TEMPO.CO, Yogyakarta -Alun-alun Utara Yogyakarta sudah mulai dipenuhi lapak sejak 1 November 2017. Padahal Keraton Yogyakarta baru membuka tradisi tahunan Pasar Malam Perayaan Sekaten itu pada 10 November.
Sekaten adalah acara tradisi yang digelar Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Acara ini digelar setiap tanggal 5 bulan Mulud atau Rabiul Awal tahun Hijriah. Acara ini yang terdiri dari pasar raya ini, di Yogyakarta, digelar di alun-alun utara keraton. Acara ini bisa menjadi daftar kunjungan Wisata Yogyakarta.
Tahun ini, pemerintah kota Yogyakarta menyediakan 486 lapak, serta 14 anjungan khusus pengusaha mikro kecil dan menengah.
Puncak dari Sekaten adalah Grebeg Maulud. Tradisi peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang diadakan tiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Acara ini ditandai oleh pembuatan tumpeng atau gunungan yang dihiasi aneka hasil bumi masyarakat setempat. Biasanya, saat itu warga akan berebut untuk mendapatkan berkah dari keraton itu.Puluhan warga menyaksikan permainan Gamelan Jawa Kyai Gunturmadu oleh abdi dalem (punggawa kraton) di Pagongan sebelah Selatan Masjid Agung, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/1). Gamelan merupakan rangkaian dari Upacara Sekaten atau peringatan Ulang Tahun Nabi Muhammad saw yang diadakan tiap tanggal 5 bulan Jawa yang jatuh 24 Januari 2013. TEMPO/Subekti
Karena kawasan sekitar alun-alun Utara Yogyakarta mulai padat, petugas sudah melakukan rekayasa jalur kendaraan supaya lalu-lintas sore hingga malam hari tak macet.
"Akses masuk ke Sekaten kali ini hanya dari utara yakni melalui Jalan Pangarukan atau Jalan Trikora," kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto, 3 November 2017. Masuk ke areal Sekaten pukul 16.00-22.00 hanya bisa satu arah yakni lewat utara menuju selatan.
Pada acara Sekaten tahun-tahun sebelumnya, wisatawan Yogyakarta bisa masuk dari tiga jalur, yakni dari sisi utara (Jalan Pangurakan), dari timur Jalan Ibu Ruswo (Wijilan) dan dari sisi barat (Jalan Kauman). Kendaraan dari tiga arah ini membuat macet ketika bertemu.
Dengan model pengaturan yang baru ini kendaraan diharapkan masuk lewat Jalan Pangurakan, yang kemudian bergerak ke luar melalui dua pintu lainnya; Jalan Kauman dan Jalan Ibu Ruswo. Dengan pengaturan ini diharapkan tak ada pengendara yang berlawanan arah ketika hendak keluar masuk areal Sekaten.
Di beberapa persimpangan menuju kawasan Sekaten pun akan ditutup. Simpang tiga Mantrigawean Wijilan, simpang Gerjen Wijilan juga ditutup. Dari sisi barat, simpang empat Jalan Kauman pun ditutup kecuali untuk jalur menuju Sekaten saja.
Lokasi turun-naik penumpang mobil pun ditentukan. Pengendara mobil hanya boleh menurunkan penumpang di titik-titik tertentu, seperti selatan Masjid Kauman dan area Jogja Galery. Parkir khusus disediakan di Ngabean dan TKP Senopati.
Baca juga: Tip Travelling ke Luar Negeri ala Panji Pragiwaksono