Rawon Nguling, Rawon di Tapal Batas

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 18:20 WIB

Rumah makan Rawon Nguling. TEMPO/David Priyasidharta

Rofik mengatakan kebiasaan yang masih tetap dipertahankan dari warung ini sejak dulu adalah jajanan tradisional. "Pisang goreng, tahu petis, sejak dulu sampai saat ini masih kami sediakan," katanya.

Restoran Rawon Nguling saat ini telah berusia 73 tahun dari sejak warung ini mulai dirintis pada 1942. Saat ini, jumlah karyawannya sebanyak 45 orang yang rata-rata sudah bekerja sejak puluhan tahun lalu. Warung buka pada pukul 05.00 WIB dan tutup pada 21.00 WIB. Kapasitas warung saat ini sekitar 250 tempat duduk. "Ruang ber-AC berkapaitas 40 kursi. Ruag biasa sekitar 200-an kursi," katanya.

Menurut Rofik, setiap hari memasak sekitar 150 kilogram daging sapi. "Setiap hari, sekitar 1.000 piring terjual," katanya. Rofik juga mengatakan proses memasak rawon sampai saat ini masih mempertahankan kebiasaan yang dulu. "Masih memakai bahan bakar kayu saat memasaknya," kata dia. selain itu, bahan baku seperti kluwek didatangkan dari daerah di kaki Gunung Semeru di Lumajang. "Dekat Piket Nol, Lumajang, kluweknya berasal," kata Rofik.

Pelanggan Rawon Nguling saat ini, kata Rofik memiliki ikatan emosional. "Banyak yang cerita kalau dulu pernah diajak ayahnya atau kakeknya makan di Rawon Nguling. Dan saat ini mereka mengajak anak-anaknya atau cucunya makan di Rawon Nguling," ujar dia. Ribut, salah satu pelanggan Rawon Nguling mengatakan sangat menikmati makanm di Rawon Nguling. "Tempatnya nyaman. Irisam daging rawonnya besar-besar. Empalnya empuk," kata Ribut, warga Lumajang kepada TEMPO.

Restauran Rawon Nguling bisa dijangkau dengan alat transportasi apa saja yang melewati jalur utama Pasuruan-Probolinggo. Dari Surabaya, bisa ditempuh dengan bis antar kota dalam propinsi dari Terminal Bungurasih, Sidoarjo. Perjalan bis memakan waktu sekitar tiga jam paling lambat. Sedangkan dari Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo, tak lebih dari 30 menit. Kernet bis lebih karib mengenal Rawon Nguling ini sebagai Warung Lumayan. Bis akan persis berhenti depan warung ini.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

26 September 2022

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

Julukan Paris van Java untuk Kota Bandung mulai mencuat ketika acara Kongres Internasional Arsitektur Modern di Swiss pada Juni 1928.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

25 September 2022

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

Herman Williem Daendels meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang memindahkan ibu kota kabupaten melalui surat tanggal 25 Mei 1810.

Baca Selengkapnya

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

12 Februari 2018

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

Pada Cap Go Meh, arak-arakan joli yang diikuti liong dari kelenteng-kelenteng itu ada yang melewati jalan Daendels.

Baca Selengkapnya

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

28 Mei 2015

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

Nyaris tak ada jejak kejayaan pelabuhan di ujung Jalan Raya Pos Daendels ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

27 Mei 2015

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

Tren lukisan di bak truk bergeser ke model stiker. Tetap khas dengan gambar nakal dan kalimat jail.

Baca Selengkapnya

Kisah Mayat di Alas Roban

27 Mei 2015

Kisah Mayat di Alas Roban

Jalan Daendels membelah Alas Roban yang terkenal angker dan rawan kejahatan. Jadi tempat pembuangan mayat.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

27 Mei 2015

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

Prostitusi di jalur Pantura tumbuh sejak zaman Belanda. Titik lokalisasi mengikuti tempat istirahat para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

27 Mei 2015

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

Jadi alat untuk menghukum penduduk karena jembatan tak kunjung selesai

Baca Selengkapnya

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

27 Mei 2015

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

Korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos diperkirakan juga dikubur langsung di sekitar Cadas Pangeran.

Baca Selengkapnya

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

27 Mei 2015

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

Di kota kelahirannya sendiri, Hattem, jejak jenderal bertangan besi ini hanya terdapat di Museum Voerman, museum sejarah Kota Hattem.

Baca Selengkapnya