TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Baduy Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, akan tertutup bagi wisatawan domestik maupun mancanegara selama tradisi Kawalu. Pelaksanaan tradisi ini akan dimulai tanggal 14 Februari hingga bulan April.
"Kami sudah menyampaikan peringatan bahwa kawasan Baduy Dalam dilarang dikunjungi wisatawan," kata Pemuka Adat yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Rabu. Kawasan Baduy Dalam tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik.
Berita lain: Cap Go Meh Semarang Akan Digelar Di Halaman Masjid ...
Selama Kawalu masyarakat Baduy juga dilarang ke luar daerah maupun kawasan Baduy Luar, seperti di Kampung Kadu Ketug dan Cipiit. Pengumuman pelarangan tersebut nantinya dipasang di pintu gerbang Baduy di Ciboleger.
Tradisi Kawalu adalah salah satu perwujudan keyakinan relegius masyarakat Baduy Dalam yang merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Mereka merayakan merayakan hasil panen padi huma. Hal itu diwujudkan dengan berpuasa dan tinggal di rumah.
"Selama melaksanakan Kawalu, kondisi kampung Baduy Dalam sepi karena mereka berpuasa dan memilih banyak tinggal di rumah-rumah," kata Jaro Sija.
Dalam Kawalu masyarakat Baduy Dalam juga memanjatkan doa meminta keselamatan bangsa dan Negara. Juga agar tetap aman, damai, dan sejahtera.
Masyarakat Baduy Dalam membawa hasil bumi untuk diserahkan kepada pemerintah dalam tradisi Seba.
Penggiat Masyarakat Baduy, Asep mengatakan selama Kawalu perkampungan Baduy Dalam tertutup bagi pengunjung, termasuk pejabat daerah ataupun pejabat negara. Setelah perayaan Kawalu, berkahir, pengunjung kembali diperbolehkan mendatangi kawasan Baduy Dalam.
Setelah Kawalu, sebulan kemudian masyarakat Baduy Dalam akan merayakan acara "Seba", yakni mendatangi bupati dan Gubernur Banten dengan membawa hasil-hasil bumi (pertanian). "Setiap Seba mereka membawa hasil pertanian ladang, seperti gula merah, pisang dan petai," kata Asep.
ANTARA