Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sate Maranggi Cijengkol, Rasanya Pedo dan Bikin Ketagihan

image-gnews
Sate maranggi Cijengkol, Subang. TEMPO/Nanang Sutisna
Sate maranggi Cijengkol, Subang. TEMPO/Nanang Sutisna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda penikmat sate maranggi? Agaknya belum afdol jika anda belum merasakan sate maranggi Cijengkol, Subang, Jawa Barat. Sate maranggi Cijengkol memiliki rasa yang lebih pedo begitu pun teksturnya lebih sip dibanding sate maranggi lainnya.

Penikmat sate maranggi asal Jakarta, Zenal Mutaqin, yang mengaku sudah berlangganan sejak setahun terakhir, mengatakan, sate maranggi Cijengkol, rasanya lebih gurih dan renyah. "Bumbu rempah-rempah terasa sekali. Hasil bakaran dagingnya juga terasa lebih empuk," ia menjelaskan.

Kecuali iti, bumbu kecap yang diracik dengan ulekan cabai rawit merah dipadupadankan bawang merah dan jeruk limau atau jeruk sambel, menambah dahsyatnya cita-rasa sate maranggi Cijengkol.

Tempat buat menaruh bumbu kecapnya yang menggunakan alat tradisional coet terbuat dari tanah merah yang tampak antik juga ikut mendorong gairah para penikmatnya buat segera menyantapnya.

Ada dua cara agar sate maranggi Cijengkol lebih mak nyus disantap. Pertama, dengan cara memumurinya dengan bumbu kecap di atas piring nasi atau dengan cara mencemplungkan tusukan sate marangginya langsung ke dalam bumbu kecap di dalam coet.

"Saya sih lebih memilih menyemplungkannya ke bumbu kecap dalam coet, bumbunya terasa lebih meresap," ujar Adji, penikmat sate maranggi asal Bandung. "Saat dikunyah lebih rasanya lebih pedo."

Adji mengaku sekali menyantap sate maranggi Cijengkol minimal 20 tusuk. Zenal lebih lahap lagi. "Bisa sampai 40 tusukan, tuturnya, sambil tertawa ngakak. Keduanya mengaku dari pengalamannya berburu sate maranggi, baru sate maranggi Cijengkol yang bisa memuaskannya. "Belum ada yang bisa nandingin," Zenal menegaskan.
Tak cukup hanya menyantap di tempatnya, keduanya juga mengaku biasa

membungkus sate maranggi buat oleh-oleh keluarganya. "Sampai di rumah, rasa daging sate maranggi dan bumbunya tetap sama. Nggak berubah seperti sate maranggi di tempat lain," Zenal mengimbuhkan.

Asep, seorang pekerja di warung sate maranggi Cijengkol mengatakan, sesungguhnya tak ada yang berbeda soal bumbu dan cara bakar daging sate maranggi Cijengkol dengan maranggi lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bumbu dasarnya sebelum dibakar ya asam, garam plus gula aren. Hanya saja, kami memang pakai gula aren yang asli buatan sendiri," Asep menjelaskan. Soal bumbu kecapnya juga sami mawon. "Mungkin, ulekan cabe rawit campur bawang merahnya yang bikin rasanya jadi unik."

Ke mana anda harus memburu sate maranggi Cijengkol? Gampang saja, jika anda warga Jakarta dan sekitarnya berwisata ke sejumlah destinasi wisata di Subang dengan menggunakan jalan tol Jakarta-Cikampek-Purbaleunyi keluar pintu gerbang Ciganea/Jatiluhur, anda tinggal menyusuri jalur Pasar Rebo, Purwakarta-Pasawahan-Wanayasa-Kiara Pedes-Serang Panjang.

Nah, seandainya di jalan raya Serang Panjang, pelankan pacu pedal gas mobil anda, alihkan perhatian ke kiri jalan. Sekitar dua kilometer dari turunan perkebunan sawit, anda pasti menemukan warung sate maranggi Cijengkol. Tempatnya sederhana, tetapi lumayan bersih.

Jika anda berasal dari daerah Bandung dan sekitarnya, buat mencapai warung sate maranggi Cijengkol bisa menggunakan ruas Ciater-Jalan Cagak. Dari perempatan Jalan Cagak masuk ke arah kiri lalu menyusuri jalan raya Sagalaherang dan akhirnya sampai di jalan raya Cijengkol, Serang Panjang, dimana lokasi warung sate maranggi Cijengkol berada.

Buat memanjakan para pelanggan dan penikmat sate maranggi Cijengkol, pemilik sate mranggi Cijengkol juga sudah membuat cabang tepatnya di jalan raya Cijambe -Tambakan-Jalan Cagak. Lokasi ini lebih mudah dijangkau para pengguna sate maranggi asal Jakarta dan sekitarnya yang menggunakan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Begitu anda keluar dari pintu gerbang Cilameri, Subang, anda bisa langsung tancap gas menuju jalan raya Cijambe-Tambakan yang berjarak sekitar 10 kilometeran. Di warung sate maranggi Cijengkol anda bisa merasakan dan memanjakan diri santap sate maranggi yang sesungguhnya.

NANANG SUTISNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

2 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

11 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

12 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

13 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

14 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

17 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

18 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

26 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

28 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

31 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah