TEMPO.CO, Jakarta - Lahan di depan lapak sederhana Bakmi Jawa Mbah Noto, tepi Jalan Jogja-Wonosari, Logandeng, Playen, Gunungkidul, Senin malam, 23 April 2018, penuh kendaraan parkir. Para pengunjung antre memesan kuliner tradisional itu. Mereka menunggu sembari menyaksikan pembutan bakmi secara langsung.
Laki-laki 50-an tahun memasak bakmi di atas tungku tradisional dengan bahan bakar arang. Ia meracik bakmi seporsi-seporsi. Ini membuat para pelanggan kudu sabar menunggu pesanan datang sepiring demi sepiring.
“Pemandangan warung ramai seperti ini bisa dilihat setiap hari. Apalagi kalau akhir pekan atau liburan,” ujar Sudiyanti, putri sulung Mbah Noto, ketika ditemui Tempo di warungnya, Senin malam itu.
Warung sederhana Mbah Noto yang berkapasitas seratusan orang kadang-kadang sampai tak mampu menampung tamu yang membludak. Kata Sudiyanti, rata-rata pengunjung justru berasal dari luar kota. Konon, mereka penasaran dengan bakmi Mbah Noto yang rasanya melegenda.
Bakmi Mbah Noto diklaim sebagai bakmi Jawa pertama di Gunungkidul, selain bakmi racikan Mbah Wono. Mbah Noto mulai meracik bakmi pada 1970 dan menjajakannya di dekat Tugu Jogja atau yang kerap dikenal dengan Pal Putih. Lantas, pada 1975, ia pindah ke Gunungkidul.Sepiring bakmi Jawa Mbah Noto di Logandeng, Gunungkidul, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Mbah Noto merintis jualan bakmi dengan gerobak angkringan. Ia membawa dagangannya keliling desa. Sudiyanti, yang waktu itu masih kelas 2 SD, turut membuntuti bapaknya berjualan.
Sudiyanti benar-benar menjadi saksi bertumbuhnya bisnis kuliner keluarga. Resep bakmi yang cocok di lidah orang lokal membikin dagangannya makin dikenal. Kini, warung itu memproduksi minimal 500 piring bakmi sehari dan menghabiskan sedikitnya 10 ekor ayam kampung.
Rahasia resep bakmi Mbah Noto tersimpan pada cara masak dan racikan kaldunya. Cara membuat bakmi menggunakan tungku masak tradisional dipercaya membikin rasa makin sedap. Sedangkan kaldu yang dipakai untuk kuah bakmi kudu berasal dari rebusan ayam kampung betina yang sudah bertelur.
Sepiring Bakmi Mbah Noto ini cocok disantap saat petang hari. Aroma bakmi bercampur gurihnya kaldu ayam seketika membikin perut keroncongan. Apalagi disandingkan dengan cabai rawit dan teh poci gula batu.
Sepiring bakmi Mbah Noto ini dijual seharg Rp 12 ribu. Sedangkan teh poci plus gula batu dihargai Rp 5 ribu.
Artikel: