Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

Reporter

Antara

Sabtu, 24 Februari 2018 13:42 WIB

Ratusan warga ikuti penyalaan lampion 7 New Hope di Alun-Alun Kidul, Yogyakarta, 20 Oktober 2014. 293 lampion berisi doa dan harapan-harapan masyarakat untuk pemerintahan Jokowi-JK dinyalakan di dua tempat yaitu Titik Nol Kilometer Yogyakrta dan Alun-alun Kidul. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Imlek Light Festival yang menampilkan berbagai bentuk lampion akan menjadi daya tarik baru penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII tahun 2018.

"Kami berharap keberadaan taman lampion ini bisa memberikan suasana yang berbeda kepada pengunjung," kata Humas dan Publikasi Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII, Gutama Fantoni, di Yogyakarta, Rabu, 21 Februari 2018.

Baca juga: Aksi Gendawangan dan Jianzi di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Taman lampion dengan tema Imlek Light Festival akan digelar di Jalan Ketandan Yogyakarta selama penyelenggaraan PBTY XIII yaitu 24 Februari hingga 2 Maret 2018

"Kebetulan ada lahan kosong di Jalan Ketandan yang bisa dimanfaatkan untuk dibuat taman lampion. Luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Kami bekerja sama dengan pihak ketiga untuk penyelenggaraan taman lampion ini," kata Fantoni.

Advertising
Advertising

Pengunjung dikenakan tiket masuk ke taman lampion yaitu Rp 20 ribu per orang. "Pengunjung bisa berfoto atau selfie dengan latar belakang berbagai bentuk lampion yang menarik," ujar Fantoni.

Festival ini juga akan dimeriahkan berbagai kegiatan seni, budaya, dan kuliner khas Tionghoa di sepanjang Jalan Ketandan. "Ada 149 stan dan bazar kuliner di sepanjang Ketandan yang menyajikan beragam menu khas Tionghoa dan Nusantara, salah satunya Lontong Cap Go Meh," katanya.

Pengunjung juga bisa melihat pameran Wayang Potehi di Rumah Budaya Ketandan atau mengikuti pelatihan melukis kepala Wayang Potehi. "Pengunjung bisa membawa pulang hasil karya mereka mengecat kepala wayang dengan mengganti ongkos Rp20.000," ujar Fantoni.

Acara ini dibuka dengan karnaval budaya di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-Alun Utara Yogyakarta pada Sabtu malam, 24 Februari. Karnaval budaya ini diikuti 20 kelompok peserta, mulai dari naga barongsai, maskot shio anjing tanah, drumband dari Akademi Angkatan Udara, wushu, gendawang, dan ondel-ondel dari Taiwan. Naga barongsai yang akan tampil dalam karnaval budaya adalah penampil terbaik dari Jogja Dragon Festival 2018.

ANTARA

Artikel Lain: Sejarah Tumbuhnya Kampung Ketandan Menjadi Pecinan di Yogyakarta

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya