Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 5 Risiko Pendaki yang Nekat Merambah Puncak Terlarang Merapi

image-gnews
Puncak Gunung Merapi dari area Pasar Bubrah, Boyolali, Jawa Tengah, 21 September 2017. Bagi para pendaki yang ingin mendaki ke gunung dengan ketinggian 2.968 mdpl ini disarankan mendaki dari Pos SAR Barameru di Selo, Boyolali, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Puncak Gunung Merapi dari area Pasar Bubrah, Boyolali, Jawa Tengah, 21 September 2017. Bagi para pendaki yang ingin mendaki ke gunung dengan ketinggian 2.968 mdpl ini disarankan mendaki dari Pos SAR Barameru di Selo, Boyolali, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, Boyolali -Meski termasuk gunung yang populer sebagai destinasi wisata saat libur akhir tahun, ada larangan yang perlu diperhatikan para pendaki di Gunung Merapi. Setelah terjadi erupsi pada 2010, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) melarang pendaki merambah ke puncak Merapi.

“Sebab, di puncak masih banyak material vulkanik yang mudah longsor karena struktur tanah yang labil,” kata Kepala Resor Selo BTNGM, Suwiknya, Jumat, 15 Desember 2017. Larangan mendaki sampai ke puncak Merapi semakin diperketat setelah insiden jatuhnya Erri Yunanto, pendaki asal DIY, ke dalam kawah pada Mei 2015.

Baca juga: Ingin Mendaki? Kenali Karakter 10 Gunung di Pulau Jawa Ini

Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Semarang, Agung Hari Prabowo, mengimbau pendaki yang hendak mengisi libur akhir tahun di Merapi agar mematuhi aturan batas akhir pendakian hanya sampai di Pasar Bubrah, sekitar satu kilometer dari puncak.

“Kalau melanggar bisa tersesat dan merepotkan banyak orang,” kata Agung saat ditemui Tempo di basecamp SAR Barameru di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Menurut Ketua SAR Barameru, Bakat Setiawan, sedikitnya ada lima risiko yang mengadang pendaki jika nekat sampai ke puncak Merapii.

1. Sulit Mencari Jalan Turun

Tidak ada jalur pendakian resmi dari Pasar Bubrah ke puncak Gunung Merapi. Pendaki pemula yang belum berpengalaman berisiko salah menentukan arah saat turun dari puncak. “Karena tidak menemukan Pasar Bubrah, pendaki pemula mulai panik. Inilah fase awal mereka tersesat,” kata Bakat yang akrab disapa Lahar.

2. Terperangkap Kabut

Dalam kondisi cuaca ekstrim seperti sekarang, kabut tebal bisa mengepung kawasan puncak Merapi sepanjang hari. Akibatnya, jarak pandang hampir nol meter. Adapun suhu udaranya berkisar 17 - 20 cerajat celcius. “Melihat telapak tangan sendiri saja susah, apalagi mencari jalan turun,” kata Bakat.

3. Terjebak Badai

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hujan dan badai termasuk rintangan alam yang terberat bagi pendaki yang berada di ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). “Saat terjadi badai, suhu udara di puncak Merapi bisa menurun drastis jadi  11 - 15 derajat celcius,” kata Bakat.

4. Kehabisan Bekal

Demi meringankan pendakian menuju puncak, pendaki biasanya meninggalkan ransel di tenda yang didirikan di Pasar Bubrah. Mereka hanya membawa air dan makanan ringan secukupnya. Walhasil, jika tersesat, pendaki akan kesulitan bertahan dalam jangka waktu lama.

5. Hilang Kontak

Jangan berharap bisa mudah menggunakan telepon seluler untuk meminta pertolongan saat tersesat di puncak gunung. Maka pendaki pemula disarankan bersama teman yang sudah berpengalaman atau ikut dalam rombongan. “Kalau dia terpencar dan tersesat, ada orang lain yang bisa mencari pertolongan,” kata Bakat.

Berita lain:

5 Alasan Enaknya Berkeliling Eropa dengan Kerata Api

Cuaca Ekstrim Libur Akhir Tahun Tak Perlu Batal, Ini Tipnya

Libur Akhir Tahun, Catat Daftar Soto Enak di Nusantara Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

13 jam lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

9 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

25 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

25 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

27 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

34 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

37 hari lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

46 hari lalu

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

55 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava 143 kali ke arah selatan dan barat daya sejak sejak 26 Januari - 1 Februari 2024.


Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

22 Januari 2024

Warga membersihkan mobilnya yang terkena abu vulkanik Gunung Merapi di Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, 21 Januari 2024. Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada (21/1) pukul 14:12 WIB dengan jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya dan sejumlah wilayah lereng timur terdampak hujan abu vulkanik. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

Terkait kondisi terkini di Gunung Merapi, pemerintah setempat telah mengeluarkan beberapa rekomendasi.