TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,tak mau ketinggalan mengemas kegiatan budaya untuk menarik wisatawan. Pada hari Jumat esok (17/2) akan digelar kirab "Boyongan Replika Saka Sipanji" sepanjang 16,4 melalui jalur utama Banyumas-Purwokerto. "Ini untuk menarik wisatawan berkunjung ke sini," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Banyumas Joko Wiyono, Kamis
Kirab tersebut digelar dalam rangka Hari Jadi Ke-446 Kabupaten Banyumas yang jatuh pada tanggal 22 Februari. Kirab dimulai pukul 15.00 WIB dari halaman Pendopo Duplikat Sipanji, Kecamatan Banyumas, menuju Pendopo Sipanji di Purwokerto.
Berita lain: Hamparan Keindahan Dari Puncak 4G Gunung Gentong
Kirab "Boyongan Replika Saka Sipanji" menggambarkan peristiwa pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas yang semula di Banyumas, pindah ke Purwokerto pada masa Pemerintahan Adipati Arya Sudjiman Gandasubrata (bupati ke-20) pada tahun 1937.
Esok, sebelum kirab dilakukan acara ziarah ke makam Bupati pertama Banyumas Djoko Kahiman dan pagelaran wayang ruwat.
Joko mengatakan kirab yang baru digelar untuk kedua kalinya itu berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu "Boyongan Replika Saka Sipanji" dilakukan menggunakan mobil antik. "Tahun ini dilakukan secara estafet dengan berjalan kaki."
Menurut Joko itu untuk menunjukkan semangat gotong royong yang ada pada diri warga Banyumas.
Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Suwondo mengatakan Kirab "Boyongan Replika Saka Sipanji" dilaksanakan dengan cara sambatan atau "rengos".
Berita lain: Saat Kawalu, Perkampungan Baduy Dalam Tertutup Bagi Turis
Nantinya, saka yang diboyong dari Banyumas sebanyak tiga batang. "Satu saka seakan-akan sudah dibawa dari arah berbeda dan bertemu di Alun-Alun Purwokerto dari arah barat," kata Suwondo.
Suwondo mengatakan kirab akan menempuh 16 etape, yakni Jalan Raya Banyumas, Jalan Raya Kalibagor-Sokaraja, Jalan Suparjo Rustam, Jalan Jenderal Soedirman Timur, Jalan Jenderal Soedirman dan berakhir di Pendopo Sipanji Purwokerto.
Dia mengharapkan peserta kirab memakai pakaian adat tempo dulu agar tercipta greget dan terkesan klasik.
ANTARA