Pasar Keroncong Kotagede, Kemeriahan di Kawasan Kerajaan Mataram

Jumat, 14 Desember 2018 17:05 WIB

Suasana di Kotagede saat pergelaran Pasar Keroncong 2017. (Dok. Pasar Keroncong Kotagede)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Saatnya pecinta dan pemain musik keroncong berkumpul kembali dalam acara tahunan Pasar Keroncong di kawasan Kotagede Yogyakarta. Tahun ini diadakan pada tanggal 15-16 Desember 2018. Tiga panggung dan belasan grup orkestra keroncong akan menghibur penonton dengan mengambil latar belakang Pasar Kotagede.

Dengan mengambil tema Bersatu Kita Keroncong, gelaran Pasar Keroncong ini memang untuk menyatukan kembali berbagai perbedaan dalam iklim politik yang tengah memanas. Sebanyak 14 grup keroncong dari berbagai daerah akan berusaha menyatukan perbedaan mereka dalam satu nafas yakni keroncong.

Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Rose Soetikno menuturkan Pasar Keroncong ini mampu masuk dalam kalender event internasional. Sebab, meskipun Yogya termasuk dalam salah satu destinasi terkemuka di tanah air ternyata jumlah kegiatan yang masuk dalam kalender internasional masih minim. "Saya harap Pasar Keroncong nanti bisa sejajar dengan event lain di Yogya seperti Customfest ataupun Ngayogjazz," ujarnya.

Pemilihan lokasi Pasar Keroncong pun dinilai tepat di Kotagede yang selama ini menjadi Heritage City dan merupakan tonggak budaya Mataram, cikal bakal Yogyakarta.Di sini, banyak potensi budaya tapi belum terlalu populer.

Salah satu grup keroncong yang tampil di panggung Pasar Keroncong Kotagede 2017. (Dok. Pasar Keroncong Kotagede)

Advertising
Advertising

Dalam Pasar Keroncong, sebanyak 14 grup keroncong dari berbagai daerah akan tampil. Seperti Kos Atos dari Malang, Pecas Ndahe dari Solo, SD Muhammadiyah Kleco Kotagede feat Subarjo HS, Keroncong Agawe Santosa, OK Dewa Dewi, OK Kidung Etnosia, Violet Keroncong dari Universitas Negeri Jakarta, OK Sorlem, OK Kidung Etnosia, OK Sinar Nada, OK Jenak Semanak, OK Depsko, OK Pelipur Lara dan Komunitas Keroncong Nusantara.

Tiga panggung untuk gelaran Pasar Keroncong itu di antaranya Panggung Lorring Pasar Kotagede, Panggung Sopingen dan Panggung Kajengan di Kampung Trunojayan.

Penggagas Pasar Keroncong Kotagede, M Natsir mengatakan, hajatan Pasar Keroncong ini sebagai upaya untuk melestarikan musik keroncong yang kini mulai banyak ditinggalkan. Kehadiran musik dangdut dan juga balutan musik modern diakui memang telah membuat musik keroncong kian terpinggirkan. "Nasib seniman keroncong mulai terpinggirkan. Upaya regenerasi musik keroncong seolah terhenti karena tidak ada pementasan keroncong secara reguler dilakukan," ujarnya.

Baca Juga:

Menyeruput Segarnya Jamu Batok di Pasar Kotagede Yogyakarta

Nostalgia, Ini 4 Jajanan Pasar Legi Kotagede Jogja

Keprihatinan terhadap musik keroncong memang cukup beralasan. Di Kotagede misalnya, dulu ada beberapa grup musik keroncong yang eksis menghibur penonton bahkan ada salah satu grup yang cukup terkenal sehingga sering dipanggil mengisi acara di radio ataupun televisi.

Kini, pihaknya berupaya kembali menghidupkan musik keroncong di kawasan Heritage Kotagede. Dengan memberikan panggung pementasan, diharapkan akan semakin banyak generasi muda yang mengenal dan mencintai musik keroncong sebagai salah satu pendukung kebudayaan di tanah air. "Kami juga berharap agar keroncong ini juga menjadi ikon baru di Kotagede sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

19 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

19 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

24 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

37 hari lalu

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

43 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

59 hari lalu

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya