TEMPO.CO, Malang - Papan larangan mandi dan berenang sudah dipasang di semua obyek wisata pantai selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang selama ini jadi favorit dikunjungi wisatawan.
Wisatawan pun sudah sering diingatkan untuk tetap waspada dan tidak mendekati perairan saat ombak sedang besar. Namun, masih saja ada wisatawan yang celaka baik hidup maupun meninggal karena diseret maupun digulung ombak laut. Peringatan dan larangan dibuat karena biasanya ombak pantai selatan terkenal besar dan ganas sepanjang Desember sampai Mei.
Seharusnya peringatan itu diindahkan Susiana dan rombongan agar liburan akhir pekan mereka di Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, menjadi liburan yang menyenangkan. Namun, gadis berusia 20 tahun, penduduk RT 01 RW 01, Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, malah ditemukan tewas pagi tadi.
Kepala Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Nyoto Gelar mengatakan, Susiana dan rombongan tiba di Pantai Bajulmati pada pukul 05.30 WIB. Mereka mengendarai tiga mobil yang diperkirakan berisi 20 orang. Pukul 07.30, Susiana dan tujuh kawannya berfoto-foto bareng. Pada foto pertama ombak masih kecil. Ketika sesi foto kedua, ombak tinggi menelan dan menggulung tujuh orang itu.
“Tapi yang enam orang bisa menyelamatkan diri. Sedangkan dia (Susiana) terseret dan tergulung ombak dan tak lama kemudian ditemukan tewas mengambang sejauh 400 meter dari lokasi kejadian,” kata Nyoto.
Menurut Nyoto, jenazah Susiana langsung dibawa ke RSUD dr Sjaiful Anwar di Kota Malang untuk diotopsi. Polisi memeriksa seluruh anggota rombongan yang semobil dengan Susiana. Mereka tiba di Pantai Bajulmati tanpa memberi tahu pada petugas penjaga pantai. Mereka pun diduga mengabaikan papan peringatan dilarang mandi dan berenang.
“Sekarang kan musim barat. Kecepatan anginnya saja 20 knot, ombak tinggi sejak Desember tahun lalu sampai sekarang. Harusnya sampai Mei ombaknya mengecil dan kembali normal, tapi kemauan alam kan tak bisa kita duga. Meski kita sudah pasang banner, spanduk, tampaknya kurang diperhatikan pengunjung,” ujar Nyoto.
Susiana bukanlah korban pertama yang tewas di Pantai Bajulmati. Pada 31 Juli 2014, keganasan ombak laut selatan menewaskan dua pemuda asal Jalan Bromo, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, yakni Bayu Hari Mulyo, 21 tahun, dan Antok Lulut Wahyudi, 24 tahun. Dua orang lainnya yang selamat bernama Feri Susanto, 20 tahun, dan Candra, 21 tahun.
Kejadiannya mirip yang dialami Susiana dan kawan-kawan. Empat sekawan itu sempat berfoto narsis sehabis mandi-mandi saat hari mulai gelap. Padahal di lokasi kejadian sudah dipasang tanda larangan mendekat dan berenang di perairan pantai. Saking asyiknya berfoto, tanpa disadari posisi mereka makin ke tengah dan dihantam ombak besar.
Lalu, pada Juni 2009, Hindun Khomairoh dan Aang Prasetyo, pun tewas dalam kejadian sejenis. Ironisnya, Hindun adalah putri Kepala Kepolisian Sektor Gedangan saat itu, Ajun Komisaris M. Ghuffron.
Pantai Bajulmati adalah salah satu pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan setelah Pantai Balekambang, Pantai Sendangbiru, Pantai Ngliyep, dan Pantai Goa Cina. Dari seluruh obyek wisata pantai, hanya Pantai Sendangbiru yang dianggap paling aman dari terjangan ombak besar karena terlindungi oleh keberadaan Pulau Sempu.
ABDI PURMONO