TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan imbauan jelang hari H pelaksanaan Pemilu 2024 yang jatuh pada Rabu, 14 Februari lusa. Sultan berharap pada saat dan setelah Pemilu suasana Yogyakarta tetap adem, meski belakangan diwarnai berbagai aksi, baik dari elemen masyarakat, kampus, dan kelompok masyarakat lainnya terkait dinamika politik.
"Kami berharap kepada masyarakat Yogya, seperti yang pernah saya sampaikan juga dengan para lurah, agar bisa melaksanakan pemilu kali ini dengan rasa damai," kata Sultan di Yogyakarta Senin, 12 Februari 2024.
Sultan mengingatkan, Pemilu bukan sekadar momen menentukan pilihan politik sehingga akan gampang memicu perselisihan.
Kirab budaya pemilu damai di Yogyakarta melintasi Jalan Malioboro Selasa (21/11). (Dok. Istimewa)
"Pemilu juga menjadi ajang bagaimana perilaku budaya masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya untuk menegakkan demokrasi," kata Sultan. "Demokratisasi melalui Pemilu itu bagian dari perilaku budaya masyarakat, bukan ajang untuk saling menghancurkan atau mengalahkan," kata dia.
Kepada semua capres-cawapres peserta Pemilu 2024 yang berturut-turut menyambanginya medio akhir Desember 2023 hingga pertengahan Januari 2024, Sultan HB X juga sempat berpesan agar menjaga pemilu tetap damai.
Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 juga telah dirintis Sultan. Pada Oktober 2023 lalu, sebanyak 7 ribu lurah dan pamong desa se-DIY berkumpul di Monumen Jogja Kembali untuk bersama berikhtiar menjaga Pemilu 2024 damai.
Dalam kesempatan itu, Sultan berpesan pada para lurah dan pamong desa di Yogyakarta agar mewaspadai persaingan antarkontestan Pemilu yang dapat mempertajam polarisasi di masyarakat. Saat itu Sultan pun meminta lurah dan pamong desa bersikap netral serta mengedepan kondusifitas untuk menjaga masyarakat yang berbeda pilihan.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo