Keseruan Warga Naik Kendaraan Tempur di Yogyakarta

Minggu, 4 Maret 2018 18:33 WIB

Warga menaiki kendaraan tempur dalam peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya, 4 Maret 2018. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta dihibur dengan karnaval sejumlah kendaraan tempur dalam puncak peringatan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Minggu pagi, 4 Maret 2018.

Dalam karnaval itu, sejumlah kendaraan lapis baja dibawa para prajurit TNI melintasi Jalan Malioboro. Kendaraan tempur yang dibawa sedikitnya ada delapan unit. Seperti dua Tank AMX buatan Pindad, Panser Anoa, dan kendaraan tempur lain.

Baca juga: Rasa Eropa di Kampung Prawirotaman Yogyakarta

Para wisawatan dan pengunjung yang beruntung pun diperkenankan ikut diajak naik di atas kendaraan lapis baja itu. Bahkan ada yang diajak masuk di samping kemudi.

“Seneng banget pas kebetulan liburan ke sini terus ada acara ini,” ujar Nurhayati, warga Magelang, Jawa Tengah, yang diajak naik di atas tank AMX bersama suaminya.

Advertising
Advertising

Warga menaiki kendaraan tempur dalam peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya, 4 Maret 2018. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Iring-iringan kendaraan lapis baja itu pun memasuki halaman Benteng Vredeburg disambut marching band dari SMA Taruna Nusantara. Tak hanya TNI, personel dari kepolisian DIY juga membawa iring-iringan pasukan berkuda mengikuti rombongan di belakang kendaraan lapis baja itu. Di belakang pasukan itu ada ratusan prajurit Keraton Yogyakarta ikut mengawal.

Tak kalah seru, sebelum pawai kendaraan lapis baja itu melintas, pengunjung Malioboro dan Vredeburg dihibur dengan aksi teatrikal tentang perang Serangan Umum 1 Maret 1949 dari Paguyuban Wehrkreis (Daerah Perlawanan) Yogyakarta di halaman Vredeburg.

Baca: Tank Bekas Perang Teluk di Irak Dijual Seharga SUV Honda HR-V

Sedikitnya 200 orang terlibat dengan peran yang terbagi menjadi tentara Belanda dan sebagian menjadi pejuang Indonesia. Bunyi petasan dan peluru hampa membuat suasana menjadi mirip perang sungguhan. Ditambah aksi saling berlarian dan menembak dari para pemain teatrikal yang berkostum plus replika senjata menyesuaikan perang saat itu.

Ketua Badan Pengurus Paguyuban Wehrkreis (Daerah Perlawanan) Yogyakarta yang juga ketua panitia acara ini, S. Sudjono, mengatakan peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 diadakan untuk mengenang pahlawan yang gugur dalam peristiwa bersejarah itu.

Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan peristiwa serangan besar-besaran terhadap kota Yogyakarta yang yang direncanakan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih ada.

PRIBADI WICAKSONO

Artikel Lain: Yogyakarta Berencana Menata Ulang Sisi Barat Malioboro

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

20 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

56 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya