TEMPO.CO, Kuningan - Dalam dua tahun terkahir muncul sekitar 50 ekowisata di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC ), Kabupaten Kuningan. Semuanya murni dibangun dan dikelola masyarakat sekitar tanpa suntikan dana investor luar.
Kepala sub Bagian Tata Usaha TNGC, Muhrizal, menceritakan dalam dua tahun terakhir masyarakat menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Mereka pun lalu meminta izin TNGC untuk mengembangkan usaha pariwisata yang berwawasan lingkungan (ekowisata).
Permohonan itu mendapat sambutan baik. “Sebagai timbal balik masyarakat diminta untuk tidak membuka peluang kepada investor luar,” kata Muhrizal, di kawasan ekowisata Batu Luhur, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Kamis, 16/11.
“Kami memberi kerjsama ijin kepada warga desa sekitar yang akan membangun ekowisata, seperti ekowisata batuluhur, Bukit Seribu Bintang di desa Padabeunghar, 1001 tangga Manguntapa dan Bumi Perkemahan di desa Singkup, kecamatan Pasawahan,” kata Muhrizal.
Penggerak masyarakat Desa Padabeunghar, Dodo Widodo, membenarkan adanya peluang membuka ekowisata tersebut. Dia mengatakan TNGC sangat membantu masyarakat sekitar dalam mengembangkan hal itu.
Setelah di desanya dibangun dua tempat wisata, yakni Bukit Seribu Bintang dan Batu Luhur, kini setiap bulannya ada sekitar 6.000 wisatawan datang berkunung. Masyarakat sekitar pun merasakan mamfaatnya. “Selain bisa berjualan di daerah wisata, juga menjual oleh-oleh dan buah-buahan ke pengunjung.”
Dodo mengatakan semua murni masyarakat desa Padabeunghar yang menggelola. “Walaupun pendapatkan masih sedikit tapi kami gembira bisa membangun ekowisata dengan modal kerja bakti dan gotong royong,” kata Dodo.
Menurut Heri Hermana, kepala bagian pemberitaan Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ikhtiar masyarakat seperti itu bisa menjadi proyek percontohan keberhasilan penggelolaan kawasan Taman Nasional di Indonesia.
“Ini luar biasa, tanpa bantuan atau godaan para investor luar , mereka berhasil membangun ekowisata yang keren dan nama yang unik,” ujar Heri Hermana saat mengunjungi ekowisata Batu Luhur, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Kamis. Heri Hermana yakin wisata alam di Kuningan dan Majalengka menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
DEFFAN PURNAMA (Kuningan)
Baca juga: