TEMPO.CO , Jakarta -- Meski keberadaan piramida masih diragukan, Gunung Sadahurip tetap bisa dijadikan lokasi wisata. Masyarakat bisa mengenal geologi dari gunung ini.
Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sujatmiko adalah seorang yang menentang keras dugaan piramida di perut Sadahurip. Menurut dia gunung ini terbentuk oleh desakan magma yang perlahan, sehingga membentuk struktur limas.
Namun ia tak menafikkan tingginya minat masyarakat akan keberadaan piramida. Apalagi ia menyaksikan langsung ratusan orang berkumpul di puncak Sadahurip setelah isu ini berkembang.
"Ini menunjukkan masyarakat mencintai gunung," kata dia di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012.
Lalu bagaimana cara mengkompromikan kealamian Sadahurip dengan minat masyarakat ini? Sujatmiko mengusulkan Pemerintah Kabupaten mempertahankan mitos piramida di dalam gunung. Hal ini dianggap wajar karena banyak lokasi wisata di dalam dan luar negeri ramai dikunjungi karena adanya mitos. "Mitos piramida akan menarik minat wisatawan," kata dia.
Baca Juga:
Atas alasan ini, ia meminta Bupati Garut agar segera membangun sarana publik di gunung ini. Upaya ini tak perlu menunggu kesimpulan akhir dari Tim Bencana Katastropik Purba yang masih mempelajari kemungkinan keberadaan piramida di balik Sadahurip.
ANTON WILLIAM
Berita Terkait
Magis Piramida di Gunung Padang
Teras Piramida di Gunung Padang Sejak 6700 Tahun
Bagaimana Gunung Sadahurip Terbentuk Alami
Bentuk Piramida Sadahurip Mirip Borobudur
Ini Alasan Ahli Percaya Sadahurip Adalah Piramida
Staf Khusus SBY Bantah Cari Piramida di Gunung
Tim Bahas Piramida Dibentuk Staf Khusus SBY
Ahli: Tak Ada Emas di 'Piramida' Gunung Sadahurip
Benarkah Ada Piramida di Gunung Sadahurip dan Lalakon?