Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Sajikan Kuliner Peranakan

Senin, 3 Februari 2020 22:06 WIB

Menu olahan dari babi sangat digemari dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Panitia menyediakan peta, stan-stan yang menggunakan bahan daging babi dan mana yang tidak. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY yang berlangsung di Kampung Pecinan Ketandan, Yogyakarta, berlangsung mulai 2-8 Februari 2020. Salah satu yang paling menarik tentu kuliner peranakan.

Penyelenggara menyediakan 140 lebih stand kuliner yang bisa langsung ditemui begitu pengunjung masuk menuju Kampung Ketandan. Baik saat masuk dari gerbang utama depan atau dari arah jalan Malioboro, dari arah utara (Jalan Suryatmajan), timur (Hotel Melia) dan selatan (arah Pasar Beringharjo).

Salah satu titik kuliner yang diminati pengunjung adalah Madame Hoo yang menyediakan menu khas peranakan. Berlokasi cukup startegis persis di perempatan tengah Kampung Ketandan, warung dengan nuansa temaram lampion itu menyajikan menu Chinese food -- yang sebagian merupakan olahan daging ayam dan babi.

Di warung Madame Hoo itu, antara lain menyediakan menu ayam kluwak, pindang bandeng, siobak (olahan daging babi dengan kulit renyah), charsiu madu (babi panggang merah), laksa, juga angsio, rica, dan sate babi.

Harga makanan di warung peranakan itu cukup terjangkau. Mulai dari Rp5.000 hingga harga paket Rp50.000. Misalnya pembeli yang ingin mendapatkan menu lengkap bisa memilih menu nasi campur, yang terdiri dari nasi plus lauk beberapa potong siobak, charsiu madu, telur kecap dan sayur daun ketela dengan harga Rp38.000 per porsi.

Advertising
Advertising

Atau jika ingin puas menyantap siobak atau charsiu madu sepiring penuh, pembeli bisa memesan dengan harga Rp50.000 saja per porsi. Sedangkan untuk menu minuman yang cukup favorit berupa es kacang merah.

Untuk minuman itu, pembeli bisa memilig rasa original, matcha, coffee, red velvet, milky juga taro. Kacang merah dalam satu gelas jumbo, porsinya cukup melimpah dengan harga Rp20.000 per gelasnya.

Jika mau merogoh kocek lebih, bisa menikmati minuman es cendol kacang merah durian, dengan harga Rp25.000 per gelas jumbo.

Ada cukup banyak stan yang menyediakan menu peranakan di pekan budaya Tionghoa itu. Yang paling umum menyediakan penganan ringan seperti bakcang, berupa olahan daging ayam atau babi dengan campuran sayur yang dibungkus daun pisang.

Untuk kuliner ringan yang lumayan banyak diserbu tak lain choi pan yakni kudapan asal Kalimantan berbentuk mirip pastel. Isinya berupa bengkuang, talas, maupun kucai dengan campuran ebi atau udang kering.

Kudapan ini disediakan dalam bentuk kukus dan panggang, dengan harga antara lain Rp18.000 untuk lima biji choipan atau Rp40.000 untuk 10 biji choipan.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati kuliner di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, tak perlu bingung mencari lokasi makan. Pasalnya, panitia menyediakan peta seluruh stan di kampung itu. Termasuk juga keterangan mana stan atau lapak yang menyediakan menu olahan babi, dan mana yang tidak.

Ketua Umum Penyelenggara PBTY, Tri Kirana Muslidatun mengungkapkan, PBTY yang digelar setiap tahun ini merupakan rangkaian perayaan Imlek terpanjang di Indonesia. Karenanya diharapkan dapat meningkatkan citra pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2571 tersebut, tema yang diangkat adalah The Cultural Colours of Wonderful Indonesia,” ujarnya.

Menu nasi campur dan kacang merah di Warung Madame Hoo. Warung tersebut menjadi stan yang banyak diminati pengunjung dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Tri menjelaskan PBTY adalah acara tahunan yang memungkinkan masyarakat lebih mengenal akulturasi seni budaya, “Tahun ini tidak hanya seni budaya Tionghoa saja, tetapi Indonesia. Bahkan 75 persen adalah budaya nusantara," ujar istri Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti itu.

Event PBTY di Kampung Ketandan ini diikuti 14 paguyuban Tionghoa dan menampilkan beragam acara, baik pertunjukan, bazar kuliner maupun pameran. "Tujuan kegiatan ini juga untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya Tionghoa. Juga membangun toleransi di Yogyakarta, sehingga benar-benar menjadi city of tolerance," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

1 jam lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

4 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

4 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya