Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjelang Imlek, Ini Asal Muasal Nama Glodok di Jakarta

image-gnews
Suasana perayaan Imlek di luar Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu, 28 Januari 2017. TEMPO/Ghoida Rahmah
Suasana perayaan Imlek di luar Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu, 28 Januari 2017. TEMPO/Ghoida Rahmah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah anda bahwa nama Glodok berasal dari kata “grojok-grojok” yang merupakan bunyi air dari pancuran besar? Kawasan yang senantiasa ramai menjelang imlek ini, memang dekat dengan pelabuhan dan pada jaman dulu banyak terdapat pancuran besar.

Baca juga: Ramalan Cina Kuno Ciam Si, Ritual Rutin Menjelang Imlek

Menurut Huans Solaihan, pegiat Jakarta Good Guide, orang Tionghoalah yang member nama demikian untuk kawasan itu. Glodok adalah onomatope atau tiruan bunyi dari suara air yang mengalir deras. “Lantaran warga Tionghoa sulit mengucapkan ‘r’, mereka menyebutnya ‘glodok’, yang lalu jadi nama wilayah itu,” kata dia saat ditemui di Glogok pada Sabtu, 3 Februari 2018.

Orang Tionghoa dulu menempati kawasan itu karena adanya pengkotak-okotakan etnis oleh kongsi dagang VOC. “Orang Tionghoa diberi wilayah di Glodok, orang India di Pasar Baru,” kata Huans.

Belanda ‘mengisolasi’ penduduk beretnis Tionghoa di kawasan itu pasca-tragedi pembantaian—yang dikenal dengan peristiwa geger pecinan—pada 1740-an. Dulu, kawasan ini belum bernama Glodok.

Glodok, khususnya Petak Sembilan, tentu berubah dari tahun ke tahun. Di mata Hartanto Widjaja, seorang penduduk asli Petak Sembilan, kampung halamannya telah berganti wajah. Ia, yang tinggal di Glodok sejak era Soekarno, mengaku menjadi saksi perubahan demi perubahan tersebut.LTC Glodok, Jakarta (ltc.glodok.com)

“Dulu, tempat ini adalah lokasi hiburan,” kata Hartanto, yang akrab disapa Koh JM, saat ditemui di Jalan Kemenangan, Glodok, Senin, 5 Februari 2018.

Di sana, orang-orang datang untuk berjudi dan menikmati aktivitas jual-beli manusia. “Di depan Vihara Toa Se Bio itu dulu adalah tempatnya para PSK (pekerja seks komersial),” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tempat hiburan malam tersebut terpusat di hotel yang kini dialih-gunakan sebagai gedung sekolah. Gedung sekolah Lokasinya tepat di seberang vihara. Masih dalam satu garis wilayah dengan hotel itu, gedung-gedung sekitarnya adalah tempat untuk main casino dan candu.

Hiruk-pikuk gemerlap duniawi sangat terasa, menurut pengakuan Koh JM. Ia sempat menyaksikan suasana demikian sampai remaja. Kesan berbahaya melekat di ingatannya. Namun Petak Sembilan, menurut dia, telah berubah total pada 1970-an.

“Operasi yang dilakukan pemerintah pada masa-masa itu membuat semua tempat hiburan di sini ditutup,” kata dia.

Sejak itu, Petak Sembilan beralih menjadi pusat aktivitas perdagangan tanpa embel-embel hiburan. Apalagi pasca-reformasi. Orang-orang dari beragam etnis mulai hijrah dan tinggal menetap di sekitar Glodok. “Makanya di sini sekarang lebih banyak pendatang daripada penduduk asli,” katanya.

Hal itu diakui juga oleh Akiong. Pemilik warung makan Kari Lam ini ikut orang tuanya merantau dari Medan ke Glodok pada 1970-an. Ia turut menjadi saksi perkembangan Petak Sembilan masa demi masa. “Kalau sekarang orang-orang lebih beragam, enggak seperti dulu,” tutur Akiong. Pelanggannya juga bergeser, dari yang dulu orang-orang keturunan Tionghoa, kini dari berbagai etnis.

