Mengingat Letusan Merapi di Museum Sisa Hartaku

Reporter

Antara

Jumat, 5 Januari 2018 19:58 WIB

Para pengunjung mengamati sejumlah benda yang terkena erupsi Gunung Merapi 2010 dalam wisata "Volcano Tour Merapi" di Museum Sisa Hartaku, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, (29/12). ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sisa Radio Kompo, begitu tulisan dinding di salah satu sudut Museum Sisa Hartaku, yang berada di kaki Gunung Merapi di Dusun Petung, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

Radio itu sudah tidak berbentuk, hanya bekas lelehan kering akibat lahar panas gunung berketinggian 2.930 mdpl itu yang terlihat. Perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, dan sendok, tidak mengkilap lagi. Warnanya berubah menjadi abu-abu, sisa panas erupsi Gunung Merapi, yang terjadi pada 2010.

Baca juga: Agar Tak Tersesat, Perhatikan 5 Hal Sebelum Mendaki Gunung

Museum yang dibuat secara mandiri oleh beberapa warga ini kini menjadi bagian dari destinasi wisatawan ketika ke Merapi. Bangunannya sederhana, dibuat dari sisa rumah yang terkena letusan, tampak dari sebagian temboknya yang hancur dan dinding kamar yang usang.

Di bagian depan museum, terpajang tulang komplet yang terdiri atas bagian kepala, badan, dan kaki hewan ternak sapi milik warga yang terimbas panasnya letusan Merapi. Tulang-tulang itu disusun kembali secara rapi menyerupai bentuk tubuh hewan normal dan berdiri agak miring dengan bantuan kawat-kawat yang mengikat satu sama lain.

Salah satu pemandu di museum ini, yang juga warga sekitar, Edi, mengatakan museum sengaja dibuat untuk menyimpan barang-barang bekas akibat letusan Merapi.

Edi mengatakan museum sederhana itu dibuat saat salah satu warga yang selamat dari bencana mengambil sisa-sisa barang untuk dijadikan pengingat kepada anak cucunya nanti mengenai kedahsyatan bencana Merapi.

"Awalnya, salah satu anggota keluarga korban Merapi sengaja mengumpulkan barang-barang bekas sisa erupsi Merapi di salah satu rumah, tujuannya agar anak cucu mereka kelak mengetahui kedahsyatan bencana itu," kata Edi.

Namun, setelah beberapa barang terkumpul, menurut Edi, beberapa orang yang berkunjung ke Merapi menjadi tertarik, sehingga dibuatlah museum mini di bekas rumah warga. "Ditambah foto-foto yang dipajang di setiap dinding museum," ujarnya. Museum ini sudah masuk ke paket wisata di Merapi.

Pemandu lain, Haryanto, menuturkan, selain mengunjungi Museum Sisa Hartaku, wisatawan bisa mengambil pelajaran di lokasi Bunker, Dusun Kaliadem. Bunker atau ruang bawah tanah yang dibangun di lereng Merapi itu adalah tempat berlindung dari awan panas. Di lokasi itu, kata Haryanto, dua orang ditemukan tewas akibat terjebak lahar panas.

Paket wisata lainnya antara lain menelusuri Bronggang, Argomulyo atau letak Kali Gendol yang sudah dikeruk pasirnya, dan berziarah ke makam Mbah Maridjan di Srunen, Glagaharjo.

ANTARA

Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

9 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

12 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

27 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

34 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

49 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

50 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

59 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya