Fakta Gedung Sate: Usia 100 Tahun, 6 Juta Gulden, dan Peninggalan Krisis Ekonomi

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 3 September 2020 18:50 WIB

Gedung Sate. (Foto: Humas Jabar).

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Sate adalah sebuah bangunan bersejarah di Kota Bandung, Jawa Barat. Gedung tersebut kini menjadi kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat sekaligus destinasi wisata. Masyarakat kerap menyebutnya sebagai ‘Gedung Putih' Bandung.

Kepala Bidang Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Azis Zulfikar menjelaskan sejarah bangunan yang kini sudah berusia satu abad. Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sate berlangsung pada tahun 1920 di masa penjajahan Belanda. "Tepat pada tanggal 27 Juli 2020, Gedung Sate merayakan hari jadi ke-100," kata Azis Zulfikar di Bandung, Sabtu, 29 Agustus 2020.

Dulu, Gedung Sate bernama Gouvernements Bedrijven. Sejak tahun 1980 bangunan tersebut menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat. Berdasarkan literatur, Azis Zulfikar mengatakan Gedung Sate merupakan salah satu proyek Pemerintah Hindia Belanda yang kala itu ingin memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia (Jakarta) ke Bandung, Jawa Barat.

Museum Gedung Sate Bandung dibalut teknologi digital. (Dok.Museum Gedung Sate)

"Gedung Sate merupakan salah satu gedung yang dirancang untuk pusat pemerintahan. Pada waktu itu, Pemerintah Hindia Belanda akan membangun sebuah kompleks perkantoran," katanya. Dari dokumen denah pembangunan pusat Pemerintahan Hindia Belanda, Gedung Sate adalah satu dari 17 bangunan yang rencananya ada di kompleks perkantoran itu.

Advertising
Advertising

"Hanya saja yang terealisasi baru tiga bangunan karena krisis ekonomi akibat perang dunia pertama," kata Azis Zulfikar. Pembangunan Gedung Sate memakan waktu empat tahun, mulai 1920 sampai 1924. Disebut Gedung Sate karena memiliki ciri khas berupa 6 tusuk sate yang terletak di atas menara. Enam tusuk sate itu melambangkan 6 juta Gulden biaya pembangunannya.

Arsitektur Gedung Sate mengadopsi budaya Eropa, Asia, dan Nusantara. Ada bagian yang menyerupai masjid atau nuansa Islam, ada juga candi, dan ornamen bernuansa Eropa. Di bagian timur dan barat terdapat dua ruang besar atau ballroom yang umumnya terdapat pada bangunan di Eropa.

Salah satu yang ditampilkan dalam Museum Gedung Sate Bandung. (foto2 Prima Mulia/TEMPO)

Ruangan yang disebut aula barat dan aula timur ini kerap digunakan kegiatan resmi. Adapun lantai paling atas terdapat disebut Menara Gedung Sate dan tidak dapat dilihat langsung dari bawah. Bagi yang ingin ke puncak Gedung Sate harus naik dengan lift atau menggunakan tangga kayu. Ada enam tangga yang harus dilalui dengan masing-masing sepuluh anak tangga yang harus dinaiki.

Wisatawan yang berkunjung ke Gedung Sate bisa mampir ke museum. Dengan membayar Rp 5.000, wisatawan dapat mempelajari sejarah pembangunan di Museum Gedung Sate dengan pendekatan digital. Dan jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Berita terkait

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

6 jam lalu

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

Pakar perjalanan membagikan beberapa tips liburan keluarga

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

19 jam lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Patung Yesus Bukit Sibea-bea Danau Toba Jadi Tujuan Favorit Turis Lintas Agama, Tertinggi di Dunia

4 hari lalu

Patung Yesus Bukit Sibea-bea Danau Toba Jadi Tujuan Favorit Turis Lintas Agama, Tertinggi di Dunia

Patung Yesus Bukit Sibea-bea menjadi salah satu tempat destinasi favorit di kawasan Danau Toba

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

4 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

4 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

6 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

7 hari lalu

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

Sebagai tujuan wisata nasional berkomitmen menjaga destinasi tetap bersih dan nyaman.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

8 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

8 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya