Ini Penyebab Kunjungan Turis Cina dan India ke Indonesia Naik
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Tulus Wijanarko
Jumat, 6 April 2018 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tren kunjungan wisatawan asing alias wisman ke Indonesia meningkat tiap tahun. Kementerian Pariwisata mencatat, angka kedatangan turis asing ke Tanah Air pada Januari hingga Februari mencapai 2,3 juta.
Angka ini meningkat 7,99 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Menurut data Kementerian, angka tersebut didominasi oleh kunjungan wisatawan dari lima negara. Diantaranya Cina, Singapura, Malaysia, Timor Leste, dan India.
Baca juga: Sambal Akan Menjadi Primadona dalam Ubud Food Festival
Bali rupanya masih menjadi daya tarik utama wisman datang ke Tanah Air. Angka kunjungan wisman relatif naik pasca-status Gunung Agung di Bali yang sempat erupsi pada akhir tahun lalu dinyatakan aman dan Pulau Dewata kembali dibuka untuk turis.
Faktor naiknya tingkat kunjungan wisatawan bermacam-macam. Secara spesifik, dalam rilis yang diterima Tempo dari Kementerian Pariwisata pada Jumat, 6 April 2018, kunjungan wisman dari dua negara, yakni Cina dan India, meningkat setelah Indonesia melakukan promosi wisata ke dua negara itu.
Khusus India, Indonesia telah membuka rute penerbangan langsung menyasar Kota Mumbay. Penerbangan langsung atau direct flight dibuka oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Sedangkan untuk Cina, Kementerian Pariwisata pada awal tahun lalu menggelar kegiatan promosi di kota-kota besar di negara itu.
Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan meningkatnya angka kunjungan wisatawan ke Indonesia merupakan pertanda baik pasca-peristiwa erupsi Gunung Agung. “Apa pun dinamika yang terjadi terhadap jumlah kunjungan wisman, akan dievaluasi semuanya, ”kata Menpar Arief Yahya.
Adapun jumlah kunjungan wisatawan lima negara tersebut ke Indonesia dirinci sebagai berikut. Turis Cina berjumlah 214.427 kunjungan, Malaysia 205.855, Singapura 125.153, Timor Leste 123.777, dan India 42.680. Jumlah kunjungan wisman yang menggunakan moda transportasi udara (direct flight) mencapai 62 persen, sedangkan yang menggunakan jalur laut (cruise) dan jalan darat atau pintu perbatasan sebanyak 16 persen.