Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pathok Tradisi Pasar Malam Perayaan Sekaten Yogya

image-gnews
Ratusan warga mengikuti Upacara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara pengembalian Gamelan Jawa Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo dan menandakan berakhirnya perayaan Sekaten di alun-alun utara. TEMPO/Subekti
Ratusan warga mengikuti Upacara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara pengembalian Gamelan Jawa Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo dan menandakan berakhirnya perayaan Sekaten di alun-alun utara. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta--Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Keraton Yogyakarta pada Selasa 5 November 2013 melakukan pemasangan pathok Sekaten sebagai tanda segera dimulainya tradisi Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 1947 Hijriyah 2013 masehi 1345.

Pemasangan pathok itu dilakukan secara simbolis dari perwakilan keluarga Keraton Yogyakarta Gusti Bendoro Pangeran Hario (GBPH) Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo. Pathok dipasang diantara dua pohon beringin depan Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Selain Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang turut memukul pathok, kali ini sebanyak 14 camat di Kota Yogyakarta juga mendapat giliran memukul pathok kayu yang akan jadi pancang utama perayaan Sekaten yang rencananya dimulai 6 Desember 2013.

Gusti Hadiwinoto menuturkan, perayaan Sekaten sebagai pesta rakyat dan penggerak perekonomian, perlu mendapat sentuhan inovasi pemerintah agar tidak membosankan dan hanya berisi kegiatan sama tiap tahunnya.

"Kami setuju jika Sekaten didukung dengan dana keistimewaan, tapi semua program kan tergantung kreativitas pemerintah kota," kata Hadi menjawab pertanyaan Tempo. DI Yogyakarta sendiri sedianya akan mendapat kucuran dana keistimewaan sebesar Rp 231 miliar dari pemerintah pusat. Namun sampai jelang akhir tahun ini dana yng dijanjikan itu tak kunjung turun.

Keraton sendiri selama ini memperhatikan, konsep perayaan sekaten yang lebih banyak bersifat temporal selama 40 hari itu masih kurang inovtif kegiatannya. "Makin cenderung ke arah perekonomian, belum banyak menyentuh nilai tradisi dan pemberdayaan masyarakatnya," kata dia.

Hamparan 70 persen area Alun Alun yang digunakan, kebanyakan masih berisi stand-stand jualan produk modern namun minim dengan ruang apresiasi seni dan budaya.

Hadi menuturkan, sebenarnya banyak potensi lokal yang bisa diolah untuk menghidupkan sekaten. Mulai dari menggarap konsep barang dan pelaku yang menyewa stand stand agar tidak terlalu jauh meninggalkan aspek tradisi sebagai spirit Sekaten sebagai pasar malam.

"Misalnya saja menggandeng perajin untuk membuat cinderamata khas Sekaten, sehingga punya ikon. Seperti souvenir endog abang (telur merah) karena biasanya penjual itu hanya ada saat ada acara besar," ujarnya. Suvenir itu menurutnya bisa dipasarkan 'terbatas' alias hanya saat ada perayaan sekaten, dan selain moment itu akan sulit diperoleh.

Selain sekaten jadi punya ikon, pengrajin lokal pun akan semakin punya ruang mengenalkan produk produknya. "Jadi sekaten juga bisa jadi space baru pengrajin yang selama ini kesulitan memasarkan produk," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Patauan tempo, kebanyakan penyewa booth Sekaten menjual barang barang seperti pakaian atau barang perkakas rumah tangga. Hadi pun berharap ada juga hari hari tertentu di mana ada space khusus di pusat perayaan Sekaten untuk komunitas seni tradisi tampil.

"Itu semua akan bisa dibantu dengan dana keistimewaan aalkan pemerintah kota cekat ceket (cepat bergerak) menyusun konsepnya," kata dia.

Sementara itu Walikota Haryadi Suyuti menuturkan pihaknya akan memanfaatkan dengan baik usulan dari pihak Keraton Yogyakarta untuk mendanai perayaan sekaten ini melalui Dana Keistimewaan.

"Beberapa hal yang akan kami perbaiki adalah soal pemberian ruang apresiasi sei budaya selma penyelnggaraan sampai penataan parkir yang memadai bagi masyarakat yang datang," kata dia.

Misalnya saja, di pusat Alun Alun rencananya akan dipasang sejumlah area dengan konblock sehingga ada jalur khusus jika ada pentas kesenian. Selain itu rekayasa pintu masuk juga dilakukan dengan membuat gapura dua sisi, utara dan barat. Tidak hanya sisi utara seperti selama ini digarap.

Namun, Haryadi mengaku pemerintah belum membicarakan lebih jauh soal keterlibatan masyarakat khususnya pengrajin lokal yang kiranya bisa mengisi Sekaten kali ini. "Kami tentu harus menyeleksinya dahulu agar sesuai," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:
Melongok Vila Murah di Kota Bandung

Karnaval Kostum Melibatkan 27 Negara

Hari Ini, Festival Danau Poso Digelar

Hotel Unik, dari Rasa Afrika hingga Liverpool

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

24 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.