aroma 10 Sate di Festival Nasi Goreng dan Sate Yogya

image-gnews
Sate Maranggi. shutterstock.com
Sate Maranggi. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Sleman - Sebanyak 10 macam sate dari aneka bahan dan asal dikenalkan kepada publik melalui ajang Parade Sate Indonesia dalam rangkaian acara Indonesia Culinary Conference & Creative Festival “Nasi Goreng dan Sate” di Gedung Grha Sabha Pramana Yogyakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.

Di atas nampan, sate-sate itu dibawa 10 muda-mudi ke muka panggung dipandu oleh pakar kuliner Nusantara, Sisca Soewitomo. Sate-sate yang dimaksud meliputi sate ayam Ponorogo, sate Ambal, sate klatak, sate Karang, sate bebek, sate ikan tuna, sate lilit ikan, sate Padang, dan sate maranggi.

Sate kambing muda Klatak di Jalan Imogiri Timur, Bantul. Yang dikasih bumbu cuma garam dan merica, tusuk sate tidak terbuat dari bambu atau lidi. Tetapi menggunakan jeruji sepeda onthel. Tempo/Muh Syaifullah.

Umumnya hampir semua sate terbuat dari olahan daging yang dibakar, disajikan dengan cara ditusuk, dan diberi bumbu kacang. Setiap penyajinya memberikan penjelasan tentang sate olahannya berikut ditampilkan cara mengolah sate tersebut lewat layar. 

Seperti sate Karang yang namanya diambil dari lokasi penjualan, yaitu di Lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta. Sate diolah dari daging sapi yang diberi bumbu kacang.“Disajikan dengan lontong sayur,” kata si penjual, Tri Wahyono. 

Harga per porsi Rp 33 ribu, menurut Sisca, terlalu murah apabila dibandingkan kantong orang Jakarta. “Kalau di Jakarta dengan harga segitu sudah habis (satenya) sebelum jam delapan,” ujarnya.

Untuk sate klatak diambil dari bunyi klatak klatak yang terdengar ketika sate dibakar di atas arang yang menyala. Berbahan daging kambing yang diambil pada bagian daerah punggungnya sehingga dagingnya lunak. Bukan bagian kaki kambing yang ototnya keras karena kaki bagian tubuh yang banyak bergerak. Sate kaltak disajikan dua tusuk per porsinya. 

“Terasa gurih di ujung tusukan. Dan baunya tidak prengus. Tekstur dagingnya bagus,” kata Peneliti Pusat Penelitian Pangan dan Gizi (PSPG) UGM Profesor Murdijati Garjito memberikan komentar usai mencicipi sate klatak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca Juga: 

Yuk, Tamasya Sate dan Nasi Goreng di UGM 

Nikmatnya, Sate Tuhuk yang Lembut di Krui

Sementara untuk sate Padang, Murdijati Garjito menyebutkan  lebih banyak bumbunya ketimbang sate klatak. Sementara Sisca menicicipi sate Ambal yang terbuat dari daging ayam, tetapi tidak berbumbu kacang. Melainkan dari olahan tempe, cabai, dan sejumlah rempah. “Makan hanya nasi berbumbu sate ambal tanpa satenya sudah enak,” kata Sisca.

Secara garis besar, sate bisa dikelompokkan berdasarkan jenis bahannya. Ada sate ayam, seperti sate lalat dan sate Ponorogo. Ada sate daging sapi, seperti sate Karang, sate maranggi, dan sate Padang. Ada sate daging kambing, meliputi sate buntel dan sate klatak. Juga sate kerbau dari Kudus dan sate lilit dari Bali. Dan dalam parade itu juga dikenalkan sate ikan tuna yang berbahan ikan tuna segar dengan harga Rp 10 ribu per porsinya.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

7 hari lalu

Putri Ayudya sebagai Karin saat berlaga aksi dalam film 13 Bom di Jakarta. Visinema
13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

9 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

9 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

14 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

27 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

31 hari lalu

Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1220, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggelar festival Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Festival Kuno Kini.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

33 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

38 hari lalu

Ekspresi dua orang wanita saat menyaksikan Festival Glastonbury di Somerset, Inggris, 21 Juni 2023. REUTERS/Jason Cairnduff
Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

Seventeen menjadi grup K-Pop pertama yang akan tampil di Pyramid Stage acara Glastonbury


Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

43 hari lalu

Festival SXSW. Foto :  SXSW
Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

Grup musik Indonesia asal Majalengka LAIR ikut mengisi festival South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, Amerika Serikat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755