Kenangan Petak Sembilan, bagi Koh JM dan Akiong, tak pernah luntur. Dalam berbagai rupa, kawasan pecinan itu selalu memberi romansa khusus buat keduanya. Salah satunya, saat-sat menjelang imlek seperti sekarang ini.

Artikel lain: Perhatikan Dua Larangan Ini Saat Melancong ke Jepang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

27 Februari 2018

Pengunjung menyaksikan Lampion berbentuk Kapal Naga dalam Pluit Lantern Festival di Mall Pluit Village Jakarta, 4 Oktober 2017. Festival ini juga menjajakan aksesoris. TEMPO/Amston Probel
Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang akan menggelar pawai lampion yang dipusatkan di Kota Singkawang, Rabu malam, 28 Februari 2018.


Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

26 Februari 2018

Warga keturunan Tionghoa menampilkan atraksi Barongsai saat ritual tolak bala jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2569 di Jalan Raya Kuta, Bali, 15 Februari 2018. Ritual bertujuan menetralisir segala keburukan dari keempat penjuru arah mata angin serta menjadikan perayaan Imlek yang damai. Johannes P. Christo
Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

Kegiatan Imlek ini merupakan salah satu bentuk upaya ITDC untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Pulau Bali.


Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

26 Februari 2018

Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di  Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia  beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi
Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

Jembatan ini disediakan untuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh pada Maret 2018.


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

24 Februari 2018

Ratusan warga ikuti penyalaan lampion 7 New Hope di Alun-Alun Kidul, Yogyakarta, 20 Oktober 2014. 293 lampion berisi doa dan harapan-harapan masyarakat untuk pemerintahan Jokowi-JK dinyalakan di dua tempat yaitu Titik Nol Kilometer Yogyakrta dan Alun-alun Kidul. TEMPO/Suryo Wibowo.
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

Imlek Light Festival yang menampilkan berbagai bentuk lampion akan menjadi daya tarik baru penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.


Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

23 Februari 2018

Sejumlah anak membawakan Tari Janger kreasi dalam Pesta Kesenian Bali ke-38 di Taman Budaya Art Center, Denpasar, Bali, 22 Juni 2016. Pentas seni tersebut dalam rangka mengisi liburan sekolah dengan kegiatan seni budaya. TEMPO/Johannes P. Christo
Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018.


Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

20 Februari 2018

Salah satu barongsai berupaya mengambil
Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.


912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

20 Februari 2018

Tatung melakukan atraksi saat pawai tatung di lapangan Kridasana, Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu (28/2). Acara tersebut diikuti 767 peserta dari seluruh wilayah kalimantan barat untuk memperingati Cap Go Meh 2561. Tempo/Tony Hartawan
912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

Tatung adalah dukun Tionghoa yang kerasukan roh leluhur atau biasa juga disebut lauya. Mereka akan beratraksi saat pesta budaya Cap Go Meh.


Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

20 Februari 2018

PT Angkasa Pura II meresmikan maskapai AirAsia Filipina beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa, 9 Januari 2018 (Dok. Istimewa)
Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

PT Angkasa Pura II Persero mencatat pada libur Imlek 2018 telah melayani 1,9 juta penumpang di semua bandara yang dikelola.


Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

19 Februari 2018

Pengurus vihara mengecat sejumlah ornamen Vihara di Vihara Dhanagun Kota Bogor, 29 Januari 2018. Sejumlah vihara mulai berbenah guna menyambut tahun baru Imlek 2018. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat akan menyuguhkan hidangan vegetarian saat perayaan Cap Go Meh.


Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

19 Februari 2018

Para peserta festival perayaan Cap Go Meh memanggul miniatur rumah adat di Singkawang, Kalimantan Barat, 5 Maret 2015. Singkawang selalu menarik banyak perhatian wisatawan asing maupun lokal saat perayaan Imlek hingga Cap Go Meh, karena kemeriahannya dan menampilkan banyak kesenian. (Robertus Pudyanto/Getty Images)
Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

Santo Yosep Singkawang Group kembali memecahkan rekor MURI dengaan pembuatan naga terbanyak pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018.