TEMPO.CO , Kediri: Bagi sebagian besar masyarakat Jawa Timur, mengkonsumsi tempe penyet menjadi kebiasaan sehari-hari. Selain murah dan nikmat, makanan ini tersedia di hampir semua warung makan di pinggir jalan.
Tak heran jika dalam waktu singkat makanan ini berkembang dan bermetamorfosis ke dalam bentuk lain seperti telur penyet, teri penyet, lele penyet, hingga ayam penyet. Masih bertumpu pada sambal terasi dan lalapan sebagai ciri khas tempe penyet, menu ini menyandingkan ikan yang bercita rasa gurih dengan sambal pedas di atas layah, sebuah wadah menyerupai piring dengan lekukan lebih dalam yang terbuat dari tanah liat.
Untuk urusan ini, ayam penyet Suroboyo bisa menjadi alternatif pilihan pecinta makanan penyet. Restoran yang berada di Jalan Soekarno Hatta Kediri ini menjanjikan sensasi ayam penyet yang tak dimiliki rumah makan lainnya. "Rasanya sangat Jawa Timur," kata Weny Riza, pelancong asal Jember yang mampir di rumah makan itu, Sabtu, 5 Mei 2012.
Sebagai pecinta kuliner, khususnya makanan penyet, Weny memiliki penilaian sendiri dengan ayam penyet Suroboyo. Baginya, makanan ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan ayam penyet lain yang pernah dicicipi. Di antaranya adalah bumbu racikan yang diselipkan ke bagian potongan ayam untuk memikat lidah konsumen. Hal ini cukup unik mengingat biasanya bumbu itu hanya dilekatkan pada daging ayam sesaat sebelum dimasak. Biasanya ayam dicelupkan dalam cairan bumbu sebelum digoreng.
Terobosan ini membuat cita rasa ayam penyet Suroboyo lebih kuat. Sebab bumbu yang terselip di antara bagian daging dan tulang ayam bisa dirasakan secara langsung sebagai penguat rasa.
Tak hanya jurus memasak, tampilan ayam penyet ini juga berbeda. Jika biasanya komposisi layah akan diisi sambal terasi, potongan ketimun, kubis, dan beberapa lembar daun kemangi, tidak demikian dengan ayam penyet Suroboyo. Bahan-bahan itu masih ditambah kecambah, kacang panjang, potongan cabe hijau sebagai lalapan, dan dua potong tempe goreng. Sedangkan menu sambal terasi juga digusur dengan sambal hijau yang biasa ditemukan di rumah makan Padang.
Alhasil, racikan tersebut membuat ayam penyet ini terasa spesial. Didukung dengan daging ayam yang empuk hingga ke tulang, makanan ini pantas disejajarkan dengan menu utama restoran berbintang. "Ayam penyet elite," kata Weny.
Dan sebagai jurus pamungkas, seporsi nasi uduk dan jus tomat melengkapi racikan ini menjadi sempurna. Nasi uduk yang punel dan gurih dengan taburan bawang goreng dinilai paling pas mendampingi ayam penyet yang gurih dan pedas.
Namun dia mengingatkan bagi penderita darah tinggi atau penyakit lain yang bermusuhan dengan garam, agar membatasi mengkonsumsi ayam ini. Sebab sebagian pengunjung berpendapat cita rasa ayam penyet Suroboyo ini cenderung lebih asin dibandingkan ayam lainnya. Namun untuk ukuran warga Jawa Timur racikan ini cukup pas.
Tak hanya ayam penyet yang menjadi gacoan rumah makan ini. Sederet menu lain seperti bandeng penyet, gurame, nila, dan udang goreng cukup memikat pula. Harganya pun tak terlalu mahal dengan kisaran Rp 8.000 - 14.000. "Rasa restoran harga kaki lima," kata Alam, salah satu karyawan ayam penyet Suroboyo.
Menurut dia, animo masyarakat Kediri terhadap menu kreasinya cukup besar. Dia optimistis bisnis kuliner berbasis makanan rakyat seperti ayam penyet ini akan tetap terbuka.
HARI TRI WASONO