TEMPO.CO, Jakarta - Pakar arsitektur dan kecagarbudayaan Krisprantono mengatakan orisinalitas kawasan Kota Lama Semarang harus dijaga sebagai salah satu syarat untuk dinyatakan sebagai world heritage. "Perlu penelitian lebih lanjut untuk menggali orisinalitas kawasan Kota Lama," kata dia disela diskusi bertema "Menghidupkan Kota Lama" di Semarang, Senin, 17/4.
Baca juga; Bulan Mei, Becak Wisata akan Beroperasi di Kota Lama Semarang
Penelitian itu termasuk mengenai jalur perdagangan gula dunia yang dipilih sebagai tema revitalisasi kawasan itu. Sealin itu, kata, kata pengajar Fakultas Arsitektur Unika Soegijapranata Semarang ini, basis perdagangan dengan kawasan sekitarnya, seperti Kauman dan Pecinan juga digali.
"Keunikannya tidak boleh sama dengan kawasan lain. Ini sebenarnya momentum untuk mendapatkan status itu dan masuk daftar UNESCO," kata Tim Ahli Cagar Budaya Jawa Tengah itu.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan pembenahan terus dilakukan di Kota Lama tanpa menghapus nilai sejarah dan orisinalitas bangunan. Untuk menjadikan kawasan Kota Lama sebagai "world heritage", diakuinya, perlu beberapa tahapan yang terus dikebut, seperti penyerahan dokumen-dokumen untuk dikirimkan ke UNESCO.
"Kalau lolos, pada 2019 mendatang bisa masuk jadi nominasi. Harapan kami, 2020 bisa menjadi 'world heritage'," kata Ita, sapaan akrab Hevearita yang jug Wakil Wali Kota Semarang itu.
Baca juga: Pemerintah Pusat Turun Tangan Menata Kota Lama ...
Untuk revitalisasi kawasan Kota Lama Pemerintah Kota Semarang mendapatkan bantuan dari PEMERINTAH pusat sebesar Rp40 miliar. sEDANGKAN DARI Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp5 miliar.
"Kami akan memaksimalkan dana yang ada meski dalam DED (detail engineering design) 'masterplan' penataan kawasan Kota Lama dibutuhkan anggaran sebesar Rp66 miliar," kata Ita.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Umi Surotud Diniyah menilai pengembangan Kota Lama Semarang harus bisa menciptakaan nuansa khas tempo dulu dengan mengutamakan konservasi.
"Ya, butuh keikutsertaan para pemilik bangunan untuk ikut merawat dan memfungsikan aset yang dimilikinya di Kota Lama Semarang agar kawasan ini bisa kembali hidup," kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sejauh ini, kata Umi, upaya Pemkot Semarang menata kawasan Kota Lama sudah cukup baik, terbukti dengan mulai hidupnya kawasan itu dan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung.
ANTARA