Warga Klaten Pindahkan Joglo 1,5 Ton dalam Tradisi Boyong Joglo

Reporter

Editor

Senin, 18 September 2017 14:52 WIB

Sekitar 200 warga Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, menggotong kerangka pendopo berumur 65 tahun dari Dusun Mandungan untuk dipindahkan dan dibangun ulang di halaman Balai Desa Wiro yang berjarak sekitar 1,5 kilometer. Tradisi Boyong Joglo bertujuan untuk memupuk semangat gotong-royong. DINDA LEO LISTY | KLATEN.

TEMPO.CO, Klaten - Tradisi Boyong Joglo yang mulai luntur di sebagian wilayah Jawa Tengah kembali dihidupkan di Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Boyong Joglo adalah prosesi memindahkan rumah adat Jawa dengan cara digotong secara beramai-ramai.


Pada Senin, 18 September 2017, sebuah pendopo joglo yang sudah berumur 65 tahun dipindahkan dari Dukuh Mandungan menuju Balai Desa Wiro yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Boyong Joglo ini

menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer.



Untuk keperluan boyong joglo ini dibutuhkan 200 orang. Mereka bergantian menggotong kerangka pendopo yang terdiri dari delapan tiang utama itu. Menurut Kepala Desa Wiro, Agus Riyadi, soko atau tiang utama itu terbuat dari kayu jati utuh setinggi 3,5 meter dengan diameter 20 centimeter. "Berat total kerangka pendopo itu mencapai sekitar 1,5 ton," kata dia kepada Tempo di sela prosesi kirab Boyong Joglo.



Agus mengatakan, kerangka pendopo yang diboyong atau diusung itu merupakan bekas Balai Desa Mandungan. Karena Desa Mandungan dilebur menjadi satu dengan Desa Wiro pada tahun 60'an, pendopo tersebut akhirnya mangkrak. "Pendopo itu sempat dimanfaatkan untuk SD Negeri Wiro 4 sampai 1985," kata Agus.



Menggunakan anggaran sekitar Rp 100 juta dari Pendapatan Asli Desa (PADes) Wiro 2017, Agus berujar, kerangka pendopo joglo itu akan dibangun lagi untuk balai pertemuan di halaman balai desa seluas 13,5 x 11 meter. "Genteng dan kuda-kuda penyangga atapnya akan dipasang lagi. Sedangkan lantainya akan dibangun baru," ujar Agus.



Agus menambahkan, tradisi Boyong Joglo perlu dilestarikan untuk memupuk semangat gotong royong warga. Meski mengangkut beban berat, warga tidak meminta upah.



Bersimbah peluh menyusuri jalan beton yang terpanggang sinar matahari, sekitar 200 warga bergantian mengusung Joglo Pendopo yang dirangkai dengan tonggak-tonggak bambu. Lagu daerah Holopis Kuntul Baris dilantukan secara serempak untuk membakar semangat.



Tak jarang beberapa warga hampir terjungkal karena kerangka pendopo joglo tersebut lebarnya 4,4 meter. Sedangkan jalan beton yang dilalui lebarnya hanya 4,5 meter dan berbatasan langsung dengan sawah. Mepet sekali!



Kendati demikian, semangat warga tetap membuncah. "Justru di sinilah tantangannya," kata Hakim, 35 tahun, warga setempat.



Selain kerumunan warga yang menggotong kerangka pendopo, tradisi Boyong Joglo juga dimeriahkan dengan pertunjukan reog, jathilan, dan arak-arakan nasi tumpeng dan hasil bumi.



Menurut sesepuh Desa Wiro, Amri Pujo Harjono, tradisi Boyong Joglo sudah jarang dilakukan karena warga kini lebih memilih membangun rumah modern. "Sejak tahun 80'an sudah jarang ada warga yang membangun rumah Joglo atau Limasan," kata Pujo. lelaki 70 tahun yang akrab dipanggil Kakek itu.



Kendati demikian, Pujo berujar, sebagian warga yang masih memiliki rumah Joglo atau Limasan terkadang masih meminta pertolongannya untuk menghitung tanggal atau hari yang baik untuk melaksanakan Boyong Joglo. "Yang penting di luar Bulan Suro," ujar Suro.




