TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah segera memulai pembangunan wahana untuk menjadikan Kota Malino sebagai kota wisata. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Devo Khadda, mengatakan pada tahun ini akan dibangun kebun raya sebagai bagian pengembangan wisata di sana.
"Juga akan dilakukan pelebaran dan peningkatan jalan utama, serta perjanjian kerja sama dengan pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)," kata Devi di Makassar, Senin, 1 Mei 2017. Dia mengungkapkan, Malino akan dikembangkan sebagai kota wisata dengan nama Daerah Wisata Kota Raya Malino.
Wisata Kota Raya Malino nantinya akan dibagi dalam empat zona utama, yaitu zona Asia, zona Amerika, zona Afrika, dan zona Eropa-Australia. Di masing-masing lokasi itu akan dikembangkan wisata dengan ciri khas tanaman dan bunga sesuai dengan nama benuanya. Seperti bunga tulip khas Belanda (Eropa) dan bunga sakura khas Jepang (Asia).
Selain itu, Devo mengemukakan, kawasan Malino akan mengembangkan kebun raya, taman keragaman hayati (Kehati), taman safari, bumi perkemahan dan lokasi pendidikan religi, pusat agrobisnis, perkebunan, dan peternakan.
Malino dinilai strategis untuk dikembangkan karena memiliki banyak daya tarik, baik kondisi iklim mikronya yang sejuk maupun sejarahnya yang selalu menjadi lokasi perundingan perdamaian.
Selain itu, Malino telah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lebih siap untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata nasional yang diperuntukkan bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Wakil Presiden M. Jusuf Kalla menyatakan dukungannya kepada pemerintah daerah melalui Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Gowa Adnan Puritcha Ichsan untuk mengembangkan pariwisata Malino. Kalla, menurut Devo, mengungkapkan dukungan atas pengembangan obyek wisata itu saat berkunjung ke Malino pada Minggu, 30 April 2017, bersama Syahrul dan Adnan.
Devo menjelaskan, dalam kunjungan kerja ke Malino, Kalla, Syahrul, dan Adnan telah melakukan rapat terbatas membahas pembangunan wisata di wilayah tersebut bersama unsur terkait, di antaranya dinas di sektor kehutanan, lingkungan hidup, bina marga, pertanahan, dan pariwisata.
Kalla sendiri mengaku telah menghubungi beberapa kedutaan besar negara sahabat untuk membantu mewujudkan rencana tersebut.
ANTARA