TEMPO.CO- Bandung- Bersama komunitas Aleut dan Best Western Hotel Bandung, kami menapaki satu persatu batas Pecinan sambil berjalan beriringan dengan Ako dan Amoi Bandung. Ako dan Amoi adalah sebutan bagi mojang jajaka dari etnis Tionghoa yang ada di Bandung.
Perjalanan dimulai dari pusat kota atau alun-alun. Warung Kopi Purnama, yang berlokasi di Alkateri di Jalan Asia Afrika Bandung, ini adalah lokasi pertama yang kami kunjungi. Warung ini sudah berdiri sejak 1930, didirikan oleh Yong A Thong seorang etnis Tionghoa asal Medan yang hijrah ke Bandung dan memperkenalkan kopi Tiam di kawasan tersebut.
Buka mulai pukul 07.00 sampai 22.00 WIB, Warung Kopi Purnama menyajikan banyak menu makanan dan minuman untuk sarapan atau bersantai. Semua bisa dinikmati sambil merasakan suasana homey khas Tionghoa. Saat ini usaha Warung Kopi Purnama dikelola oleh generasi ke-4.
Baca juga: Rayakan Imlek? Sambangi 5 Tempat Makan Istimewa Ini
Selanjutnya ke kawasan Bancey mengunjungi Pabrik Kopi Aroma. Sepintas bangunan yang terlihat sudah cukup tua, ini tidak seperti pabrik atau coffee shop pada umumnya. Namun jika melewati jalan tersebut, aroma kopi yang kuat akan langsung membuat Anda mencari asal aroma tersebut. Berdiri sejak 1930 oleh Tan How Sian, kini usaha kopinya sangat terkenal dan banyak dicari masyarakat.
Buka sejak pukul 08.00, pabrik dan toko kopi yang kini dikelola oleh generasi kedua yaitu Widyapratama, selalu ramai pengunjung, bahkan jika ingin membeli kopi atau biji kopinya, Anda harus rela antre berjam-jam. Atau datanglah lebih awal. Salah satu pembeli setianya adalah Nany (52) ia rela menunggu di depan toko yang belum buka agar tidak harus mengantre lama.
"Suami, anak juga tamu suka sama kopi yang saya beli di sini jadi saya selalu datang awal sebelum toko buka ya buat beli kopi, kalo sudah siang antreannya bisa panjang sampai ke jalan," ujar Nany, Ketika ditemui di jalan Banceuy, Selasa 24 Januari 2017.
Pecinan Lama, jalan ini berada tepat di samping jalan Banceuy dan mengarah langsung menuju Pasar Baru, di lokasi ini Anda bisa melihat salah satu bangunan lama khas Tionghoa yang masih berdiri.
Selanjutnya: Menyusuri Pasar Baru dan Baba Kuya