DINDA LEO LISTY (Klaten)

Berita terkait

Catat, Dieng Culture Festival 2023 Dijadwalkan pada 25-27 Agustus

8 Februari 2023

Catat, Dieng Culture Festival 2023 Dijadwalkan pada 25-27 Agustus

Dieng Culture Festival diisi dengan beragam acara menarik, mulai dari penampilan kesenian tradisional dan pertunjukan musik.

Baca Selengkapnya

Pracima Tuin Dibuka 21 Januari 2023, Kenalkan Kuliner Kesukaan Raja-raja di Pura Mangkunegaran Solo

14 Januari 2023

Pracima Tuin Dibuka 21 Januari 2023, Kenalkan Kuliner Kesukaan Raja-raja di Pura Mangkunegaran Solo

Dalam kurun waktu mulai Januari hingga Maret 2023, layanan kunjungan wisata di Pracima Tuin Pura Mangkunegaran direncanakan dengan reservasi.

Baca Selengkapnya

Taman Satwa Taru Jurug Dibuka 27 Januari, Gibran: Ganti Nama jadi Solo Safari

7 Januari 2023

Taman Satwa Taru Jurug Dibuka 27 Januari, Gibran: Ganti Nama jadi Solo Safari

Dibukanya Taman Satwa Taru Jurug atau Solo Safari menyusul telah selesainya revitalisasi tahap pertama.

Baca Selengkapnya

Infrastruktur Borobudur Highland Mulai Dibangun 2023, termasuk Wahana Bersepeda di Atas Pohon

25 Desember 2022

Infrastruktur Borobudur Highland Mulai Dibangun 2023, termasuk Wahana Bersepeda di Atas Pohon

Borobudur Highland merupakan satu dari empat program unggulan destinasi pariwisata tahun 2023 yang disusun oleh Badan Otorita Borobudur.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Selesai, Pracima Tuin di Pura Mangkunegaran Solo Akan Diluncurkan 21 Januari 2023

22 Desember 2022

Revitalisasi Selesai, Pracima Tuin di Pura Mangkunegaran Solo Akan Diluncurkan 21 Januari 2023

Taman Pracima atau Pracima Tuin dibangun ulang di sebelah barat Pura Mangkunegaran.

Baca Selengkapnya

Cepogo Cheese Park, Destinasi Wisata Keluarga Baru di Kota Susu Boyolali

15 Desember 2022

Cepogo Cheese Park, Destinasi Wisata Keluarga Baru di Kota Susu Boyolali

Cepogo Cheese Park menawarkan wisata edukasi untuk keluarga dengan hawa sejuk pegunungan.

Baca Selengkapnya

Serunya Menjelajahi Kota Lama Semarang Sambil Jalan Kaki, Coba Rute Ini

29 November 2022

Serunya Menjelajahi Kota Lama Semarang Sambil Jalan Kaki, Coba Rute Ini

Kawasan Kota Lama Semarang yang masuk ke dalam jajaran World Heritage City UNESCO itu memiliki banyak atraksi unik, terutama sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Tiket Kereta ke Solo Laku Dipesan, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Surakarta

20 November 2022

Tiket Kereta ke Solo Laku Dipesan, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Surakarta

Daya tarik Solo adalah budaya dan kearifan lokal yg sangat kental dan terjaga.

Baca Selengkapnya

Taman Satwa Taru Jurug Bakal Berganti Nama Jadi Solo Safari

18 November 2022

Taman Satwa Taru Jurug Bakal Berganti Nama Jadi Solo Safari

Nama baru Taman Satwa Taru Jurug itu, menurut Wali Kota Solo sebenarnya akan disiapkan untuk menjadi kejutan bagi masyarakat Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Taman Pura Mangkunegaran, Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Budaya

8 November 2022

Revitalisasi Taman Pura Mangkunegaran, Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Budaya

Area Taman Pura Mangkunegaran atau Taman Pracima atau disebut juga dengan nama Pracima Tuin, saat ini dalam tahap revitalisasi.

Baca Selengkapnya