Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Telaga yang Lekat dengan Cerita Wali di Kabupaten Kuningan

image-gnews
Telaga Biru Cigaru
Telaga Biru Cigaru
Iklan

TEMPO.CO, Kuningan – Di Puncak Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sunan Gunung Jati diyakini bertapa, menepi, dan bermunajad pada 1521-1530.

Hal itu dilakukan menjelang Portugis menekan para ulama dan rakyat kecil. Dia beberapa kali singgah di jalur yang melewati Kuningan, termasuk di telaga-telaga yang kini menjadi ikon wisata di daerah yang terletak di kaki gunung tersebut.

Baca juga: Puluhan Ekowisata Tumbuh Di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

Tempo berkesempatan mengunjungi beberapa danau yang konon menjadi tempat yang pernah disinggahi para wali di Kuningan, akhir tahun lalu. Dari perjalanan tersebut, dihimpun beberapa danau yang bisa Anda datangi untuk berwisata.

1. Telaga Nilem

Telaga ini merupakan spot vakansi alam yang bisa menjadi salah satu alternatif seusai pelancong “membabat” habis wisata keraton di Kota Cirebon. Jaraknya dengan kota santri itu tak terlampau jauh. Kira-kira 20 kilometer. Umumnya, kalau dijangkau menggunakan kendaraan bermotor, telaga yang masuk kawasan wisata Desa Kaduela tersebut bisa ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit.

Di areal Taman Nasional Gunung Ciremai, Nilem adalah gerbang pembuka. Sebab, lokasinya berada di paling muka, dekat dengan portal masuk. Umumnya, orang-orang mengunjungi telaga itu pagi-pagi benar. Di sana, mereka bisa melihat danau alami dengan air sangat jernih. Saking jernihnya, biota yang hidup dalam air tampak dari permukaan.

Para pelancong biasanya memanfaatkan kolam ini buat snorkeling. Tak perlu khawatir bila tak bisa berenang. Di kawasan telaga, terdapat warung-warung yang menyediakan pelampung. Bila tidak membawa baju ganti, pedagang akan menyewakan pakaian renang dengan biaya rata-rata Rp 20 ribu per pasang.

2. Telaga Remis

Danau seluas 3,25 hektare yang letaknya tak sampai 500 meter dari Telaga Nilem ini punya lanskap yang menarik. Airnya jernih seperti cermin dan memantulkan bayangan pepohonan. Seakan-akan membentuk pagar alami. Kalau pagi, warga sekitar memancing di sana. Ada macam-macam jenis ikan air tawar yang hidup. Seperti bawal dan nila.

Menurut kepercayaan warga sekitar, ada juga bulus raksasa yang berdiam di dasar danau. Bulus itu kadang-kadang muncul kalau dipanggil dengan ritual khusus. Bulus disinyalir sebagai penunggu telaga, yang konon adalah jelmaan Pangeran Purabaya, utusan Kerajaan Mataram. Ia dulu dikabarkan berseteru dengan Sultan Matangaji, pemimpin Keraton Cirebon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menjelang siang, pengunjung datang dari berbagai kota. Mereka kebanyakan merupakan rombongan keluarga. Karena itu, di Telaga Remis banyak disediakan wahana untuk anak-anak, seperti sepeda air, bebek-bebekan, dan perahu mini.

3. Telaga Biru

Warga sekitar mengenalnya dengan sebutan Situ Cicerem. Lokasinya masih berada di Kecamatan Pesawahan dengan jarak tempuh kurang lebih 1 kilometer dari Telaga Remis menuju arah Paniis. Telaga ini punya julukan “Si Biru” lantaran warna airnya benar-benar biru. Di dalam danau itu terdapat ribuan ikan bawal hitam dan nila merah.

Tempat ini dulu dikenal sebagai lokasi singgahnya para wali ketika menyebarkan agama. Karena itu, di sekitar telaga, bisa ditemui rumah-rumah sesepuh. Mereka kabarnya kerap didatangi orang-orang dari kota yang ingin mencari wangsit.

Di telaga ini pula, menurut warga sekitar, ikan yang hidup dipercaya tak boleh dipancing karena memiliki pertalian dengan hal-hal yang berbau metafisika. Belakangan, Telaga Biru menjadi lokasi incaran para selebgram. Dari atas sebuah batu, mereka bisa berfoto dengan latar kosong berupa telaga, ikan-ikan, dan pagar-pagar pepohonan yang rimbun serta ranum.

