Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hangatnya Bakmi Jawa Mbah Djari dalam Hawa Dingin Perkampungan

image-gnews
Sepiring bakmi Jawa di warung Mbah Djari, Wonosari, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Sepiring bakmi Jawa di warung Mbah Djari, Wonosari, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bakmi menjadi salah satu kuliner tengah malam favorit warga Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di daerah Gunungkidul, Yogyakarta, salah satu yang menjadi favorit warga setempat adalah bakmi jawa Mbah Djari di Desa Karangtengah, Wonosari.

Bakmi ini bukan cuma unggul karena rasanya, tapi juga suasana yang ditawarkan. Warung sederhana Mbah Djari dibuka di tengah perkampungan berhawa dingin. Maka ini menjadi adalah salah satu pilihan wisata kuliner yang layak anda coba jika tengah "halan-halan" ke Gunungkidul.

Baca juga: Di Balik Gurihnya Bakmi Jawa Mbah Noto Gunungkdul

Seperti inilah keseruan menyantap hangatnya bakmi Jawa di warung Mbah Djari saat malam hari… 

Suara sudip alias alat masak Mbah Djari bersaut-sautan dengan nyanyi tonggeret pada malam itu, Rabu, 28 Juni. Sementara suasana perdesaan terasa nyenyat. Teng teng teng… Begitu nyaring bunyinya ketika sudip menggores sisi bagian dalam penggorengan. 

Bau bakmi Jawa dari asap yang membumbung tercium seketika. Aroma menggiurkan ini membuat para tamu yang duduk lesehan di samping gerobak gelisah kelaparan. 

Sementara itu, tangan kanan Mbah Djari masih membolak-balikkan bakmi dengan sudip. Lalu tangan kirinya mengipasi tungku berisi arang. Begitu tampak cokelat rata, Mbah Djari menghentikan aktivitasnya. Mbah Djari sedang memasak bakmi Jawa di warungnya, Desa Karangtengah, Wonosari, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana

Sedikit beratraksi, bakmi itu dilempar beberapa senti dari penggorengan ke piring. Di atas sajian tersebut ditaburi potongan daun seledri yang masih hijau segar. Mbah Djari mengantarkan sendiri pesanan itu kepada pelanggannya. Kadang disertai guyonan akrab bila tamunya ia kenal. 

Mbah Djari memasak bersama anak perempuannya, Puri Aprimardianti. Kata Puri, bapaknya masih termasuk garis keturunan warga Piyaman, Gunungkidul. Orang-orang daerah itu disebut-sebut menjadi pemasak ulung bakmi Jawa. Sejumlah warga Piyaman yang merantau konon sukses dengan warung bakminya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara masak manual dengan tungku dan arang menjadi salah satu ciri khas masakan bakmi khas Piyaman. Api dari tungku berbahan tanah liat itu kabarnya menambah mantap aroma dan rasanya. 

“Bapak memiliki pengalaman memasak 20 tahun, sejak 1998. Pernah juga menjadi partner Bakmi Jawa Mbah Gito,” ujar Puri. Mbah Gito adalah salah satu pemasak bakmi Jawa kesohor di kota Yogyakarta.

Selepas menjadi koki di warung Mbah Gito, Mbah Djari membuka warung sendiri di kampungnya. Suasana perdesaan dan kuliner tradisional dipadukan. Kearifan lokal pun dijunjung. Semisal, selagi memasak, Mbah Djari tak pernah melepaskan blangkon dari kepalanya.

Adapun soal sajian, seperti bakmi Jawa lainnya, bakmi khas Mbah Djari dihidangkan dengan telur bebek dan ayam kampung. Ada beragam varian bakmi Jawa, mulai goreng, godog atau rebus, dan magelangan atau dicampur dengan nasi. Bakmi itu akan dihidangkan dengan cabai rawit segar.

Sebagai kawan menyantap bakmi, Mbah Djari menyediakan beragam minuman tradisional. Wedang poci tentu menjadi unggulan. Ada juga wedang uwuh dan wedang jahe.

Seporsi bakmi Mbah Djari dibanderol cukup murah, yakni Rp 12 ribu. Bila ditambah potongan ayam, harganya berkisar Rp 18 ribu. Tentu pas di kantong para pelancong berbujet minim.

Waktu terbaik menyantap bakmi ialah pukul 20.00 hingga 22.00. Alasannya, tak terlalu malam, juga saat perut sedang lapar-laparnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Varian Bakmi Godog: Resep Bakmi Nyemek Khas Banyumas

25 September 2023

Mudik ke Jogja rasanya kurang lengkap jika belum menikmati rasa bakmi godog yang khas/Foto: Cantika
Varian Bakmi Godog: Resep Bakmi Nyemek Khas Banyumas

Bakmi nyemek sebenarnya mirip dengan bakmi kuah alias bakmi godog, hanya saja kuah dari bakmi nyemek agak lebih sedikit.


Cerita UMKM Binaan Pertamina Kemas Bakmi Godok dalam Kaleng hingga Tembus Pasar Ekspor

10 November 2022

Produk bakmi godok yang dikemas dalam bentuk kaleng oleh Bambang Tri Mulyono. TEMPO/MUH SYAIFULLAH
Cerita UMKM Binaan Pertamina Kemas Bakmi Godok dalam Kaleng hingga Tembus Pasar Ekspor

Tak hanya bakmi godok, Bambang mengemas banyak produk dalam bentuk kaleng.


8 Kuliner Khas Asal Salatiga

21 Juli 2022

Ilustrasi Membakar Sate
8 Kuliner Khas Asal Salatiga

Kota Salatiga merupakan kota yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Namun, selain keindahan alam, Salatiga juga memiliki kenikmatan dalam kuliner.


Di Balik Gurihnya Bakmi Jawa Mbah Noto Gunungkidul

27 April 2018

Proses pembuatan bakmi Jawa Mbah Noto di Warung Mbah Noto, Logandeng, Gunungkidul, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Di Balik Gurihnya Bakmi Jawa Mbah Noto Gunungkidul

Warung sederhana Bakmi Jawas Mbah Noto yang berkapasitas seratusan orang kadang-kadang