Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mampir ke Dua Gerai Gelato yang Lagi Hits di Yogyakarta

image-gnews
Suasana di Tempo Gelato, Jalan Prawirotaman, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Suasana di Tempo Gelato, Jalan Prawirotaman, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sederet nama gerai gelato bermunculan di Kota Pelajar, Yogyakarta, dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata tempat itu lalu dimanfaatkan sebagai lokasi nongkrong anak-anak muda lokal. Tentu saja masing-masing gerai memiliki ciri khas, baik dari rasa maupun desain tempatnya.

Baca juga: Yuk, Berburu Kuliner dan Barang Lawasan di Yogyakarta

Bila berkesempatan liburan ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke kedai gelato. Dua di antaranya yang paling kondang adalah berikut ini.

Tempo Gelato

Papan “Close” belum berganti “Open” pada libur akhir tahun Desember 2017 lalu, di gerai Tempo Gelato yang berlokasi di Jalan Prawirotaman. Namun antrean pengunjung sudah mengular panjang. Dari luar gerai, 36 sajian krim dingin warna-warni yang dibuat sesuai dengan tradisi orang Italia telah tampak di etalase. Kacanya mengembun lantaran tertiup suhu beku es.

Pukul 11.00 tepat, pintu gerai dibuka oleh pramusaji. Pengunjung seketika menggeruduk. Mereka langsung mengerubungi etalase gelato, memilih rasa kesukaan masing-masing.

Ada macam-macam pilihan. Di antaranya vanilla, cokelat, oreo, spicy chocolate, coconut, goodtimechocolate, matcha tea, nutella, yoghurt, tiramisu, praline, banana chocolate, white chocolate, apricot, kiwi, mangga, buah naga, leci, lemon, coffee caramel, coffee, passion, stroberi, dan salted caramel.

Selain bisa memilih rasa, pengunjung bebas pula menentukan cara menyantap es krim: dengan mangkuk atau cone. Harganya berbeda. Dengan cone dibanderol Rp 25 ribu, sedangkan menggunakan mangkuk dihargai Rp 20 ribu. Dalam sekali santap, pengunjung bisa mengombinasikan dua rasa.

Para pengunjung, yang rata-rata anak muda, memilih makan gelato di sini karena rasanya spesial. “Rasanya lebih pas, enggak terlalu manis. Variannya juga beragam,” tutur Anela Aini, 25 tahun, penikmat gelato, kepada Tempo.

Selain itu, kata Anela, teksturnya lembut. Interiornya juga berkonsep unik, membuat pengunjung betah. Sebab, terdapat ratusan frame berisi potret orang sedang menyantap es krim dari seluruh dunia dalam gerai itu. “Interior seperti ini kan unik banget. Instagram-able,” tuturnya.

Ada pula tiang-tiang lampu, seperti yang terdapat di jalanan Eropa. Pengunjung banyak berfoto di sini. Tak heran kalau kedai kecil tersebut selalu ramai. Meja dan kursinya jarang sekali lowong. Saking banyaknya peminat, Tempo Gelato membuka cabang di Jalan Kaliurang KM 5 dengan bangunan dua lantai.

Alamat: Jalan Prawirotaman Nomor 43, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta

Buka pukul: 11.00-22.00

Harga mulai Rp 20 ribu hingga Rp 115 ribu

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Artemy Italian GelatoGelato cone rasa green tea di Artemy Italian Gelato, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana

Gerai yang berlokasi di Jalan Kranggan ini usianya lebih tua dibanding Tempo Gelato. Kalau Tempo Gelato baru berdiri pada 2015, Artemy Kranggan sudah ada sejak 2011. Bahkan, gerai pertamanya, yang beralamat di Jalan Perwakilan, Malioboro, sudah buka pada 2010.

Tak jauh beda dengan Tempo, Artemy punya gelato dengan varian beragam, meski jumlahnya lebih sedikit. Varian di sini pun lebih dominan mengandung rasa buah-buahan. Misalnya mangga, alpukat, stroberi, dan blueberry. Ada topping tambahan, seperti kacang, rainbow sprinkles, dan chocolate chips, bila pengunjung ingin memperkaya rasa. 

Cara menyantapnya bisa dengan mangkuk, bisa juga dengan cone. Tiap cupgelato dibanderol Rp 11.500 (belum termasuk pajak 10 persen). Sedangkan untuk tambahan topping dikenai biaya Rp 3.000 per topping.

Barangkali karena harganya lebih murah, mahasiswa gemar ke sini. Salah satunya Febriana Dyah, 25 tahun, asal Jombang. “Saya lebih suka ke Artemy karena harganya lebih masuk di kantong. Rasanya juga enggak kalah enak.”

Selain gelato, Artemy menyediakan menu makan berat, seperti chicken wings dan fish and chips. Ada pula dessert berupa cake, seperti brownies. Harganya variatif, mulai Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu.

Alamat: Jalan Kranggan Nomor 58, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta

Buka pukul: 10.00-23.00

Harga mulai Rp 10 ribu

Berita lain:

Mari Menengok Spot Wisata yang Jadi Lokasi Film Silariang

Mereka Sudah Tur ke Antariksa Sebelum Peluncuran Virgin Galactic

7 Ajang Wisata Sepeda yang Menantang di Tahun 2018

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

27 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

36 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

39 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

43 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.


Wisatawan Perlu Tahu, Dua Kawasan di Kota Yogyakarta Ini Jadi Pusat Kampanye Terbuka

22 Januari 2024

Stadion Mandala Krida Yogyakarta (Dok. Pemda DIY)
Wisatawan Perlu Tahu, Dua Kawasan di Kota Yogyakarta Ini Jadi Pusat Kampanye Terbuka

Di Kota Yogyakarta, ada dua tempat yang disiapkan menjadi pusat kampanye terbuka, kemungkinan akan padat.


Yogyakarta Bidik Quality Tourism, Begini Tren Wisata 2024 Menurut Peneliti UGM

18 Januari 2024

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Yogyakarta Bidik Quality Tourism, Begini Tren Wisata 2024 Menurut Peneliti UGM

Selama kurun waktu 2023 jumlah kunjungan di Kota Yogyakarta lebih dari 7 juta wisatawan.