Untuk menuju tiga danau ini, pelancong bisa menempuh perjalanan darat dengan kereta api. Perjalanan dilakukan dari Stasiun Gambir, Jakarta, atau Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Kejaksan atau Prujakan.

Setelah itu, pelancong dapat menyewa motor dengan tarif Rp 75 ribu per hari atau mobil RP 400 ribu per hari. Waktu terbaik mengunjungi Kuningan ialah awal Juni hingga awal September atau saat curah hujan rendah.

Artikel Lain: Kuningan Kembangkan Desa Wisata dan Ekraf

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

15 hari lalu

Telaga Biru Cicerem. Shutterstock
Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

Meski ada peningkatan, jumlah pengunjung pada libur Lebaran tahun ini belum sebanyak tahun lalu


Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

40 hari lalu

Telaga Biru Cicerem. Shutterstock
Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

Setiap pengelola objek wisata di Kuningan diharapkan bisa menyiapkan lokasi wisata dengan baik untuk libur Idul Fitri tahun ini.


Pasca Coblosan Pemilu 2024, Ini 7 Destinasi Wisata Air di Kuningan dan Tiketnya

13 Februari 2024

Telaga Biru Cicerem. Shutterstock
Pasca Coblosan Pemilu 2024, Ini 7 Destinasi Wisata Air di Kuningan dan Tiketnya

Kabupaten ini kaya akan lokasi wisata. Berikut tujuh destinasi wisata air di Kuningan bisa Anda kunjungi usai mencoblos Pemilu 2024.


5 Kuliner Khas Kuningan yang Patut Anda Coba, Salah Satunya Nasi Kasreng

13 Februari 2024

Nasi Kasreng. Instagram/kuninganfoodies
5 Kuliner Khas Kuningan yang Patut Anda Coba, Salah Satunya Nasi Kasreng

Aneka kuliner khas Kuningan, Jawa Barat itu bahkan bisa menjadi buah tangan untuk Anda bawa pulang.


Libur Lebaran, Jalur Wisata di Kuningan Dipadati Kendaraan Wisatawan

23 April 2023

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Libur Lebaran, Jalur Wisata di Kuningan Dipadati Kendaraan Wisatawan

Kabupaten Kuningan kerap menjadi destinasi wisata bagi sejumlah masyarakat yang hendak menikmati waktu libur Lebaran.


Sopir Bupati Kuningan Ngebut dan Ngantuk di Siang Bolong, Begini Akibatnya

4 April 2023

Ilustrasi mobil kecelakaan tunggal. thebalance.com
Sopir Bupati Kuningan Ngebut dan Ngantuk di Siang Bolong, Begini Akibatnya

Mobil Toyota Hilux yang ditumpangi Bupati Kuningan menabrak bengkel las, empat sepeda motor yang parkir, berikut dua pengguna motor.


Info Gempa Terkini BMKG: Gempa Darat Dangkal di Kuningan

22 Desember 2022

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Info Gempa Terkini BMKG: Gempa Darat Dangkal di Kuningan

Gempa darat lain yang terjadi di Jawa Barat. Warga di Kuningan langsung teringat dan berempati kepada korban gempa di Cianjur.


Simpel Legit Nasi Kasreng, Makanan Khas dari Luragung, Kuningan

15 Juli 2022

Nasi Kasreng. Foto: TelusuRI| Nita Chaerunisa.
Simpel Legit Nasi Kasreng, Makanan Khas dari Luragung, Kuningan

Menurut masyarakat setempat, nasi kasreng bermula dari seorang penjual warung nasi yang bernama Kasri, warga asli Luragung pada 1970-an.


Polisi Tangkap Pencuri Bermodus Petugas Vaksinasi

16 Februari 2022

Ilustrasi pencurian atau pembobolan rumah. chronicle.co.zw/
Polisi Tangkap Pencuri Bermodus Petugas Vaksinasi

Empat dari lima pencuri itu adalah ibu rumah tangga.


Makam Adat Dilarang, Masyarakat Sunda Wiwitan Sebut Intoleransi

23 Juli 2020

Masyakat penganut kepercayaan sunda wiwitan yang berada di kaki gunung cermai membawa hasil bumi dalam upacara Seren Taun 22 Rayagung 1947  di Kuningan, Jawa Barat, 17 Oktober 2014. Acara tersebut merupakan ungkapan syukur atas suka duka dalam bidang pertanian. TEMPO/Nurdiansah
Makam Adat Dilarang, Masyarakat Sunda Wiwitan Sebut Intoleransi

Akur Sunda Wiwitan di Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dibuat kaget dengan peyegelan pembangunan makam sesepuh mereka oleh satpol PP.