Rawon Nguling, Rawon di Tapal Batas

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 18:20 WIB

Rumah makan Rawon Nguling. TEMPO/David Priyasidharta

Mulai berkembang pesat ketika diteruskan oleh generasi ketiga yakni lima anak dari almarhum suami-istri M Dahlan dan Fatimah Dahlan. Rofik mengatakan awalnya warung tersebut bernama Warung Lumayan (Loemajan) ketika dikelola generasi kedua. Warung sudah permanen kendati bentuknya masih kuno. Saat itu kendaraan-kendaraan truk material, bis (Damri) banyak berhenti untuk makan di warung ini sekitar 1970-an.

"Ini juga menjadi tempat transit jamaah haji yang selalu diangkut bis Damri. Warung ini jadi pangkalan bis Damri saat itu," ujar dia. Saat itu masih jarang kendaraan pribadi yang berhenti di warung ini.

Sekitar 1985, warung yang mulanya dinamakan Warung Loemayan, kemudian berganti nama menjadi Rawon Nguling. "Sebutan rawon Nguling ini berasal dari sebutan pengunjung sendiri," katanya.

Sejarah nama Rawon Nguling ini ternyata dari getok tular antara pengunjung kepada orang lainnya yang menginformasikan bahwa dan rawon yang enak di dekat Pasar Nguling. "Akhirnya jadilah nama Rawon Nguling itu," kata dia. Bahkan keluarga kemudian mempatenkan nama Rawon Nguling ini.

Di tangan generasi ketiga ini, warung Rawon Nguling tidak hanya menyajikan rawon sebagai menu harian. Ada beragam menu lainnya seperti Kare, Pecel, Sup, Soto, Krengsengan Kambing serta beberapa menu lainnya. Pada 1989, warung dibongkar secara total dan dibangun warung baru yang lebih besar. "Karena warung masih dalam pembangunan, akhirnya rumah tinggal yang dijadikan warung sementara waktu saat itu," kata Rofik. Pembongkaran warung dilakukan untuk memperbesar warung.

Selesainya warung ini diwarnai duka yang menyelimuti keluarga. H M Dahlan meninggal tak lama setelah warung selesai dibangun dan menjadi lebih besar. Seiring bertambah besar dan terkenalnya warung Rawon Nguling, pengunjung yang datang tidak hanya dari kalangan supir truk, penumpang bis hingga kendaraan pribadi saja. Pejabat negara, tokoh politik, tokoh nasional serta artis atau seniman nasional juga pernah berkunjung untuk menikmat nasi rawon Nguling.

Berita terkait

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

26 September 2022

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

Julukan Paris van Java untuk Kota Bandung mulai mencuat ketika acara Kongres Internasional Arsitektur Modern di Swiss pada Juni 1928.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

25 September 2022

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

Herman Williem Daendels meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang memindahkan ibu kota kabupaten melalui surat tanggal 25 Mei 1810.

Baca Selengkapnya

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

12 Februari 2018

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

Pada Cap Go Meh, arak-arakan joli yang diikuti liong dari kelenteng-kelenteng itu ada yang melewati jalan Daendels.

Baca Selengkapnya

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

28 Mei 2015

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

Nyaris tak ada jejak kejayaan pelabuhan di ujung Jalan Raya Pos Daendels ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

27 Mei 2015

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

Tren lukisan di bak truk bergeser ke model stiker. Tetap khas dengan gambar nakal dan kalimat jail.

Baca Selengkapnya

Kisah Mayat di Alas Roban

27 Mei 2015

Kisah Mayat di Alas Roban

Jalan Daendels membelah Alas Roban yang terkenal angker dan rawan kejahatan. Jadi tempat pembuangan mayat.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

27 Mei 2015

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

Prostitusi di jalur Pantura tumbuh sejak zaman Belanda. Titik lokalisasi mengikuti tempat istirahat para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

27 Mei 2015

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

Jadi alat untuk menghukum penduduk karena jembatan tak kunjung selesai

Baca Selengkapnya

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

27 Mei 2015

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

Korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos diperkirakan juga dikubur langsung di sekitar Cadas Pangeran.

Baca Selengkapnya

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

27 Mei 2015

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

Di kota kelahirannya sendiri, Hattem, jejak jenderal bertangan besi ini hanya terdapat di Museum Voerman, museum sejarah Kota Hattem.

Baca Selengkapnya